2. Chairman Boy

795 33 0
                                    

Brukk.

Aku menyadari posisiku sudah terlungkup di lantai, jatuh dari tempat tidur. Entah sudah berapa lama aku terlelap tanpa sengaja siang ini.

Namun, ternyata barusan aku bermimpi. Ya, suara suara asing yang kudengar hanya mimpi.

Padahal, baru saja aku diberikan sebuah ketenangan yang dapat kurasakan lagi sejak sekian lama. Mimpi yang sangat aneh.

---Senin, 23 Juli 2015---

Tak terasa tahun ajaran baru sudah dimulai. Liburanku telah usai sia-sia. MOS SMA sudah kulewati selama 3 hari. Hari ini aku memasuki SMA Cahaya Kasih, sekolah baruku dengan gontai.

"Na, sayang banget kita ga sekelas nih. Lo dikelas B gue dikelas A tuh." Kayla menghampiri ku yang baru saja duduk di kelas baru ini.

"Yah. Gabisa curhat dikelas lagi deh gue," *kringgg* "Udah bel tuh Kay. Nanti istirahat gue yang ke kelas lo deh." jawabku agak kecewa.

"Oke dadah!"

***

Pelajaran pertama baru saja dimulai. Masing-masing murid memperkenalkan dirinya. Tak satupun ada orang yang kukenal di kelas ini. Sekarang IbuGuru Wali Kelas, Esti, sedang mengatur organisasi kelas.

"Saya ingin mencalonkan diri sebagai ketua kelas, Bu."sebuah suara muncul dari tempat duduk di belakangku. Aku menoleh. Seisi kelas juga menoleh.

"Ya, ..kamu..Jasper Ferion Wiranata? Teman- teman setuju? Tidak ada yang berani mencalonkan diri lagi?" jawab Bu Guru sambil memerhatikan daftar nama murid kelas. Kelas terdiam.

"Baik Jasper, kamu yang jadi ketua kelas 10 B ya."

Nama lelaki itu Jasper. Pertama kali aku memperhatikan orang baru se-detail ini. Jasper duduk tepat di belakang ku, postur tubuhnya tinggi tegap, hidungnya mancung, kulitnya berwarna agak kecoklatan seperti habis di 'tanned' -well, he's a bit hot- dan tampaknya orang yang cukup tegas jika dilihat dari sorot matanya yang tajam dan penuh percaya diri. Cocok juga dijadikan ketua kelas si GGS (Ganteng Ganteng Sangar bukan serigala kayak di TV) ini.

Tak lama kemudian Bu Esti membagikan hasil tugas MOS yang kemarin dikumpul.

"Mariana, Jasper, selamat kalian mendapatkan nilai tertinggi untuk tugas pertama kalian, yaitu 90."ujar Bu Esti.
Kami berdua pun maju dan mengambi hasil tugas kami.

Kelas yang tadinya diam mendadak gaduh.

Ada yang terkagum-kagum memuji ketampanan Jasper, ada yang menggerutu cemburu, bersiul seakan-akan aku dan Jasper mempunyai hubungan khusus, adapula yang sudah ngobrol sendiri dengan teman sebangkunya. Aku heran mengapa tampaknya Jasper sudah popular dikelas ini.
-Bel istirahat-

Di Kantin..

"Kayla, lo kenal Jasper ga? Dia anak baru tapi masa udah populer aja di kelas. Jadi ketua kelas terus tadi di cie-in sama gue gara gara nilai tugas MOS kita sama. Tapi gue belom ngobrol atau kenalan sih sama dia." Aku membuka topik pembicaraan sambil melahap mie bakso dihadapanku.

"Oh.. Jasper?? Dia katanya anak dari SMP sekolah ini juga. Jadi anak lama gitu deh, eksis, pinter, ganteng, dan banyak fans katanya. Gue sempet ngobrol sama Cindy, temen baru gue tadi dikelas. Gue aja belom liat anaknya."jelas Kayla.

Sudah kuduga, Jasper mempunyai potensi untuk menjadi playboy di sekolah ini juga. Ckck.

Setelah mendapat sedikit informasi dari Kayla. Aku menyudahi pembicaraan tentang Jasper dan mengalihkannya ke topik lain,sebelum Kayla bawel soal cowok baru itu.

-Bel masuk-

"Misi.. Lo yang namanya Mariana Vala kan?" sapa seseorang ketika aku baru masuk ke kelas dan berpisah dengan Kayla.

Jasper.

"Iya, kenapa?"sahutku dengan nada se-normal mungkin. Aku dan Kayla baru membicarakannya di kantin dan aku sungguh tidak mau tampak seperti ketahuan sedang memikirkannya atau apa.

"Sebelumnya, gue Jasper. Gini, Bu Esti wali kelas kita barusan kasih susunan organisasi kelas dan katanya lo dijadiin sekretaris kelas. Lo ditugasin buat ngetik susunan organisasi ini, nih."ujarnya tanpa basa-basi.

"Iya gue tau lo Jasper, si ketua kelas itu kan? Oh oke deh." jawabku singkat sambil merasa canggung seprtinya banyak tatapan mata yang tidak senang melihat kami berdua berbicara.

"Iya, nanti kalo lo bingung bisa nanya ke gue aja. Gue udah nyantumin juga nomor gue di kertas itu. Hmm..gue manggil lo apa nih? Maria.. atau Ana atau Vala? Nama lo ribet juga." Namun Jasper malah tampaknya berusaha meneruskan perbincangan.

"Terserah, bebas. Gue biasa dipanggil Ana. Nama belakang gue aneh kalo buat panggilan sih." aku terkekeh kecil.

"Oh. Tapi kayaknya Ana terlalu mainstream deh. Yaudah gue manggil lo Vala aja. Bebas kan?"

Cowok ini juga aneh. Orang pertama yang bakal memanggilku Vala.

Vala. Vala. Vala. Oh, Aku teringat sesuatu.

Dia bukan yang pertama memanggilku Vala. Dia adalah yang kedua.

***

TO BE CONTINUED! VOMMENT PLEASE LUVS
Cerpen ini kubagi kedalam bbrp part supaya gk trlalu panjang dan boring bacanya. Bakal update cepet kok karna udh completed. Vote+comment yaaa jgn lupa:):)

Thankyouu!

Multimedia: Cameron Dallas as Jasper Ferion Wiranata :3

Unexpected {SHORT STORY}Место, где живут истории. Откройте их для себя