18

3.6K 330 15
                                    

Chapter - 18

Keesokan harinya saat Disha masuk kembali ke kantor, ada kegemparan yang sedang terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya saat Disha masuk kembali ke kantor, ada kegemparan yang sedang terjadi. Setelah berita tentang agenda rapat pemegang saham untuk memilih calon direktur baru, kali ini ada berita baru yang tersebar di berbagai media. Isi berita itu menyebutkan jika salah satu gudang penyimpanan Asara berdiri di tanah sengketa dan memiliki masalah perizinan. Kabar ini bahkan sudah diberitakan di media televisi. Hal itu membuat situasi Asara saat ini menjadi riuh. Tidak terkecuali Disha. Kabar miring ini membuat saham Asara mengalami penurunan.

"Ini yang kamu minta"

Geya menyodorkan setumpuk berkas yang di minta oleh Disha. Sebelumnya Disha meminta informasi yang berkaitan dengan bangunan gudang yang sedang bermasalah. Terutama dokumen yang memuat detail transaksi pembelian tanah berdirinya gudang. Gudang itu berdiri sebelum Disha bergabung dengan perusahaan. Sudah lama, namun baru dipermasalahkan sekarang. Ada bau keanehan di sini. Didukung lagi dengan para media yang kompak sekali memberitakan hal ini.

"Ini aneh. Kalau dilihat dari dokumen-dokumen ini, tanah berdirinya gudang itu bukan tanah sengketa. Untuk perizinan juga kenapa baru diperkarakan sekarang?"

"Tim legal sudah ditugaskan untuk menangani masalah ini"

Disha meletakkan ibu jari dan telunjuk kanannya di dagu. Jari-jari di tangan kiri mengetuk-ketuk meja kerjanya. Ada yang janggal dan itu bisa Disha rasakan.

Geya memperhatikan Disha yang tampak serius. Kedua alis perempuan itu menyatu menunjukkan jika perempuan itu sedang mencoba menganalisis permasalahan yang sedang terjadi. Geya pun juga merasa ada yang aneh dari huru-hara yang membuat isi kantor kelabakan karena berbagai media yang berusaha menaikkan berita ini. Jika sebelumnya orang-orang dibuat gempar dengan agenda rapat untuk memilih direktur baru, maka berita yang diluncurkan pagi ini berhasil membuat mereka lupa dengan berita sebelumnya yang memang sudah dipadamkan atas perintah dari Disha yang tidak mau namanya terlalu banyak disorot.

"Siapa dari tim legal yang bertugas menangani ini?" Tanya Disha. Ia memiliki praduga samar. Namun dalam dunia bisnis, mereka tidak bisa serta merta hanya mengandalkan asumsi.

"Salah satunya sepupumu. Pratisha"

***

Saat sampai di rumah, Disha menemukan mobil Arva sudah terparkir di dalam garasi. Hari ini memang Disha pulang sedikit terlambat karena ia mengecek beberapa dokumen yang bisa saja berkaitan dengan permasalahan hari ini.

Perempuan itu tidak bisa menahan keterkejutan saat melihat Arva yang masih memakai kemeja kerja –yang bagian lengannya digulung sampai ke siku sibuk di dapur. Mata Disha mengedar ke segala arah untuk menemukan Bi Liyah yang seharusnya berada di dapur untuk menyiapkan makan malam. Namun netra Disha tidak berhasil menemukan keberadaan wanita paruh baya itu.

"Kamu ngapain?"

"Oh hai. Hari yang melelahkan?"

Bukannya menjawab, Arva justru melemparkan tanya yang lain. Pria itu melihat raut wajah kuyu dari istrinya. Arva juga membaca berita hari ini, jadi lelaki itu tahu apa yang sedang dihadapi oleh perusahaan Disha.

Mengikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang