40🐱

4.8K 408 23
                                    

Alexander High School, Senin pagi.

Setelah upacara apel Bendera, Naya izin ke temannya untuk ke toilet. Naya sedang mencuci tangannya.

"Naya!" panggil seorang gadis, Naya sangat mengenal suara familiar itu.

Naya melihat gadis itu melalui cermin besar di depannya, seperti yang diduga, itu memang Anna.

"Ada apa?" tanya Naya, ia terus mencuci tangannya dan melihat Anna melalui cermin.

"Jauhin Azka" ucap Anna.

Naya mengambil tisu dan melap tangannya. "Aku nggak deket ama kak Azka, apa yang harus dijauhin?" tanya Naya.

"Gue rasa, lo bukan orang bodoh yang nggak nyadar kalau Azka selalu perhatiin lo akhir-akhir ini" dingin Anna.

Itu benar, Naya memang menyadarinya, dan sesekali menangkap basah Azka yang sedang memperhatikannya. Lalu apa? Naya tidak pernah mendekati Azka, apalagi menarik perhatian dari pria protagonis itu.

Naya menoleh kearah Anna. "Terus apa? aku nggak deket ama kak Azka. Kamu bisa ngomongin masalah ini ama kak Azka, aku udah punya pacar" jelas Naya.

"Heh, maksud lo si Edric?" tanya Anna, remeh.

"Maksud kamu apa?" tanya Naya, ia bisa melihat ekspresi Anna yang mengejeknya.

"Lo itu nggak tau apa-apa ya? mau aja di begoin" ucap Anna.

Naya mengernyitkan keningnya. "Kamu ngomong apa sih? nggak usah berbelit-belit kayak gitu deh" kesal Naya.

"Lo itu cuman bahan taruhan aja, bentar lagi juga bakal putus ama si Edric" ucap Anna.

"Kalau kamu cemburu liat kak Azka yang diem-diem merhatiin aku, nggak kayak gitu caranya" marah Naya.

"Lo pikir, gue lagi ngarang sekarang? denger ya Naya. Lo itu cuman bahan taruhan buat Edric ama Azka, Edric itu nggak bener-bener sayang ama lo. Mana ada pacaran cepet banget, PDKT-nya bahkan nggak nyampe sebulan. Berdasarkan sifat dan sikap Edric yang semua anak Alexander tau, nggak mungkin dia secepat itu suka ama lo" ucap Anna, ia meremehkan Naya.

"Kalau gitu, ngapain kamu ngomongin ini semua sama aku?" tanya Naya. Naya tidak percaya ucapan Anna, tapi hatinya merasa tak nyaman.

"Gue pengen lo mutusin Edric duluan, biar Azka bisa menang taruhan, dan Azka bisa berhenti perhatiin lo. Lalu taruhan antara Edric ama Azka bakal berakhir, Azka nggak bakalan peduli lagi ama lo" jawab Anna.

"Aku nggak percaya sama kamu, kak King bukan tipe cowok kayak gitu. Dia sayang sama aku, dia selalu prioritasin aku. Berhenti nabur perselisihan antara aku ama kak King" tegas Naya.

"Naya, Naya, lo baru kenal ama Edric sebulan dan pacaran ama dia ampir 3 bulan, emang seberapa kenal lo tentang dia?" ucap Anna.

Naya hanya diam. "Gue nggak peduli masalah lo ama Edric. Gue cuma mau Azka jadi cowok gue, dan lo harus menjauh dari Azka" ucap Anna, lalu ia pergi meninggalkan Naya di toilet.

🐱🐱🐱

Rooftop sekolah.

Kapan lo putusin Naya?" tanya seorang pria, yang tak lain adalah Azka.

"Bentar lagi udah mau selesai waktu taruhannya" lanjutnya.

"Seminggu lagi" jawab Edric.

"Dric lo yakin?" tanya Daffa

"Bos, jangan" ucap Angga

"Sejak awal, ini cuman game" ucap Edric

"Tapi lo keliatan cinta banget ama Naya" ucap Angga.

Edric tidak menjawab.

"Bos, gue cuman takut lo nyesel, ama keputusan lo" lanjut Angga.

Taruhan ini di awali saat Naya baru 2 hari masuk ke sekolah. Azka yang melihat Naya adalah gadis yang sangat cantik, terlihat sombong dan manja, seperti gadis kaya kebanyakan yang ia temui. Walaupun Naya sangat cantik dan ia sempat terpesona, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mencibir Naya di hatinya. Tidak lama kemudian, Azka melihat Edric yang ternyata kenal dengan Naya.

Karena hal itu pula, ia mengajak Edric untuk taruhan, dengan Naya sebagai bahan taruhannya. Awalnya Edric menolak, tapi entah apa yang dipikirkannya, ia akhirnya setuju dengan taruhan yang ditawarkan oleh Azka.

Taruhan ini hanya iseng semata bagi Azka maupun Edric, tapi mereka tidak memikirkan seperti apa perasaan orang yang menjadi bahan taruhannya.

"Jangan bos" ucap Erlan.

"Orang yang gue suka bukan Queen, lo semua tau itu" dingin Edric.

BRAK

Pintu rooftop yang terbuka kencang.

"Ehh, maaf. Pintunya keras banget, makanya aku kepaksa dorongnya lebih keras" ucap Naya, merasa bersalah.

Mereka yang berada disitu tertegun sejenak, jantung Edric berdetak kencang, ada perasaan takut di dalam hatinya.

"Sejak kapan kamu disini?" tanya Edric, ia menghampiri Naya.

"Aku baru aja nyampe, aku bawain bekel sesuai pesenan kamu. Kok rame banget sih disini?" tanya Naya, bingung.

"Ahh, kita lagi bahas soal geng motor aja. Kamu udah makan sayang?" tanya Edric mengalihkan pembicaraan.

"Belum, aku langsung kesini pas bell istirahat. Mau makan bareng sama kamu" jawab Naya.

"Okay, yuk kita makan disini aja" ucap Edric.

Edric menyuruh yang lainnya untuk pergi dari rooftop.

Queenaya dan Sistem Where stories live. Discover now