Bagian 14

3.7K 210 2
                                    






Joshua menatap heran saat pintu kamarnya ia buka, berdiri sosok lelaki manis sudah rapih dengan kemeja biru pastel serta celana jean putih yang ia kenakan, entah mengapa terlihat sedikit lucu. Style Noa memang sangat berbeda dengan seleranya, sungguh.

"Ngapain?" Tanya Joshua, wajahnya bahkan masih terlihat linglung khas orang bangun tidur.

"Mas, hari ini jadwal kemo pertama Mas." Noa tersenyum lebar membuat Joshua terdiam, ia baru ingat jika hari itu merupakan jadwalnya, waktu berjalan memang sangat cepat, pikir Joshua.

"Ini masih jam delapan, Noa, lagian Bubu kemana, kenapa harus lo yang nganter?"

Noa berdecak, ia lalu mendekat mencoba mendapatkan atensi lebih dari sosok di hadapannya, "Mas, Bubu udah berangkat kerja, Kak Marko dan Om Jar juga udah pergi, jadi, sebagai Caregivernya Mas, sekarang saya yang harus anter Mas ke rumah sakit sesuai tugas yang udah keluarga Mas Josh kasih ke saya."

Joshua memejamkan mata sesaat, sesungguhnya dari semalam kepalanya terasa sakit dan ia memaksakan tidur lebih cepat, namun sejak subuh menjelang rasa sakit itu semakin menjadi namun ia tahan lantaran terlalu gengsi untuk meminta bantuan dari Noa.

"Gue bisa nyetir sendiri ke sana--"

"Ganti bajunya Mas, tolong jangan persulit kerjaan saya," Noa mendorong tubuh Joshua lalu menutup pintu kamar si empunya. Benar-benar merawat orang dewasa sangat menguras energi, pikir Noa sembari mencoba untuk terus bersabar.














Hari itu Joshua hanya mengenakan hoodie beserta celana long cargo berwarna coklat, ia duduk di kursi penumpang dengan sebuah kacamara hitam yang ia kenakan. Matanya sedikit bengkak seperti habis menangis entah karena apa, padahal seingatnya ia tak menangis hari itu, hanya saja matanya sedikit terasa perih entah kenapa.

"Mas nanti sarapan di rumah sakit aja, ya, udah siang soalnya, jadwal kemo Mas jam sepuluh ini udah setengah sepuluh," Ujar Noa sembari memutar kemudi di sebuah pertigaan.

Joshua tak menjawab dan hanya mendeham untuk merespon. Ia duduk dengan tenang sesekali merintih kecil tak terdengar oleh Noa saat merasakan kepalanya yang sakit.


Perjalanan memakan waktu setengah jam lantaran macet di beberapa titik, Noa memasuki parkiran rumah sakit sementara sejak lima belas menit sebelumnya Joshua sudah lelap tertidur. Noa mencari tempat yang cukup luas untuk menaruh mobilnya lalu memutuskan untuk membangunkan Joshua dengan pelan.

"Mas, Mas Josh ... " Ujar Noa sembari menepuk pelan bahu sang lelaki.

"Hm ... " Joshua menjawab dengan malas.

"Udah sampe, Mas, ayo kita turun."

"Kepala gue sakit, Noa, gue gak bisa jalan, lo bisa ambilin gue kursi roda, gak?"

Mendengar itu Noa refleks mendekat lalu meraih kacamata hitam yang Joshua kenakan, ia memeriksa wajah pucat milik lelaki lebih tua darinya itu dengan seksama. Noa cukup terkejut saat melihat mata Joshua yang memerah.

"Astaga!" Noa buru-buru keluar dari dalam mobil dan berlari menuju rumah sakit memanggil beberapa perawat untuk membawakan kursi roda. Noa sama sekali tak tahu dengan keadaan Joshua, ia sangat terkejut melihatnya.














Joshua sudah berada di ruangan dengan infus dan beberapa alat yang Noa tak mengerti terpasang di beberapa bagian tubuh pria duapuluh lima tahun itu, Noa dapat melihat raut pucat Joshua yang menatap kosong langit-langit ruangan. Noa merekam jelas paras itu, rambut, tubuh dan segala sesuatu yang dapat di tangkap mata, rasanya tiba-tiba sesak, ia teringat apa yang di katakan dokter sebelumnya jika efek samping dari kemoterapi berbeda bagi setiap orang dan mungkin saja fisik maupun mental Joshua akan mengalami penurunan yang signifikan.

Entah mendapat keberanian darimana, Noa meraih tangan Joshua dan menggenggamnya membuat si empunya menoleh dan menatap Noa dengan tatapan datar yang sangat familiar.

"Everythings gonna be okay, Mas."






















Tbc ...

Days With You | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang