Code

5.6K 411 28
                                    

Gue Jeanne, seorang detektif. Mungkin kata detektif sangatlah ga pas buat gue, kalian tau kenapa? gue belum pernah nyelesaiin satu kasus pun selama kerja disini.

Gue dan rekan-rekan gue ada di tim 6, bisa dibilang masih junior dibanding tim lainnya.

Selama kerja di sini kerjaan gue dan tim cuma bantu para senior untuk photocopy segala macem berkas, mindahin barang pribadi mereka, buatin kopi, beli makan siang dan hal lain yang seharusnya bisa mereka kerjain sendiri.

Masuk devisi detektif adalah impian gue dari dulu, banyak tes yang gue lakuin untuk masuk kesini, fisik, tertulis, wawancara, semua gue lakuin. ga keitung udah berapa kilo gue jalan tiap pagi untuk latian fisik. Dan disini gue malah jadi kacung para senior.

Dan hal yang selama ini gue tunggu terjadi.

Tiba tiba salah satu rekan gue Grace dateng sambil lari-larian. "Woy Ak-hir--nya..!!" Ucap nya tersengal sengal sembari kembali menarik nafas.

"kenapa kenapa?" Tanya gue penasaran. "lo salah photocopy lagi?"

"Apaan sih heboh," ucap rekan gue dave, dia tim 6 juga sama dengan gue. "kalo para senior itu dipecat baru lo boleh heboh."

"Diem sih plis, gue gak ngomong sama lo dave." balas Grace dengan cepat.

Lalu ia melanjutkan. "Jeanne ada kasus baru!" wajah Grace tampak bersinar-sinar dia bahkan hampir menjerit. "Dan itu dilimpahin ke tim kita!"

"Kasus buat tim 6? ha serius!" gue masih ga percaya, penantian panjang jadi seorang detektif terwujud, bukan detektif kaleng-kalengan yang tugasnya cuma jadi babu seniornya.

"lo keatas tanya lagi, salah denger kali lo." ucap dave yang tampak speechless meski ia berusaha tak menunjukkan untuk mempertahankan imej cool-nya

"Gue ga mungkin salah denger kali, andre dari tim 4 yang barusan kasih tau ke gue, karena kasus mereka udah ga overload."

"Halah paling cuma kasus kelas e, ga dikerjain juga kelar sendiri, ganggu tidur siang gue aja". Ucap rekan gue Darren, yang kebangun karena suara keras grace, sebenernya Darren pindahan dari tim 2. Dia dipindahin karena kebiasaannya nyepelein kasus. Sering telat dan tidur gatau aturan udah jadi hobinya.

tapi ada satu hal yang perlu dicatat, kemampuan analisis darren diatas rata-rata, dia pernah jadi ace tim 2 dalam nyelesaiin banyak kasus.

"ayo mulai serius." Tegas dave. "pertama, kita dapet kasus kelas apa?" tanya dave pada grace.

"Pembunuhan tingkat B" ucap grace yang terlihat tampak lebih serius sekarang. "Atasan bilang kita harus langsung ke TKP"

...

Sesampainya di TKP atau lebih terlihat seperti rumah tua yang tidak terurus, banyak dedaunan kering yang ketumpuk ga pernah disapu, sampah yang ngebusuk dan masih banyak lagi hal kotor lainnya.

gue dan rekan-rekan gue mulai memasuki garis polisi, gue nunjukin kartu identitas gue kepolisi yang berjaga di ikuti  rekan gue yang laen. Entah kenapa gue ngerasa bangga sama diri gue sendiri saat itu.

Dan mereka menuntun kami ke tempat korban.

"Korban udah di bawa ke rumah sakit untuk diperiksa tim forensik dan disinilah tempat terjadi nya pembunuhan." kemudian polisi itu menunjuk sebuah angka yang lebih mirip seperti kode. "Sepertinya korban sengaja menulisnya untuk menuntun kita kepada sang pelaku"

"Kode?" Tanya gue pada polisi itu dan segera melirik ke lantai kayu itu, kode nya berupa angka dan ditulis make pena.

Korban menulisnya saat ia sudah sekarat sehingga terlihat angka itu sedikit goyang walaupun masih bisa terbaca. "Ya, gue rasa sebelum hasil forensik keluar ini bukti kita satu-satunya."

Gue mulai nyatet tulisan itu di sebuah buku catatan kecil milik gue yang bertuliskan.

615154

"Boleh gue lihat?" Darren menghampiri gue dan mengambil buku catatan milik gue dan mulai menuliskan sesuatu. "Gue rasa gue tau maksud dari angka-angka ini."

"Ha apa?" Tanya gue penasaran.

"Belum pasti". Darren memasukkan buku catatanku ke dalam saku nya. "Gue pinjem buku lo bentar."

Gue rasa darren tau sesuatu.

"Boleh kah saya tau siapa saja yang dicurigai sebagai pelaku pembunuhan?" Tanya darren kepada petugas polisi.

"Ada beberapa orang yang di duga sebagai pelaku" jawab polisi dan kemudian menyerahkan sebuah kertas yang gue gatau apa isinya. "Ini daftar orang yang dicurigai dan informasi mengenai kasus ini"

Darren terlihat sedang membaca isi kertas tersebut.

dave menghampiri dan berdiri di samping darren "Kira kira siapa pelakunya?" Tanya nya.

"Jeann, menurut lo apa arti angka itu?" Tanya grace padaku. "Terus hubungan nya sama pelaku?"

"Pasti angka-angka itu bisa bawa kita ke pelaku sebenarnya." jawab ku yakin.

"Gimana kalo si pelaku secara sengaja nulis angka-angka itu buat ngecoh penyelidik?" Pertanyaan grace membuyarkan keyakinan gue tadi.

"Gue rasa itu ga mungkin, karena coba lo pikir kenapa korban sengaja menutupi angka-angka itu dengan badannya sebelum dia meninggal." Dave mengeluarkan argumennya.

"Dan juga cara nulis angka itu walau ga begitu jelas tapi mirip dengan angka tulisan korban." darren terlihat udah sangat berpengalaman dalam hal-hal seperti ini.

"Ren, emang lo tau gimana tulisan korban?" Tanya grace pada darren dan mengalihkan pemandangan nya kepada dave. "Dan dave gimana lo tau korban sengaja berusaha menutupi angka angka itu?" Grave menyanggah dengan memberikan pertanyaan pada  mereka berdua.

"Ini". Ucap darren dan dave secara bersamaan, darren menyodorkan kertas dari polisi tadi. "Semua informasi yang ditemuin polisi udah ditulis disini."

Grace mengambil kertas itu dan membacanya tanpa suara. Aku pun ikut membaca dan disana juga tertulis orang orang yang di curigai.

1. Tersangka pertama, daniel carter ia adalah salah satu tetangga korban yang di ketahui memiliki banyak hutang kepada korban.

2. Tersangka kedua, mantan supir langganan korban yang diketahui memiliki dendam kepada korban karena sering kali korban membayar dengan uang kurang, berkata kasar, mengotori taksi dengan makanan sisa, bau alkohol yang menyengat dan hal yang tidak mengenakkan lainnya.

3. Tersangka ketiga, matteo adalah salah satu mantan bawahan korban. dulu saat masih bekerja diketahui matteo sering di caci maki oleh korban sehingga memungkinkan matteo memiliki dendam kepada korban.

4. Tersangka keempat, elly walskin adalah sekertaris korban yang mengaku pernah di lecehkan oleh korban di ruang kerja nya, melakukan penghinaan pada dirinya dan kelurganya.

Setelah gue ngebaca itu, sama sekali ga terbayang di otak gue siapa pelakunya, Apa arti angka-angka acak itu

"Gue rasa kita perlu bukti lain." Ucap gue sama mereka.

"Kita ga coba mecahin kode itu dulu?" Tanya grace.

"Kita gabisa ngandelin kode itu, karena bisa aja kode itu bukan inisial pelaku melainkan cuma petunjuk dari korban yang lagi sekarat, sudah gabisa mikir apa apa untuk memberikan bukti siapa yang udah ngebunuh nya.

"Mungkin aja" dave mengacak-acak rambut nya. "Tapi apa arti dari kode itu?"

....

Jangan lupa vote and comment ^_^ thanks!!

The InvestigationDove le storie prendono vita. Scoprilo ora