JESSENIA HAZEL POV
Mengikuti setiap arahan dokter Mona, hingga dua puluh empat jam berlalu, dan kini putri kecil ku telah di pindahkan dalam ruangam yang sama dengan istri ku.
Selain orang terdekat-terdekat yang kini berada dalam kamar inap istri ku, ada juga beberapa teman model kami dulu, termasuk Evan. Ucapan doa dan ucapan bahagia mereka utarakan kepada aku dan Ayra. Dan itu, menjadi suatu hal yang baik, karena mereka masih mendukung aku dan Ayra dalam hubungan kami ini.
Waktu berputar, hingga hanya tersisa aku, Ayra dan anak kami, dalam kamar inap ini. Sungguh, sejak melihat wajah malaikat kecil ku ini, rasanya semua kelelahan ku hilang begitu saja. Bahkan tak ingin sedetik pun, aku keluar dari kamar ini. Aku ingin selalu berada di dekat Ayra dan Jeha di setiap detik waktu yang berputar.
"Sayang, istirahat dulu ya. Nanti aku yang liat Jeha sayang"
Aku beralih menatap istri ku, lalu perlahan aku menggelengkkan kepala ku.
"Kamu dari kemarin belum istirahat loh sayang" ucap Ay lagi
"Gak apa-apa sayang. Kamu yang istirahat, udah malem banget loh ini" ucapku sambil melangkah ke samping tempat tidur istriku.
"Aku kan masih menunggu jam ASI Jeha dulu sayang"
"Nanti aku bangunkan, kalau Jeha terbangun sayang"
"Atau jam dua, bangunkan aku. Sekalipun Jeha gak bangun atau menangis. Oke sayang?"
Aku menganggukkan kepala ku, sambil tersenyum. Lalu tanganku terulur mengusap kepala istri ku, "Selamat tidur mama nya Jeha dan istri ku" ucapku dan mendaratkan satu ciuman padanya.
"Terima kasih ya sayang"
"Iya sayang. Udah sana tidur sayangku"
Ayra menganggukkan kepalanya lalu dia mulai masuk ke alam mimpinya.
Jarum jam terus berputar, hingga tepat jam dua dini hari, malaikat kecil ku terbangun, dan mulai terdengar suara tangisannya.
Tanpa menunggu lama, aku segera bergerak membawanya masuk dalam gendongan ku, dan membawanya berpindah ke samping istri ku, yang juga terkejut bangun, karena mendengar tangisan anak kami.
Sambil memberikan ASI pada Jeha, aku terus berada di samping tempat tidur, sambil mengusap lembut kepala istri ku.
"Sayang, kamu gak mau tidur dulu?"
"Nanti aja sayang, gak ngantuk juga aku"
Tanganku perlahan diraih oleh Ayra, lalu dia mengusapnya lembut.
Menyelesaikan ASI nya, Jeha yang telah tertidur, kembali ku bawa dalam gendongan ku sebentar, lalu kembali ku baringkan di tempat tidur miliknya.
"Sayang, tidur"
"Iya sayang, kamu juga tidur" ucapku serta berpindah dan berbaring ke atas sofa.
"Tidur di samping aku aja sih, gak mau peluk apa sayang?"
Mendengar itu, aku beralih menatapnya sebentar dan aku tersenyum ke arahnya, "Aku di sini, buat jaga kamu dan anak kita juga sayang"
"Kalau gitu besok kita pulang aja, biar kita bertiga, bisa tidur sekamar" ucap Ayra
"Baik tuan putri, aku akan mengkonfirmasi lagi dokter Mona. Sekarang sayang tidur dulu ya" ucapku
"Oke sayangku"
Tertidurnya Ayra, aku juga mulai memejamkan mata ku, hingga tak lama aku masuk ke alam bawah sadar ku.
Mendekati pagi, aku terkejut dari tidur ku, lalu perlahan aku melangkah mendekat ke arah tempat tidur anak ku.

YOU ARE READING
Ignosce
Teen FictionMenjadi model terkenal, membuat mereka terpaksa menyembunyikan rapat hubungan mereka agar tidak di ketahui publik. Hubungan keduanya bermula atas dasar kemauan orang tua masing-masing. Namun, Ayra Khalessi ternyata diam-diam telah jatuh cinta pada...