Chapter - 36
"Lusa kamu harus tetap kontrol loh ya ke Om"
"Siap, om. Nggak akan lupa"
Disha membalas senyum Dana yang siang ini datang ke kamar inapnya untuk mengecek kondisi Disha untuk terakhir kalinya. Teman mami dan papinya itu memeriksa kondisi gips Disha dan mengingatkan Disha untuk tidak lupa jadwal kontrolnya. Disha mendapatkan pelayanan spesial, Om Dana selalu mendahulukannya saat jadwal visit, menjadikan Disha pasien pertama yang dikunjunginya di jadwal kunjungan dokternya. Disha merasa tidak enak kepada pasien lainnya. Untungnya untuk setiap kunjungan tidak memakan waktu yang lama.
Disha sudah mendapatkan izin pulang hari ini. Untuk pertanyaan kemana Disha akan pulang, jawabannya adalah rumah orang tuanya. Sang papi dengan tegas menyatakan jika untuk beberapa waktu ke depan, Disha harus tinggal di rumah keluarga. Perkataan papinya itu mutlak, tidak ada bantahan. Pria itu kembali kaku seperti biasanya. Disha sempat mempertanyakan benarkah sosok yang kemarin menemaninya menangis sesenggukan itu adalah papinya. Setelah kejadian itu, papinya bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Itu membuat Disha tenang. Disha sendiri tidak mau jika ada orang lain yang mengetahui dirinya sempat menunjukkan sisi lemahnya.
Sepeninggal Dana keluar dari kamar inapnya, di sana tersisa dirinya, Geya, dan juga Mitha. Geya dan Mitha yang bertugas membawa Disha pulang hari ini.
Disha duduk di di ranjang rawatnya, mengamati sang adik dan Geya yang sibuk membereskan barang-barangnya. "Kak, nanti kita lewat pintu samping ya, pintu poli. Nanti Pak Gik bakal jemput di sana"
Disha mengangguk mendengar penjelasan dari adiknya. Berdasarkan laporan dari Geya, artikel miring terkait rumah tangganya berhasil diturunkan semua. Sudah tidak ada artikel yang beredar. Hanya orang-orang di sosial media yang masih membahasnya. Meskipun berita sudah turun, masih ada beberapa wartawan yang mengejar berita. Kata Mitha, ada beberapa wartawan yang sengaja menunggu di depan rumah sakit untuk mencari tahu respon Disha terkait isu miring rumah tangganya. Disha heran, kenapa gosip miring ini begitu panas di kalangan masyarakat dan masih saja ada yang berniat menguliknya. Padahal dirinya dan Arva juga bukan artis maupun publik figur. Well, kebetulan memang bisnis keluarganya memiliki andil besar dalam perekonomian negara.
Mitha senantiasa menggandeng lengan kakaknya. Kendati Disha bisa berjalan normal dan hanya tangannya yang masih cedera, adiknya itu tidak membiarkan kakaknya berjalan seorang diri. Sementara Geya di belakang kakak-beradik itu membawa barang bawaan Disha.
Saat akhirnya mereka hampir mencapai pintu keluar, mereka dikejutkan oleh 5 wartawan wartawan yang bergerak cepat untuk mendekat. Mitha yang paling kelabakan. Gadis itu langsung bergerak cepat untuk menghalau mereka. Geya sendiri langsung memikirkan jalan lain yang bisa dilewati Disha.
Ketika orang-orang kebingungan, Disha merasakan ada pergerakan di sampingnya. Tangannya digenggam dan digiring untuk menjauh dari sana.
"Geya, kamu bantu Mitha mengurus para wartawan itu. Saya bawa Disha"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikat Hati
General FictionParadisha dan Arvasatya. Dua manusia yang disatukan dalam ikatan pernikahan melalui sebuah perjodohan yang direncanakan oleh orang tua mereka. Perjodohan di kalangan mereka adalah hal yang biasa. Pasangan mereka ditentukan agar mereka memiliki pasan...