the punishment

240 10 3
                                    

"Dari mana?" Arsen langsung menyeret Rian naik ke kamarnya, Rian meringis menahan perih tangannya di cengkram kuat. "Belajar.. Ah- maaf sshh daddy tadi hp nya mati"

Arsen menyeret Rian ke kamar mandi, padahal gausa ditarik juga Rian udah ikut jalan, tapi tangannya sakit banget di cengkram kaya gitu. Rian jatuh terduduk di lantai, menatap ayahnya takut.

Gimana Arsen ga pusing coba? Udah keliling sekolah, nanya sana sini, takut anaknya kenapa napa ujan ujan. Malah pulang malem. Eh ini anaknya apa pacarnya si?

Arsen menarik jaket yang Rian kenakan kasar. Tadi Adam maksa banget makein pas pulang alesannya nanti seragam Rian kotor kena cipratan air hujan. Padahal gapapa dam kotor daripada dirobek Arsen.

Rian baru pertama ngeliat Daddy nya marah kaya gini. Emang si Arsen kasar banget pas begituan tapi biasanya baik baik aja manjain dia.

Arsen segera merobek seragam Rian sampe beberapa kancingnya lepas. "daddy.. Rian bisa mandi sendiri.."

"We'll see, you'll get the punishment"

"Ampun.. ngg ahh!" Rian memegangi tangan Arsen yang menjambak rambutnya. "ngg.. ampun.. ssh sakit.." rengek Rian.

Arsen menarik Rian lagi agar berdiri, menurunkan celana Rian paksa. Arsen melepas sabuk nya, memecuti punggung dan pantat Rian dengan sabuk kulitnya.

Air mata menetes dari pipi Rian, rasanya perih sekali. dia hanya bisa menggigit bibir bawahnya melampiaskan rasa sakit.

"Hands up" Perintah Arsen.

Rian menuruti ayahnya, mengangkat kedua tangannya, berusaha tetap berdiri tegap setiap Arsen menambahkan luka di tubuhnya.

Sejujurnya Arsen tidak tega, tadi nya hanya ingin membuat Rian jera agar tahu kalau daddy nya benar-benar marah. Arsen sangat takut Rian direnggut dari nya, karena memang sebenarnya dia telah menyembunyikan Rian dari dunia, menculik lebih tepat sepertinya.

Tapi anehnya melihat Rian kesakitan dan kulitnya memerah malah menaikkan libido Arsen, dia merenggangkan kerahnya, merasa gerah melihat tubuh Rian bergetar di depannya.

"Hnghh ampun.. daddy please.. perih.."

Arsen mencengkram dagu Rian kasar, memaksa nya menatapnya. Rian masih menatap daddy nya takut, heran mengapa Arsen sekarang menatapnya penuh napsu.

"Hnmngh ngg.." Arsen langsung melumat bibir Rian napsu, bibir tebalnya sangat menggoda untuk dihisap.

Tangan Arsen tidak diam saja, dia mengikat kedua tangan Rian dengan sabuk nya kemudian memposisikan tangan Rian di belakang punggung.

"Ngg.." Rian berusaha melepaskan tangannya, dia memejamkan mata, sedikit mengernyit merasakan miliknya mulai bangun. Arsen malah mengocok milik Rian dengan tempo cepat membuat Rian membuka mulut tapi desahannya tertahan karena Arsen masi melumat bibirnya terus.

Rian meneteskan air mata kembali merasakan pantatnya diremas kuat kuat, rasanya perih sekali. Emang susah kalo punya bokap kdrt nih.

Arsen melepaskan ciuman, menatap Rian dengan senyum miringnya. Nafas Rian tidak beraturan, masi kehabisan oksigen setelah beberapa menit bibirnya dibungkam.

Arsen mendudukan Rian di bawahnya, membuka celana nya tergesa. Memaksa Rian mengulum miliknya. Tangan Arsen kembali menjambak rambut Rian kuat, memaju mundurkan kepala Rian paksa. Kerongkongan Rian sudah beberapa kali tersedak di dalam sana, rasanya perih sekali sampai muka nya memerah menahan sakit.

Arsen mendorong Rian ke arah bathtub, memposisikan badannya agar menungging, Arsen mencengkram pinggul Rian, mengangkatnya ke atas. Rian pasrah saja, Arsen akan semakin murka kalau dia melawan.

keep quite 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang