30. His Heaven on Earth

420 59 4
                                    

Author's Note: 

Yang di wattpad censored version, uncensorednya ada di KaryaKarsa. 

Nanti linknya kumasukin di komentar.

Biarpun udah kusensor, yang di wattpad tetep mature dan spicy ya. Sebaiknya kalo belum 18 nggak usah baca. 

Di WP 1,800 kata, di KK 3,800 kata ya. Banyak yang kusensor, sekitar 2000an kata. 

Kalau cerita di chapter ini rasanya aneh dibaca, itu karena banyak banget yang dicut.

***********************************************

Berdiri berhadapan dengan Julian di kamar tidur rumah yang dibelikan untuknya, Bianca merasa gugup. Jujur saja, tangannya sudah basah oleh keringat.

"Bey, kamu beneran ikhlas ngelakuin ini?"

Malah ditanya seperti itu. Bianca jadi ingin menangis dan tertawa di saat yang sama.

"Do you want me?"

"I do, Bey, like crazy."

"Then let's do it."

"Kamu mau aku mandi dulu?" Julian bertanya.

Please consideratenya jangan lebih dari ini, Yan, gue bisa mati.

"Tadi kan kamu udah mandi. Nanti aja, abis ngelakuin ini mandi lagi."

"Mandi sama-sama, ya? Hehe."

"Gaya kamu. Yang paling basic aja belom kita lakuin udah ngajak mandi bareng," ejek Bianca.

"Sorry, nggak apa-apa kalo nggak nyaman."

Sumpah, sedikit lagi air matanya akan jatuh. 

Logika Bianca nyaris tak sampai. Katanya cinta, katanya sudah menunggu bertahun-tahun, tapi giliran dia sudah setuju, malah pusing memikirkan kenyamanannya. Kalau Julian berubah jadi ganas, Bianca malah lebih bisa mengerti. Tapi kalau dia tetap semanis ini, Bianca sungguh merasa jantungnya bisa lepas.

"Do you want this, or not? Tolong jangan siksa aku dengan bermanis-manis lama-lama. Nanti aku nangis."

"Kenapa nangis, katanya kamu ikhlas?"

Tak tahu harus bagaimana lagi, akhirnya Bianca yang maju, berjinjit, lalu mengecup singkat bibir Julian. 

"Let me make you happy as well. We're too imbalanced, Julian."

Julian menatap Bianca. Hari itu, Bianca memakai make up tipis dan dress warna putih dengan kancing di depannya.

Cantik sekali.

Jantung Julian berdebar kencang.

"Aku sikat gigi dululah minimal. Kita kan abis makan."

Bianca menghela napas. Ada rasa ingin first time mereka segera selesai, agar dia bisa cepat menata hati dan beradaptasi dengan peran barunya itu. 

Tapi tak ada kata buru-buru dan simple kalau bersama Julian. 

This is the first time, the first day of their forever, dan walau Bianca ingin berpura-pura ini tidak sepenting itu, kenyataannya dia hanya denial. Lagi-lagi denial. 

"Kalo kamu sikat gigi, aku juga harus sikat gigi."

Jadilah mereka sikat gigi bersama di kamar mandi. Julian sampai memfoto dan merekam Bianca.

"Ngapain sih???"

"Aku baru pertama lihat kamu sikat gigi, nggak boleh lewat gitu aja. Harus direkam."

"Orang aneh!"

"Biarin."

Selesai sikat gigi, mereka kembali ke kamar tidur.

The Idol's Secret WifeWhere stories live. Discover now