Agnesia dan Agathias dalam perjalanan menuju kediaman keluarga Fernande. Ini pertama kalinya Agnesia mengunjungi kediaman Fernande, walaupun Amalthea sudah sering ke kediaman berdin. Alasannya, karena sebelum melakukan debut Agnesia tidak diizinkan untuk keluar dari kediaman.
Setelah beberapa jam di perjalanan, akhirnya mereka sampai di kediaman Fernande. Agnesia dibantu kakaknya untuk turun dari kereta kuda.
Mereka disambut oleh Tuan Duke serta para pelayannya di depan pintu utama.
"Salam Your Grace. Mohon maaf jika kedatangan kami terlalu tiba-tiba." Ucap Agathias sedangkan Agnesia hanya mengikuti apa yang dilakukan kakaknya.
Jabatan ayah mereka memang lebih tinggi dari Duke Dryas, namun Agathias juga masih berstatus sebagai penerus beda dengan Duke yang memang sudah memegang posisinya sebagai satu dari tiga Duke yang ada di kekaisaran Barcelorn.
"Tidak apa Tuan dan Nona muda Berdin, saya mengerti. Silahkan masuk."
Duke Dyas mempersilahkan Agathias dan Agnesia untuk duduk di kursi ruang tamu. Agnesia memperhatikan isi kastil yang dipenuhi dengan lukisan keluarga Fernande.
Amalthea sangat mirip seperti Duchess, seperti agnesia dan ibunya. Sedangkan Tuan Duke mirip dengan Duke Terdahulu.
"Tuan Duke, bagaimana dengan keadaan Amalthea?." Tanya Agnesia.
"Thea sempat tidak sadarkan diri selama beberapa jam, tapi setelah tabib keluarga kami meracikan ramuan. Keadaannya sudah mulai membaik dan mulai sadar tadi malam." Jelas Duke Dryas.
"Tuan Duke, apa anda akan menuntut lady Gianna? Jika tidak, izinkan saya yang menuntutnya Tuan." Ucap Agnesia dengan tegas.
"Cia...." Tegur Agathias.
Sedangkan Duke Dryas hanya tersenyum melihat keberanian Agnesia. Dilain sisi, Dryas pun merasa tenang jika adiknya memiliki seseorang yang tulus terhadapnya.
"Saya akan menuntutnya lady, saya tidak mungkin membiarkan seseorang yang berani melukai adik saya hidup dengan tenang."
"Kapan anda akan melakukan itu?." Tanya Agnesia kembali.
"Besok persidangannya akan dilakukan. Dan Duke Gerson yang akan menjadi hakim dan menentukan hukumannya." Ucap Dryas dengan tenang.
Dryas ini terlihat sangat tenang dan bijaksana. Agnesia heran bagaimana orang seperti Dyas bisa menyukai Elaina yang seperti kunti. Agnesia tidak yakin Dryas benar-benar mencintai Elaina.
"Tuan, izinkan saya untuk menjadi saksi di persidangan besok."
Duke Dryas tampak sedang berpikir sebentar sebelum mengizinkan Agnesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Amethyst
Historical FictionBRAKKK!!! Agnessa Ayudia Wicaksono, seorang anak konglomerat di Indonesia. Berusaha membuka matanya, tubuhnya terpental jauh dan kepalanya terbentur pembatas jalan dengan sangat kencang. Dia penasaran benda apa yang menabraknya. "Hahaha Sialan." Agn...