18. Baseball and His Song

385 62 11
                                    

Nonton baseball di Yankees Stadium, Bronx dengan kapasitas hampir 50 ribu orang ternyata seru juga. Sambil makan hot dog dan cola, mereka nonton pertandingan dengan excited. Hiruk-pikuk penonton, Julian yang heboh sampai teriak-teriak, dan wanita-wanita sexy yang melirik Julian, menjadi bumbu pengalaman Bianca malam itu.

Semua wanita yang dilewati Julian memandangnya dengan kagum. Penjual tiket dan hot dognya perempuan, dan mereka flirting dengan Julian.

Julian sendiri biasa saja, sudah biasa dipandangi orang tanpa kedip. Dia lebih peduli melindungi Bianca dari kerumunan.

"Pegang tanganku ya, jangan dilepas."

Bianca merasa dia agak lucu. Ini sudah ketiga kalinya Bianca nonton baseball di situ, sedangkan Julian yang pertama kali. Tapi Julian yang mau jalan di depan, jadi ya sudahlah.

Setelah pertandingan yang seru, keluar dari stadionnya yang agak mengerikan, karena begitu banyak orang bergerak di saat yang sama.

Julian terus-menerus menengok ke belakang untuk mengecek kalau Bianca baik-baik saja.

Namun pada suatu momen, saat turun tangga, gandengan mereka terlepas, dan Bianca terdesak ke arah tembok oleh kerumunan banyak orang.

"BIANCA!!!"

Julian langsung panik dan mendorong semua orang yang menghalangi jalannya.

"Sorry, my girl's alone over there!"

Sebetulnya Bianca tak panik. Dia berdiri diam di tembok, yakin sebentar lagi kerumunan akan mereda, atau Julian akan menghampirinya.

"Bey!!! Ya Tuhan, Bey!!! Kamu nggak apa-apa???"

"Aku nggak apa-apa."

"Ada yang luka, nggak?"

"Nggak."

Julian tiba-tiba memeluknya. Memang suasana masih ramai sekali, penuh ribuan orang. Ketika pegangan tangan mereka lepas, Julian sudah takut Bianca akan terdorong, jatuh, lalu terinjak orang.

"Bentar. Hampir gila aku."

Julian menempelkan dahinya ke tembok untuk menenangkan diri.

"Oke. Ayo, kamu jalan depan aku aja."

Ini jalan paling romantis sejagad raya mungkin ya? Karena tangan Julian melingkar di pinggang Bianca, terlalu takut mereka terpisah lagi.

Turun tangga yang paling sulit. Ribuan orang antri dan bergantian. Saat capek berdiri, Bianca bersandar pada tubuh Julian.

"Capek, ya?"

"Iya, haha."

Bianca menengadah, dan melihat Julian sedang memandangnya.

Dia tertawa lalu menepuk pipi Julian.

"I'm ok, nggak usah stress gitu muka kamu."

"Nggak lagi-lagi aku ngajak kamu nonton di stadion."

"Kenapa? Seru, tahu."

"Bahaya gini. Bego banget aku, nggak mikir ini bahaya buat kamu."

"Kayaknya kalo sama kamu, aku pasti aman," Bianca menyimpulkan.

Karena Julian diam, Bianca menoleh padanya.

"Ih, muka kamu merah. Hahaha, lucu banget!"

"Diem nggak, atau aku cium kamu di sini."

"Emangnya berani?"

"Haha. Di apartemen aja. Di sini nanti yang lihat jadi ngiler sama kamu."

"Julian, apaan sih?"

The Idol's Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang