NJ-24

8.2K 522 56
                                    

Dinginnya udara pagi disertai dengan petrichor¹ merupakan kombinasi pas yang mampu membuat organ-organ tubuh Aisley bersemangat menyambut datangnya mentari.

Walau sebenarnya Aisley tak menyukai hari dimana ia harus meninggalkan rumah Pak Ali, yang sudah ia anggap seperti rumahnya sendiri.

Benar, tak terasa hari libur yang ia gunakan untuk menginap di rumah keluarga Raden kini telah terlewati dengan cepat. Tanpa sadar, hari yang mengharuskan semua siswa-siswi untuk mengikuti upacara bendera pun tiba.

Karena sebentar lagi Darka akan menjemputnya, Aisley mempergunakan sisa waktunya dirumah ini dengan baik. Ia memutuskan untuk sarapan bersama keluarga Raden sambil mengobrol santai, lalu membantu mencucikan piring-piring kotor. Tenang, ia tidak sendiri kok mencuci piring tersebut. Tentu saja ada Raden disampingnya!

Saat Darka sudah tiba menjemputnya pun fokus Aisley masih pada keluarga Raden. Sebagai salam perpisahan ia memeluk Bu Leha dan Pak Ali secara bergantian.

Darka tak suka melihat keakraban Aisley dengan orang tua Raden. Ia bukannya iri, karena ia sendiri tumbuh di keluarga yang harmonis. Akan tetapi ia tak suka saat Aisley lebih akrab dengan keluarga cowok lain. Ia jadi menyesal, dulu selama mereka masih pacaran ia belum sempat mengenalkan Aisley ke keluarganya.

Disisi lain, Darka menyadari kalau selain akrab Aisley juga nyaman dengan mereka. Aisley terlihat sedih saat harus berpisah dengan mereka. Dan Darka tidak mungkin memaksakan egonya untuk menarik Aisley kasar dari sana, lalu mendorong Aisley masuk ke dalam mobilnya.

Jadi, meskipun ia tak suka ia lebih memilih diam. Darka justru mengambil alih koper Aisley dari tangan Raden, lalu memasukkannya ke dalam mobil. Setelah itu yang ia lakukan adalah menunggu Aisley didalam mobil.

Darka tidak akan membuat Aisley tidak nyaman dengannya. Ia tidak memaksa Aisley untuk cepat-cepat ke mobil. Ia akan terus menunggu sampai Aisley sudah rela.

Intinya, prioritas Darka sekarang adalah membuat Aisley tetep nyaman disisinya, walau perasaanya pada Aisley masih abu-abu. Yang jelas ia tidak ingin semakin menyesal dikemudian hari.

Dua hari yang Aisley jadikan syarat akan ia gunakan sebaik mungkin untuk mencari tahu perasaannya sedalam apa untuk Lia-nya.

Hal itu nantinya akan membuat dirinya mampu mengambil sebuah keputusan untuk memperbaiki hubungannya dengan Aisley atau mencari perempuan lain.

"Maaf ya, sayang. Aku lama banget ya pelukan sama mereka?" Suara lembut yang terdengar lirih itu adalah milik sosok cewek yang kini sudah duduk di kursi sebelah kemudi.

Darka tersenyum mendengarnya. Ia lega saat Aisley kembali memanggilnya dengan panggilan tersebut. "Sama sekali nggak lama, Lia."

"Syukur deh. Aku takutnya kamu marah karena udah bikin kamu nunggu," timpal Aisley sembari memperbarui duduknya agar lebih nyaman. Ia sedikit memundurkan kursinya.

"Mana bisa aku marah sama cewek yang udah bikin aku rindu dari kemarin-kemarin." Setelah mengatakan itu Darka mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

Tawa kecil milik Aisley terdengar sangat indah ditelinga Darka sampai-sampai membuat senyum Darka tambah lebar.

"Kamu lucu banget! Padahal kemarin malam kita udah video call masa masih kangen sih?!" beo Aisley.

"Masih lah, soalnya kalau video call cuma bisa lihat wajah cantikmu lewat layar."

"Dih, gombal!" Aisley sampai geleng-geleng kepala karena tak habis pikir dengan gombalan yang Darka layangkan. "Eh-- kan aku yang minta! Hehehe, maaf-maaf aku lupa."

Apa yang diucapkan Aisley barusan memang benar adanya. Aisley-lah yang merancang kegiatan mereka berdua dari pagi ini hingga Selasa malam nanti. Termasuk dengan bagaimana cara Darka bertingkah juga ia yang merancangnya.

new journey!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang