Ch. 41 - Give Up

26 6 5
                                    

Aku memutuskan untuk menyerah. Aku sudah berpikir selama beberapa hari siapa gadis yang harus kupacari agar Yohari mengizinkan Lala untuk bergabung dengab klub film, tapi aku tidak menemukan jawabannya. Aku tidak mau berpura-pura pacaran, pacaran sungguhan juga tidak mau.

Pada akhirnya aku tidak mendatangi Yohari lagi. Aku datang ke perpustakaan dengan semangat yang sudah hilang sepenuhnya.

"Maaf Yukino, aku tidak bisa mengajak Lala."

"Ah, begitu, ya sudah. Aku tidak akan menjadi penulis naskahnya."

"Ya, tidak apa-apa. Terima kasih sudah menerima permintaanku sebelumnya. Aku akan bilang pada senior kalau project filmnya dibatalkan." Aku melangkah pergi meninggalkan perpustakaan.

"Chotto ne Fikri-kun! Joudan da yo! Joudan!"

Aku menoleh ke belakang.

"Aku bercanda, tidak apa-apa, tidak perlu Lala yang jadi heroine keduanya."

"Yukino...." Aku yang sudah hilang harapan tiba-tiba kembali bersemangat.

"Naskahnya sudah setengah jadi, sayang kalau dibatalkan. Heroine keduanya mari kita cari bersama-sama. Bagaimana?"

"Ya, aku setuju!"

"Baguslah." Yukino tersenyum.

"Untuk sekarang, ayo ikut aku ke ruang klub film. Aku ingin memperkenalkanmu pada senior."

"Ehh?! Tidak usah! Aku malu! Aku sedang berjaga di sini."

"Kau bisa menyerahkan tugas ini pada juniormu." Aku melirik gadis yang duduk di sebelahnya.

"Ta-tapi...."

"Kau bilang ingin seperti Angel yang bisa berbaur dengan banyak orang, kan?"

"I-itu... ya sudah, iya. Tapi bareng kamu ya, Fikri." Yukino menatapku sungguh-sungguh.

"Namaku Rifki."

"Sudahlah, namamu tidak penting."

Kami pun berjalan menuju ruang klub film berada. Aku tidak tahu apakah mereka ada di sana pada jam istirahat, tapi setidaknya aku bisa memberitahu Yukino lokasi ruang klubnya tersebut.

Sesampainya di sana, aku dibuat terkaget. Bukan hanya Deanti dan Dio saja yang ada di sana, melainkan juga Lala.

Kami bertemu pandang. Wajahnya tampak cemberut. Dia memalingkan pandangannya lagi dariku.

"Rifki, kau bawa orang baru lagi?" Deanti tampak bersemangat.

"Ini Yukino, gadis yang akan menjadi penulis naskahnya itu."

"Ah, begitu, silakan duduk."

Yukino mengangguk. Duduk di sebelahku yang duduk di sebelah Lala.

"Ah, Rifki. Perkenalkan, ini Lala, dia bilang mau masuk klub film!"

Aku terkaget mendengarnya.

"Be-benarkah itu, Lala?"

"Iya," jawabnya ketus.

Dio menatapku dan Lala.

"Kalian saling kenal?"

"Bukan saling kenal lagi, kami teman dekat, hahaha. Iya kan, Lala?" Aku menoleh ke arahnya.

"Bukan," jawabnya.

Ugh.

Rasanya cukup menyakitkan.

"Ya sudah, berarti sekarang klub film sudah punya enam anggota. Aku, Deanti, Rifki, Alya, Yukino, dan Lala. Tinggal satu orang lagi, dan klub kita bisa diakui oleh OSIS dan mendapat kucuran dana dari sekolah. Hebat sekali kau Rifki, bisa membawa tiga orang sekaligus!"

Wibu Love StoriesDonde viven las historias. Descúbrelo ahora