Kantin sekolah penuh dengan banyak murid. Edric mengeluarkan kartunya dan memberikannya pada Angga.
"Aku aja" ucap Naya, ia menahan tangan Edric.
"Jangan sayang, aku aja ya?" ucap Edric.
"Tapi ini banyak loh, atau barengan aja?" nego Naya.
"Enggak sayang, aku aja. Nurut ya cantik?" ucap Edric. Naya mengangguk.
"EHEM, masih ada orang kali" sindir Angga.
Edric menatap tajam temannya itu. Ia menyerahkan kartu hitam miliknya, kartu itu diterima dengan baik oleh Angga.
"Guys, pesen apapun yang kalian mau!" teriak Angga, seolah ia yang membayar semuanya.
Edric menarik lembut tangan Naya. "Ehh, kita mau kemana?".
"Ke rooftop" jawab Edric.
"Aku belum makan loh" adu Naya.
"Aku tau, aku udah pesen ama Angga. Entar dia yang nganter ke rooftop".
"Ohh, okay" Naya dan Edric menuju rooftop.
Naya dan Edric duduk di sofa yang ada di rooftop. "Entar, pulangnya sama aku ya?" ucap Edric.
"Terus mobil aku?" tanya Naya.
"Seperti sebelumnya, entar Satria yang bawa. Seterusnya, aku yang bakal anter sama jemput kamu. Kamu keberatan nggak?"
"Nggak sama sekali" senyum Naya.
Edric melihat bekas air mata di pipi Naya, dengan hidung yang memerah, ia merasa lucu dengan kekasihnya itu. Ia tadi sangat takut, akan ditolak oleh Naya, apalagi Naya sampai menangis. Syukurlah, Naya menerimanya.
Edric melihat Naya yang sedang menutup mulutnya, menguap. "Kamu ngantuk?" Naya mengangguk, ia ingin mengucek matanya.
"Jangan dikucek sayang, entar merah. Aku tiup aja" Edric mendekat pada Naya untuk meniup matanya.
"Udah. Sini sender ke aku aja" Edric merangkul bahu Naya, menyandarkan Naya pada dada bidangnya.
Naya memeluk perut Edric, untuk nyaman bersandar. Edric mengelus rambut Naya, Naya merasa nyaman dan tertidur.
BRAK
Pintu rooftop terbuka. "Bos!" panggil Angga. Ia datang bersama anak-anak Black Moon lainnya.
Edric melihat kearah pintu, ia menatap datar pada Angga. "Berisik" dingin Edric.
"Sorry bos, gue nggak tau kalau Bu bos lagi tidur" ucap Angga pelan.
"Nih pesenan-nya bos" Angga ingin menyerahkan, makanan yang ia pesan pada Edric.
"Meja" ucap Edric
"Okay bos" Angga menyimpan pesanan diatas meja.
Naya masih tertidur pulas di pelukan Edric, tangan Edric tak pernah lepas dari pinggang Naya.
"Jaket" perintah Edric.
Leon mengambil jaket milik Edric, dan menyerahkannya. Edric mengambil jaket itu, dan menaruhnya di pangkuan Naya, untuk menutup rok.
"Udah punya pawang, emang beda" ucap Angga, pelan.
"Mending lo tutup mulut deh, entar kalau Bu bos bangun gara-gara keganggu suara lo. Abis lo ama bos" ucap Daffa.
"Bener tuh" timpal Erland. Angga mendengus kesal.
Mereka semua sedang makan kecuali Edric dan Naya, tiba-tiba Naya bangun.
"Udah bangun?" tanya Edric.
"Emm" jawab Naya.
"Makan dulu".
"Kakak mesen apa?" tanya Naya.
"Nasi goreng, sama jus strawberry. Makan dulu ya?"
"Okay".
Edric memberikan plastik yang berisi bungkusan nasi goreng. "Sebungkus aja?" tanya Naya.
"Iya sayang".
"Terus kakak, makan apa?".
"Entar, kalau kamu nggak abis, aku yang abisin. Kamu kan nggak bisa makan banyak" ucap Edric.
"Jangan ih, makan bareng aja".
"Kamu yang suapin".
"Okay, aku suapin".
Naya membuka bungkusannya, ternyata isinya banyak. Naya menyuapi Edric terlebih dulu, lalu dirinya.
Setelah selesai, Naya meminum jus strawberry yang dipesan Edric. "Kamu suka jus strawberry?" tanya Naya.
"Enggak, buat kamu" jawab Edric, ia meminum air putih miliknya.
Naya mengernyitkan keningnya. "Info dari mana kalau aku suka strawberry?".
"Nebak aja sayang" jawab Edric.
Naya ingin mengatakan kalau ia tidak suka jus strawberry tapi ia merasa tidak enak dengan kekasihnya, ia sudah memiliki inisiatif memesan untuknya. Mereka baru saja jadian, sebaiknya jangan merusak suasana.
"Makasih sayang" ucap Naya, malu.
Edric terkejut mendengar ucapan Naya, ia memeluk Naya erat.
"EHEM, masih ada orang woee" ucap Daffa, masam.
"Si bos, mentang-mentang udah punya pawang, dunia serasa milik berdua" sindir Erland.
Edric tidak memperdulikan ucapan teman-temannya. Naya merasa malu, ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang Edric.
🐱🐱🐱
Pulang sekolah, parkiran.
"Sayang, kamu naik bareng aku" ucap Edric. Naya mengangguk, ia memberikan kunci mobilnya pada Satria.
Edric memakaikan helm pada Naya. "Aku baru beli, khusus buat kamu".
"Makasih sayang" senyum Naya.
Edric gemas dengan pacarnya ini, ia mencubit pipi Naya. "Kak, sakit tau" kesal Naya, bibirnya mengerucut.
"Gemesin sih, ayo naik" ucap Edric.
Edric membuka jaketnya. "Nutupin paha kamu sayang". Ia memberikannya pada Naya
Naya mengikat jaket dipanggangnya, lalu naik ke motor Edric. Ia memegang pundak Edric.
"Jangan disitu sayang megang-nya, emang aku tukang ojek" canda Edric.
"Hehehe" kekeh Naya. Ia melingkarkan tangannya memeluk Edric.
"Gitu dong, udah siap sayang?" senang Edric.
"Siap kapten" gemas Naya. Edric tersenyum.
Para murid Alexander High School, merasa gemas dengan couple baru sekolah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queenaya dan Sistem
FantasyQueenaya Alexandria Gadis cantik yang berumur 17 tahun, duduk dibangku 3 SMA. Gadis yatim piatu yang tinggal sendirian, disebuah rumah sewaan. Karena ingin menyelamatkan seekor kucing, ia terpaksa meregang nyawa. Naya berpikir bahwa ia telah berada...