Chapter - 34
Suara bising dan gaduh terasa mengusik indera pendengaran Disha. Sayup-sayup ia mendengar perdebatan. Disusul dengan rasa sakit di bagian tangannya yang terasa berat juga rasa tidak nyaman di perut bawahnya. Bola matanya yang masih tertutup kelopak bergerak-gerak sebelum akhirnya kelopak mata itu terbuka dan maniknya segera menyesuaikan dengan penerangan yang ada di ruangan.
Tanpa perlu bertanya, Disha sudah tahu di mana dirinya sekarang berada. Sudah pasti ia terbaring di ranjang rumah sakit. Matanya melirik ke arah bawah. Menemukan tangannya yang digips. Memori berkelebat di kepalanya. Hotel, Arva, ia yang mencoba menjauh, dan tabrakan. Ia tidak begitu ingat bagaimana insiden kecelakaan yang menimpanya terjadi. Tapi satu hal yang pasti. Ia kehilangan.
Disha bisa merasakannya. Ia bisa merasakan betapa nyerinya bagian perutnya saat masih berada di dalam mobil. Ketika orang-orang berusaha menyelamatkannya, Disha merasakan dengan jelas bagian selangkangannya yang terasa hangat. Apalagi kalau bukan karena darah yang mengalir dari sana.
Bayinya.
Calon anaknya.
Rasa sesak membuat napasnya tersendat. Ia merasa tercekik karena fakta tak terelakkan yang ia ketahui tanpa orang lain harus memberitahunya terlebih dahulu. Mengetahui jika janin yang dikandung sudah gugur tidak akan pernah menjadi perkara muda bagi setiap calon ibu. Kesuraman itu menelan Disha. Menarik Disha untuk berada dalam lubang gelap yang menenggelamkannya.
Belum lagi bayangan tentang Arva bersama perempuan lain. Membuat Disha terlalu bingung untuk mempertanyakan kondisi hatinya sendiri saat ini. Kekacauan yang menimpanya membuat Disha merasa berada di titik terendahnya kembali.
"Kakak sudah sadar?"
Disha memalingkan wajahnya ke samping begitu merasakan hangat air mata menuruni kelopaknya. Ia menemukan adiknya yang menatapnya khawatir. Mata Mitha terlihat merah dan sembab. Cukup membuat Disha tahu jika adiknya itu pasti menangisi kondisinya.
"Aku panggil dokter. Sebentar ya"
Di luar sana masih terdengar gaduh. Ia mengenali suara yang sedang berteriak untuk diizinkan masuk ke dalam ruang inapnya.
"Saya suaminya. Saya ingin melihat istri saya. Bagaimana mungkin saya tidak diperbolehkan melihat keadaan istri saya sendiri"
Dada Disha terasa nyeri mendengarkan suara laki-laki itu. Laki-laki yang berhasil mematahkan harapannya. Laki-laki yang menjanjikan kehidupan bersama dengannya, namun justru ia temukan bersama perempuan lain yang notabene adalah mantan kekasihnya berada di kamar hotel.
"Kenapa berisik sekali?"
Mitha mendengar tanya lirih dari kakaknya itu. Putri dari Kamala itu melihat ke arah pintu. Di mana di luar sana kakak iparnya sedang memaksa untuk diizinkan masuk. Sayangnya papanya menugaskan dua orang bodyguard untuk berjaga di depan kamar. Memastikan suami kakaknya itu tidak masuk ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikat Hati
General FictionParadisha dan Arvasatya. Dua manusia yang disatukan dalam ikatan pernikahan melalui sebuah perjodohan yang direncanakan oleh orang tua mereka. Perjodohan di kalangan mereka adalah hal yang biasa. Pasangan mereka ditentukan agar mereka memiliki pasan...