BAB 5

300 61 14
                                    

2024

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

2024

Hujan kembali turun. Tampak nya tiada hari tanpa hujan. Jalanan kembali padat, transportasi umum di penuhi juga oleh penumpang dan jalanan cukup ramai oleh beberapa orang yang menggunakan payung. Beberapa orang lebih memilih untuk menggunakan airpods sebagai penutup telinga dan asik dengan dunianya. Ditanya orang asing adalah gangguan utama di jalanan dan memilih untuk menghindar daripada merasa keberatan. Ada yang mendengarkan lagu melalui aplikasi, ada yang mendengarkan lagu dari radio lokal dan mendengarkan beberapa berita terkini, terutama mengenani cuaca.

Penyiar radio tampaknya telah mulai melakukan penyiaran sejak jam tiga sore, sudah berjalan satu jam dan sang penyiar mendapatkan bagian 30 menit lagi untuk acaranya. Bukan acara yang serius, hanya mendengarkan lagu bersama, membaca surat bersama juga bahkan ada yang menitipkan pesan untuk beberapa orang. Sangat menyenangkan, karena memang ia telah melakukan hal yang sama sejak sekolah menengah. Ruang penyiaran tidak lagi asing, pembawaan suara yang menyenangkan ataupun sendu juga sudah dipelajarinya dengan baik. Mungkin, itulah yang membawa nya menjadi pemilik acara yang masih bertahan hingga hari ini.

"Masih bersama dengan Kim Namjoon di sini," Suara itu kembali menyapa beberapa penggemar nya. Sudah direncanakan 30 menit terakhir ia akan membawakan beberapa surat yang sudah sampai di emailnya dan minta dibacakan. Biasanya, banyak yang menyatakan perasaan dengan anonim dan berakhir si penggemar meminta nya untuk membongkar nama si pengirim. Sebetulnya, Namjoon cukup trauma akan kejadian itu, tetapi ia tidak ingin menyulitkan orang yang benar- benar memiliki pesan untuk banyak orang ataupun seseorang di luar sana. Namjoon merasa, ia melakukan hal yang benar daripada ia menjadi tersangka bungkam nya tulisan yang tak tersampaikan itu.

"Kali ini, aku akan membacakan surat seperti biasa. Dan hari ini aku akan membawakan tiga surat dan juga lagu yang ingin mereka sampaikan," ucap Namjoon yang menemukan tiga lembar kertas yang sudah disiapkan oleh tim nya. Banyak surat yang masuk hari ini dan team nya akan memilah mana surat yang akan dibawakan. Memang tidak semua, jika semua pesan Namjoon sampaikan mungkin acara radio nya akan selesai tengah malam nanti. Itu tidak mungkin terjadi.

Namun, Namjoon pun terdiam, genggaman pada kertas nya sedikit longgar ketika ia menemukan nama pengirim di sana. Namjoon mengenalnya, tetapi entah kenapa Namjoon masih merasa napasnya cukup sesak. Namjoon ingin menghela napas, tetapi itu tidak mungkin hingga Namjoon memejamkan mata sejenak, mengalihkan seluruh pandangan timnya karena Namjoon terdiam cukup lama. Mereka bertanya- tanya, haruskah memutarkan lagu dulu atau memberikan waktu pada Namjoon untuk membacakan suratnya. Semua pasang mata tertuju pada Namjoon yang kini memperlihatkan iris hitam nya, membaca satu kalimat yang akan dibawakannya sore berhujan kali ini.

"Isi surat ini, cukup menyedihkan. Aku jadi berpikir terlalu lama untuk membacakannya. Tolong beritahu aku, perasaan yang kalian rasakan setelah mendengar surat ini, aku akan menunggu nya di sosial media kami." ucap cukup panjang. Ia harus mencairkan suasana terlebih dahulu dan menghapus bingung dari para pendengar. Beberapa rekan tim nya pun menghela napas panjang, seolah ia lega karena nyatanya Namjoon masih berada di sana dan tak melamun berkepanjangan. "Surat ini dikirimkan oleh JK," ucap Namjoon yang kembali berhenti berucap ketika ia menemukan nama penyiar Jeon Jungkook sewaktu sekolah di sana.

Obscure SorrowsWhere stories live. Discover now