46. Tujuan Teman Masa Lalu yang Sebenarnya

7 3 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 23.00 WIB, gue memutuskan untuk tidur setelah selesai mendengarkan ceritanya. Tokichi mengatakan agar gue tidak overthinking, gue menghargai kejujurannya yang penuh keberanian itu. Dia sudah melunasi semua hutangnya. Dengan bukti sampai akhir dia tetap bersama gue, dan gue juga percaya sama dia hingga kasus fitnahan kemarin di selesaikan.

Keesokan harinya kita terbangun dengan kondisi mata yang masih menghitam. "Yah..." kata kami menunjuk satu dengan yang lain. Karena ujian telah selesai selama libur sekolah kami memutuskan untuk berkumpul dengan kedua keluarga besar. Inilah saat gue untuk menjahili Tokichi didepan orang tua kita.

Gue memanggil ayah Tokichi saat kita bertamu di rumah Papa dan Bunda. Panggilan gue telah gue setting dengan halus dan berirama merdu-layaknya wanita dengan jiwa keibuan. Gue kira beliau saja yang terpanggil akan tetapi, Bunda juga mendatangi gue dengan penuh keingintahuan. "Bunda sudah membaik?" tanya gue memeluk Bunda sebagai rasa hormat gue untuk berkunjung di pagi ini. Gue pun dipersilahkan untuk menyatakan maksud hati gue.

"Jadi gini, dulu Anggun itu waktu pura-pura pacaran sama Naira niat banget Bun, Pa, buat Ari sakit hati. Padahal, kan, Ari tunangannya, ya?"

Saat mendengarnya mereka hanya saling bertatapan, itu karena mereka sudah tahu sejak awal seperti yang diungkap Tokichi semalam.

"Sebenarnya sedari awal saya mau cerita tentang keluh kesah saya dari dulu tapi waktunya kurang tepat dan Papa selalu keluar kota sama Papi." Gue memasang muka memelas ke mereka berdua untuk mencari pembelaan.

"Tapi bukanya Naira kabarnya akan dikeluarkan dari sekolah setelah ujian semester ganjil ini akibat ulahnya kemarin?" Bunda dengan spontan berkata demikian. Hal itu buat gue terkejut karena gue tidak tau berita itu. Gue berusaha untuk tenang di hadapan Papa dan Bunda. Ini pasti sudah menjadi keputusan bulat bagi sekolah. Gue pun bertanya sejak kapan berita itu diumumkan?

"Ada pembahasan itu soal rapat yang saya hadiri kemarin. Kami usahakan tidak akan ada hal seperti itu lagi , Nak." Kata Papa menepuk pundak gue lembut seperti berbicara dengan anak pria.

Terima kasih Papa, Bunda. Suara hati gue yang membuat gue yakin harus segera bertemu dengan Naira meskipun sedang libur panjang.

"Oh, ngadu... Ngadu kamu!" Seru Tokichi melihat gue. Dia datang mendekat ke arah kami, gue pun gugup melihat kedatangan dia.

Hari ini kami berempat pun saling melemparkan candaan dan tertawa bersama. Di tambah lagi saat Bunda menceritakan kisah Tokichi saat masih SD. Kala itu saat usia Tokichi 7 tahunan dia berusaha mencuri buah sawo tetangga saat di rumah neneknya yang ada di Depok, lalu berujung benjol di keningnya akibat ketahuan sang pemilik buah. Tokichi kabur dengan berlari kencang. Karena terlalu kencang kaki sampai tersandung batu yang membuat dia terjatuh hingga tengkurap ke tanah. Keningnya benjol dan mulutnya dipenuhi tanah. Giginya yang maju menjadi semakin maju sehingga hanya bisa dibiarkan hingga dia SMP, dan baru bisa dirapikan ke dokter gigi dengan bracket. Gue pun becandain dia karena waktu itu dia tidak bercerita tentang kejadian ini, dan hanya bercerita kalau giginya tonggos dari awal lalu di bracket. Tokichi pura-pura lupa, gue lalu memukul pundaknya dan mengingatkan dia kembali saat malam itu-di taman rumahnya selepas kita jalan-jalan dari Puncak-Bogor.

Kita yang sudah bersantai, kini disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Gue saat ini ada di taman kota dan menunggu seseorang yang sudah gue hubungi. Kita janjian di sore ini. Gue memakai baju casual dengan rambut kuncir kuda. Tak berselang lama, orang yang gue tunggu-tunggu telah tiba menatap gue dingin.

"Lo masih benci gue, Nai?" tanya gue ke dia melihat cara dia menatap gue tanpa rasa sayang. Dia hanya diam tak membalas. Gue pun tak mau berbasa-basi dan langsung menyatakan niat gue ke dia kenapa memanggilnya disini. "Apa maksud lo, Nai? Menyukai apa yang gue suka, mengikuti apa yang gue ikuti, bahkan merebut apa yang seharusnya menjadi milik gue."

END|| Tori Romance || •Djaduk✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang