5. Our Destiny

613 33 0
                                    

-Sabtu, 28 December 2017-

Sore ini tidak mendung seperti sore-sore sebelumnya di langit kota Jakarta. Awan tampak lebih cerah dengan nyanyian burung terdengar dari jendela kamarku.

Dan sore ini pula Jasper mengajakku makan malam bersamanya di suatu tempat. Aku masih bingung memilih pakaian apa yang akan kukenakan.

/flashback/

Jasper mengirim sebuah pesan.

Jasper: I'll pick you up in 30mins, dont take too long, Ms. Vala.

Mariana: Yes, Sir. Btw kita mau kemana?

Jasper: Sorry, it's still a secret. Clue: Wear something lovely& you'll fit the place. ;)

Mariana: Like a dress? Really?!

Aku tidak begitu menyukai dress untuk dikenakan, kecuali jika itu terpaksa. Aku merasa tidak nyaman dan gerak tubuhku terbatas. Jasper harusnya mengetahui itu karena selama berpergian dengannya aku tidak pernah menggunakan rok. Kecuali di sekolah..

Jasper: Well, gue gak bilang itu harus berwujud dress, Vala. Gue gak bisa bayangin lo make dress. Pasti ngelawak.. jadi ada hiburan malem ini deh. Just wear what you like.

Oke, balasannya barusan menunjukkan bahwa aku tidak akan memakai dress. Bisa-bisanya dia mau mempermalukan aku. Padahal bukannya laki-laki menyukai perempuan memakai dress untuknya agar terlihat lebih cantik?!

/flashback off/

Alhasil aku sekarang sudah berada di depan cermin, memerhatikan seorang gadis -aku- yang berpakaian rapi dengan sebuah tanktop long fringe berwarna putih dibalut dengan sweater maroon, dilengkapi dengan legging hitam dan sepatu boot coklat kayu yang setidaknya memberikan kesan warm& sweet pada tampilanku sekarang ini. Wajahku hanya diolesi make up tipis sehingga tampak natural dan rambutku digerai lurus seperti biasa. Tak lupa aku menyelempangi sebuah peach clutch kecil kesukaanku.

***

Restoran ini begitu indah namun sederhana, lumayan jauh dari tempat tinggalku. Outdoor, berbentuk taman bunga dihiasi meja dan kursi kayu yang dihaluskan serta ada setangkai bunga mawar di vas setiap meja. Aku melangkah masuk bersama Jasper bagaikan sepasang kekasih, pikirku. Tempat ini terlalu romantis.

"Lo suka tempatnya?" ucap Jasper saat kami baru duduk dan selesai memesan menu makanan.

"Suka banget, gue ga pernah kesini sebelumnya, Jas." Aku masih memandangi kagum sekitarku.

"Gue sengaja milih tempat ini. Bagus deh kalo lo suka. And a good thing, your oufit fits this place well!"ucap Jasper kemudian sambil tersenyum lebar.

Aku terkekeh pelan.

"Gue sebenernya ngajak lo kesini juga pengen ngomong sesuatu, Vala." Mimik wajah Jasper berubah serius seketika.

Aku merasa suasana menjadi lebih tegang. Selama ini aku dan Jasper jarang sekali membicarakan hal serius.

Tatapan kami bertemu.

"Gue mau bilang.. kalo gue suka sama lo Vala. Sejak gue deket sama lo, gue merasa lo itu cocok buat gue. Gue beruntung ketemu lo. Dan lo ga akan ngerasa kesepian lagi, Vala."

Kata-kata Jasper tiba-tiba mengingatkan ku pada sebuah mimpi aneh yang pernah kualami..

"Dan buat masalah yang sering lo curhatin ke gue belakangan ini, lo gak perlu memikirkan masalah itu semua. Lo harusnya bersyukur. Cuma orang-orang terkuat yang dikasih cobaan seperti itu. Dan lo salah satu dari mereka. Lo hebat Vala." lanjut Jasper.

Aku tercengang. Bagaimana mungkin kata-kata Jasper sama persis dengan apa yang diucapkan suara asing itu. Ternyata itu Jasper kah yang pernah ada dalam mimpiku?

"Gue sayang lo...Gue mau jadi orang yang selalu ada buat lo, Vala. Mungkin ini aneh, tapi gue pernah mimpiin lo bahkan sebelum gue kenal lo. Cewek di mimpi gue gak nyata hingga akhirnya gue ketemu lo di sekolah. Lo mau kan jadi pacar gue?"

Ya, aku yakin benar itu suara Jasper yang pernah berada dalam mimpiku. Sungguh tidak masuk akal. Aku tidak menyangka Jasper juga membalas perasaanku.

Rasa kebahagiaan, keleegaan namun juga mengejutkan bercampur aduk menjadi satu. Setelah sekian lama aku memendam perasaanku sendiri, akhirnya Jasper memberikanku sebuah jawaban.

He loves me back.

"Jasper..itu memang aneh. Gue juga pernah mimpiin suara lo ngomong hal yang sama seperti yang barusan lo bilang. Gue..gue juga sayang sama lo." jawabku akhirnya.

"Oh ya? Mungkin memang kita jodoh kali, Vala. Jadi sekarang lo sama gue ya."

Jasper tersenyum dan menatapku dalam.

Aku belum pernah merasa menjadi orang special seperti ini sebelumnya.

"Gue selalu tenang kalo sama lo Jas. Gue bisa ngelupain masalah gue. Gue banyak berubah dan belajar banyak hal sejak kita deket. Dan gue kaget, ga nyangka kita pernah mimpiin satu sama lain bahkan sebelum kita kenal." aku ikut tersenyum.

Malam itu berjalan dengan sangat indah. Pertama kalinya aku merasakan kedamaian sesungguhnya, bersama Jasper, laki-laki yang merubahku menjadi lebih baik, lebih ceria, lebih memaknai apa itu artinya hidup.

This time, I'm sure our relationship will last for a long, long time.

***

THE END! VOMMENTS YAA JANGAN LUPA❤

Gimana pada suka gak sama akhir ceritanya? Tunggu dulu yaa masih ada epilog next part. Puncaknya pas epilog, so wait for one more part. ❤

Multimedia: Mariana Vala's outfit

Unexpected {SHORT STORY}Where stories live. Discover now