35. Reversed Panic

299 56 3
                                    

Bianca dan Julian perang dingin. 

Sulit sebetulnya. Pertengkaran mereka bukan karena wanita lain, tapi karena masalah prinsipil. 

Julian selalu all out kalau berkarya, dan Bianca yang tak ingin Julian terluka.

Dua orang yang saling mencintai juga bisa bertengkar. Saling menyakiti dan tersakiti karena saling mendiamkan. Tapi tak bisa jauh juga, jadi mereka melakukan aktivitas makan dan tidur bersama, namun dengan banyak diam. 

Julian cinta sekali pada Bianca, tapi dia juga cinta pekerjaannya. Orang hanya tahu wajahnya yang tampan, bayarannya yang mahal, dan imagenya yang playboy. 

Namun di balik itu semua, ada banyak kerja keras.

Ketika harus jadi pelukis di film, dia kursus melukis. Dia belajar mengcopy lukisan-lukisan terkenal. 

Ketika harus jadi chef di film, dia kursus memasak.

Ketika jadi atlet racer di sinetron, dia belajar racing di Sentul. 

Hidupnya sebelum bersama Bianca itu isinya kerja. Berangkat subuh ke tempat syuting, pulang malam. Sebelum tidur menghafal naskah. 

Dia banyak uang karena bekerja sangat keras, dan nyaris tak pernah libur untuk memakai uangnya itu. 

Tiba-tiba dilarang melakukan adegan berbahaya sendiri rasanya berat sekali. 

Dia tak menyangka akan pernah bisa merasa marah pada Bianca. Namun minggu itu dia marah. Dia kecewa. Dan dia tak bisa bohong. 

Dia melihat suatu pagi Bianca matanya merah karena menangis. Tapi dia tak bisa memeluk atau menghibur. Suasana hatinya sendiri sangat kacau.

Tapi ekspresi Bianca yang sedih itu teringat terus hari itu, sampai Julian tak bisa fokus menghafal skenario "Fiksi" di Supersonic.

Mungkin tak perlu ada kata maaf. Mungkin dengan dia menghampiri Bianca duluan, itu sudah cukup. 

Jadi Julian ke gedung Bellissima.

Bellisima hanya mengambil satu kantor di sebuah gedung perkantoran di SCBD. 

Ada sebuah lobby samping yang selalu digunakan karyawan Bellissima, karena lebih dekat ke kantor mereka. Julian menunggu di situ.

Lalu dia melihat Bianca.

Naik ojek online.

Ojek. Bukan mobil.

Bulu kuduk Julian meremang.

Bianca? Naik motor? Sejak kapan?

Setahu Julian, seumur hidup Bianca naik mobil.

Bianca naik motor? Di jalanan Jakarta yang penuh driver edan?

Kalau tertabrak bagaimana?

Rasa khawatir membuat emosinya tersulut.

Lupa dengan skenario nikah backstreet mereka, tanpa memakai masker, Julian buru-buru menghampiri Bianca, yang baru saja turun dari motor dan melepas helmnya.

"Maka--"

"Aku mau ngomong."

Bianca kaget tangannya digenggam erat oleh seseorang.

Sebelum dia menghardik orang itu, dia melihat orang itu adalah Julian.

"Makasih ya Pak," Bianca mengembalikan helm ke driver ojek itu, sebelum Julian menariknya masuk ke gedung.

"Ini kenapa sih???" Bianca bertanya dengan terkejut, karena Julian membawanya ke sebelah lift yang terlihat sepi.

"Kamu ngapain naik ojek???"

The Idol's Secret WifeWhere stories live. Discover now