"Make it go away. Make the pain go away"
"CIA!." Seseorang menarik tangannya untuk berdiri di belakang pohon besar agar tidak terlihat oleh bangsawan lain.
"Pangeran, apa yang anda lakukan?." Tanya Agnesia dengan panik, ia merasa terkejut karena tiba-tiba ditarik.
Pangeran Jace, mengulurkan tangannya ke arah Agnesia sambil memandanginya dengan ekspresi memelas.
"Apa?." Agnesia menaikkan satu alisnya, merasa heran dengan ekspresi wajah Pangeran Jace.
"Kamu tidak memberikan aku sapu tangan?." Tanya Pangeran dengan bibir yang cemberut.
"Shh." Agnesia meringis ia tidak memperkirakan jika Pangeran akan meminta sapu tangan juga.
"Saya hanya memebawa satu untuk Yang Mulia Putra Mahkota. Dan yang ini, milik saya pangeran. Tapi sapu tangan ini belum saya pakai. Jika pangeran mau saya berkenan untuk memberikannya pada anda." Agnesia mengulurkan sapu tangan berwarna ungu dengan sulaman bunga Lavender.
"Aku tidak akan menolak jika kamu memaksanya." Jawab Pangeran Jace "Ohh ya. Kamu melupakan satu hal lagi Agnesia." Lanjutnya.
"Apa lagi, Yang Mulia Pangeran?." Tanya Agnesia dengan raut wajah jengkel.
"Bukankah sudah kukatakan, jangan panggil aku dengan panggilan itu. Jace, kamu harus memanggilku dengan namaku dan jangan berbicara dengan bahasa yang formal. Aku memaksa."
Agnesia memutar bola matanya sebal "Baiklah. Pang-maksudku Jace, sudahkan? Aku mau pergi." Agnesia membalikan badannya tapi tangannya kembali ditarik dan mulutnya dibekap.
"Sssst." Jace menaruh jari telujuknya di bibir, mengisyaratkan Agnesia untuk diam.
"Ada orang lain, kamu diam dulu sebentar." Bisik Jace, Agnesia menganggukan kepalanya.
Setelah itu, Jace melepaskan bekapan tangannya di mulut Agnesia. Ia segera mengambil nafas karena dadanya terasa sesak.
"Aku hanya ingin memberikan sapu tangan ini untukmu."
"Bukankah sudah aku bilang Nalyssa. Kamu hanya perlu bersikap seperti tunaganku saat kita berada di depan banyak orang. Saat ini hanya ada kita berdua dan aku juga tidak membutuhkan itu."
"Your Grace, Aku sudah mencintaimu cukup lama, aku yang menunggumu selama ini. Tapi, kenapa orang lain yang bersamamu. Sedangkan kamu sudah memiliki aku sebagai tunaganmu." Ucap Nalyssa dengan suara yang terdengar pilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Amethyst
Historical FictionBRAKKK!!! Agnessa Ayudia Wicaksono, seorang anak konglomerat di Indonesia. Berusaha membuka matanya, tubuhnya terpental jauh dan kepalanya terbentur pembatas jalan dengan sangat kencang. Dia penasaran benda apa yang menabraknya. "Hahaha Sialan." Agn...