The Wicked Game

179 24 49
                                    

Meja makan itu sepi, atau memang tidak pernah ramai dan hangat lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meja makan itu sepi, atau memang tidak pernah ramai dan hangat lagi. Delapan kursi yang mengitari meja berbentuk oval memanjang, kini hanya diduduki oleh tiga orang.

Sangga lagi-lagi mengaduk ramennya. Wajahnya tertunduk malas. Bahkan semangkuk ramen juga tidak mampu menghangatkan suasana. Sementara bang Jan yang duduk dihadapannya hanya mendecih.





Pengen gue celupin mukanya ke kuah ramen, cibir Jan Raka dalam hati.

Sangga jelas menghindari tatapan Jan Raka. Bukan karena takut atau malu. Sangga malas saja.

"Kak Sang, mau daging lagi?" Tawar bubunya, dengan senyum lembut di wajahnya.

Sangga menggeleng, "kasih ke bang Jan aja tuh bu,"

"Kenapa kasih ke gue?" Saut Jan Raka.

Sangga akhirnya mengangkat wajahnya, "daritadi lihatin ramen Sangga mulu, kurang?"

Jan Raka menggeleng, "gue gak lihatin lu,"






"Alah, jujur aja kali bang!" saut Sangga, tidak mau kalah.

Jan Raka hanya mengendikkan bahunya, "gak perlu, gue rasa gak semua hal harus lu omongin dengan jujur,"

Sangga menatap nyalang, dia tau persis omongan abangnya. Mereka bukan lagi berdebat soal semangkuk ramen.







Tangan Sangga mengepal sumpitnya, "emang gak usah ngomong, baiknya langsung direbut paksa aja!" Ucapnya, sambil menyambar telur setengah matang milik Jan Raka, yang sudah Jan Raka sayang-sayang untuk dimakan paling akhir.

"Hey!" Protes Jan.

Tapi sia-sia, telur itu sudah masuk ke mulut Sangga dan Sangga mengunyahnya dengan puas, sambil menahan emosinya.







"Eh.. sudah-sudah!" Sentak bubu, menghentikan perdebatan keduanya.

"Kenapa sih kalian ribut terus?" Bubunya menatap bergantian pada kedua anaknya.

Sangga dan Jan Raka hanya saling melempar pandangannya. Melarikan diri dari pertanyaan bubu.

"Gak ada yang mau jawab?" Tanya Tara lagi.







Sejak Sangga menginjakkan kakinya di mansion Jayendra pagi ini. Jan Raka memang tidak berhenti berdebat dengan Sangga. Dan Tara tau, sekalipun keduanya memang sering bertengkar, ada nada sinis yang tidak pernah Jan Raka tujukan untuk Sangga sebelumnya.

"Abang juga, kenapa dari tadi jutekin adeknya gitu?" Tanya Tara.

Jan Raka langsung tersenyum, "gak kok bu,"

Aduh Sangga muak.

"Emang kangen aja dia bu, sama Sangga," kata Sangga lagi, sebelum menenggak air putihnya.

Bara Bayu Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang