CHAPTER 11 | Dia Kembali

614 121 3
                                    

CHIKARA: I Love You My Senior [NEW VERSION]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHIKARA: I Love You My Senior [NEW VERSION]

CHAPTER 11 | Dia Kembali

Di bawah guyuran hujan lebat, Ara masih terdiam di tempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di bawah guyuran hujan lebat, Ara masih terdiam di tempatnya. Suara seorang gadis yang memanggil namanya membuatnya terkejut dan menoleh. “Enggak mungkin!” gumam Ara sembari mengusap wajahnya beberapa kali, seolah ingin memastikan bahwa yang dilihatnya bukanlah ilusi. Di hadapannya, seorang gadis berambut hitam panjang berdiri, tersenyum manis menatap dirinya. Detak jantung Ara semakin cepat, gemetar merasuki tubuhnya, dan buliran air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

Dengan mata terpejam kuat-kuat, Ara mendengar derap langkah yang semakin dekat. Gadis itu menghampirinya, membuat Ara semakin tidak mampu berdiri, tubuhnya seakan mati rasa, lemas, dan sakit bersamaan. “Pasti ini cuma halu—” belum sempat Ara melanjutkan ucapannya, gadis itu tiba-tiba memeluknya erat. Ara terenyak merasakan pelukan tersebut.

“Zahra, aku kangen kamu,” ujar gadis itu, membuat Ara menegang di tempatnya. Pelukan itu membawa kembali kenangan masa lalunya yang menyakitkan.

“Lepas!” Ara mendorong gadis itu dengan kasar. Gadis tersebut menatapnya dengan kaget. “Raa....” panggilnya lirih.

Ara menggigit bibir bawahnya, tangannya mengepal keras. Ia berusaha menguatkan dirinya untuk tidak luruh pada seseorang yang pernah membuat dirinya hancur. “Zahra, ini aku, Fiony,” gadis berambut hitam panjang itu memanggil namanya dengan lembut. Fiony Alveria Tantri, nama yang dulu sangat berarti bagi Ara.

Ara hanya bisa menggeleng kuat dengan kepala tertunduk, tak kuasa menatap gadis yang ada di hadapannya sekarang. “Aku kembali, Raa,” ucap Fiony dengan nada penuh harap. Tubuh Ara meluruh ke tanah, kakinya sudah tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Ia ingin berteriak, namun suaranya tertahan di tenggorokannya. Napasnya terasa sulit, hingga akhirnya ia memilih menumpahkan air matanya. Tubuhnya bergetar hebat, enggan membuka mata sejenak, dan bergerak untuk melarikan diri pun sangat sulit. Ara merasa rapuh, kerapuhannya kembali menguasai dirinya.

Ara menjerit dalam hati. Ia tidak ingin melihat gadis itu lagi, tidak ingin mengingat masa lalunya lagi. Tapi kenapa dia kembali? Gadis itu berjongkok sambil memayungi tubuh Ara, tangan kanannya terjulur untuk mengusap air mata. “Jangan nangis, Raa,” lirihnya, “Jangan nangis,” ucapnya lagi dengan nada suara yang lembut. “Buka mata kamu, Raa.”

CHIKARA: I Love You My Senior [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang