Malam hari pukul 19.00.
Keluarga Dewangga Negara D.
"Udah siap semua?" tanya Max, selaku kepala keluarga.
"Belum Pa, Mama masih siap kayaknya, belum keliatan soalnya" jawab Ken. Mereka sedang berada di ruang tengah.
"Paling bentar lagi Mama bakalan turun" ucap Theo.
Tidak lama, Lia turun dari tangga menuju suami dan para putranya. "Gimana kadonya? udah di mobil?" tanya Lia, memastikan.
"Udah semua Ma" jawab Theo.
Max mendekat kearah Lia, ia berbisik. "Kamu makin cantik".
Lia tersenyum malu mendengar ucapan suaminya, walau sudah menikah selama bertahun-tahun suaminya tetap saja bersikap manis padanya.
Theo, Ken dan Adam sudah biasa melihat kemesraan kedua orang tuanya. Walau sedikit jengah dengan kelakuan orang tua mereka, tapi mereka juga sangat senang dengan keharmonisan kedua orang tua mereka.
Mereka semua naik ke dalam mobil, mereka menggunakan 2 mobil untuk berangkat menuju kerumah Naya.
🐱🐱🐱
Naya sudah bangun dan ingin makan malam, ia melihat Stella yang sedang menata makanan di atas meja. Stella melihat Naya yang turun dari lantai 2.
"Nona sudah bangun? sebentar lagi akan selesai Nona" ucap Stella.
Naya mengangguk. "Stell, yang lain pada kemana?" tanya Naya. Ia bahkan tidak melihat kepala pelayan.
"Mereka sudah kembali ke kediaman masing-masing Nona" jawab Stella.
"Cepet banget, baru juga jam 7 malam. Mereka semua udah pada makan malem?" tanya Naya.
"Sudah Nona" jawab Stella
Naya melihat ada sedikit yang aneh dari para pekerja dirumah, seolah-olah sengaja pulang dengan cepat. Tapi Naya sendiri tidak mengerti apa yang aneh dari para pekerjanya. Para pekerja memang biasanya pulang jam 19.15 malam, karena biasanya mereka akan makan malam bersama, atau mungkin dia hanya terlalu sensitif saja.
"Okay, kamu sendiri udah makan? kalau belum, ayo makan bareng" ajak Naya.
"Saya sudah makan Nona" jawab Stella.
"Okay, kalau gitu aku makan sendiri aja" ucap Naya.
"Baik Nona, saya pamit ke belakang" ucap Stella, Naya mengangguk menanggapi.
Naya akan memulai makan malamnya.
Ding
DongDing
DongBunyi bell rumah. "Siapa sih bertamu jam segini?" keluh Naya.
Ia bangkit dari kursinya dan menuju pintu rumahnya. Awalnya ingin memanggil Stella, tapi melihat Stella yang sedang sibuk, ia mengurungkan niatnya.
Ding
DongDing
Dong"Iya, bentar" ucap Naya, sedikit berteriak, ia mempercepat langkahnya.
CEKLEK
Naya membuka pintunya. "Ehh!" kaget Naya, melihat wajah yang familiar.
"Malam nak Queen" salam Lia.
"Loh, tante Lia kan?" tanya Naya, memastikan. Ia sampai lupa membalas salam Lia.
"Iya nak, bener. Tante pikir kamu lupa sama tante" ucap Lia, tersenyum. Ia sebenarnya ingin mengatakan bahwa ia adalah Ibu kandung dari Naya, tapi karena belum ada pembicaraan apapun, ia belum berani untuk memanggil dirinya sendiri dengan sebutan Ibu di depan Naya.
Naya melihat Lia tidak datang sendirian, ia datang bersama ke empat orang pria yang berdiri di belakangnya. Naya sedikit bingung dengan kunjungan dadakan dari Lia.
Lama terdiam, Naya akhirnya tersadar bahwa tamunya cukup lama berdiri di luar. "Ayo, silahkan masuk semuanya" ajak Naya, sopan. Walau sedikit bingung dengan kunjungan Lia beserta yang lain, ia tetap sopan menyambut kedatangan mereka.
Saat sampai di gerbang mansion milik Naya tadi, keluarga Dewangga cukup terkejut dengan besarnya mansion milik Naya. Bukan karena mereka tidak pernah melihat mansion mewah, mereka pun memilikinya bahkan lebih besar lagi, hanya saja mengingat bahwa Naya adalah seorang yatim piatu selama ini, hal ini cukup mengejutkan.
"Rumahmu sangat indah" puji Lia, tulus. Saat masuk banyak sekali barang-barang mahal yang di pajang di ruang tamu, sebenarnya Naya yang meminta sistem untuk mendekorasi mansionnya, dan barang-barang klasik dan mewah yang di pajang di tukar lewat sistem.
Naya tersenyum mendengarnya. " Terima kasih tante" ucap Naya.
"Silahkan duduk semuanya" ucap Naya.
"Kalian ingin minum apa?" tanya Naya.
"Tidak usah repot-repot nak" ucap Lia, tak enak melihat putrinya begitu sopan pada keluarganya sendiri.
"Nggak apa-apa kok tante, nggak repot sama sekali" ucap Naya.
Lia mengangguk. "Kalau begitu jus jeruk saja" ucap Lia.
"Yang lainnya?" tanya Naya pada keempat pria yang sejak tadi hanya diam.
"Samakan saja semuanya" ucap Lia.
"Oh okay, tunggu sebentar ya" pamit Naya, ia menuju ke dapur.
"Stell siapin minum jus jeruk sama cemilan ya, kamu langsung anter ke depan aja. Oh iya, makan malem aku kamu simpen dulu, kalau tamunya udah pulang baru aku lanjut makan" ucap Naya.
"Baik Nona" ucap Stella.
Naya kembali ke ruang tamu. "Tunggu sebentar ya, minumannya lagi di buatin" ucap Naya.
"Nggak apa-apa nak, kamu apa kabar?" ucap Lia, basa-basi.
"Baik kok tan, tante sendiri?" tanya Naya.
"Baik juga kok" jawab Lia.
Naya dan Lia berbincang beberapa hal yang tidak cukup penting, sampai Stella mengantarkan minuman dan cemilan.
Keempat pria Dewangga sangat gugup saat pertama kali bertemu Naya, mereka juga terkejut betapa cantiknya Naya. Mereka ingin memulai percakapan juga, hanya saja lidah mereka terasa kelu saat ingin mengucapkan sesuatu.
"Oh iya, kenalkan ini suami tante Max, dan ketiga pria tampan itu putra tante" ucap Lia, memperkenalkan.
Naya mengangguk. "Halo, aku Naya" ucap Naya memperkenalkan diri.
Setelah perkenalan itu, mereka mulai mengobrol, awalnya sedikit canggung, tapi lama kelamaan menjadi lancar.
"Nak Queen, sebenarnya tante dan keluarga tante datang ke sini karena ada sesuatu yang penting, yang ingin kami bicarakan dengan kamu" ucap Lia, yang terlihat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queenaya dan Sistem
FantasyQueenaya Alexandria Gadis cantik yang berumur 17 tahun, duduk dibangku 3 SMA. Gadis yatim piatu yang tinggal sendirian, disebuah rumah sewaan. Karena ingin menyelamatkan seekor kucing, ia terpaksa meregang nyawa. Naya berpikir bahwa ia telah berada...