Grace

1.5K 138 13
                                    

Yeayy udah update^^

Thanks ya buat yang udah baca, vote apalagi comment cerita ini. Aku juga  mau bilang maaf karena update nya agak lama, ceritanya pendek dan makin gak jelas. Tapi sekali lagi thanks^^

...

Aku tak habis pikir dengan yang kualami hari ini. Aku sudah mencoba untuk melupakannya, tapi kejadian itu masih terus terbayang bayang di kepalaku. Aku takut ia akan datang lagi ke sini untuk membunuhku atau bahkan juga teman temanku.

Tapi masih ada satu pertanyaan dikepalaku, 'kenapa ia tak langsung membunuhku kalau memang ia ada di belakangku?'

Aku bisa gila kalau terus memikirkan ini.

Grace membuyarkan lamunanku. "Jeanne, lo masih kepikiran ya?" Tanyanya, ia terlihat sangat cemas. "Lo jangan khawatir masih ada gua, matt sama dave yang bakal jagain lo."

Aku menundukkan kepalaku. "Tapi aku takut dia datang lagi grace, aku takut jika dia membunuhku dan-" sejenak aku menghentikan kata kataku, lalu melanjutkannya. "Juga kau."

"Jeanne lo jangan ngomong gitu, lagi pula gua bisa kok jaga diri gua sendiri." Ucap grace sambil tersenyum walau sebenarnya ia juga takut sama halnya sepertiku. "Lo tenang aja jeanne."

Ku balas ucapan grace dengan anggukan dan grace memelukku dengan erat, aku pun terbenam dalam pelukannya selama beberapa saat.

"kita tidur yuk, udah jam segini." Ucap grace sambil menunjuk jam di dinding. "Udah jam setengah sebelas."

Aku dan grace pun merebahkan tubuh di atas kasur yang empuk, grace sesekali memejamkan matanya. Kurasa ia lelah setelah melakukan pencarian tadi siang.

Aku pun pura pura tertidur dengan memejamkan mataku karena ku tau kalau grace tak tidur sebelum aku tidur. Walau ia benar benar lelah, ia akan tetap menungguku tidur.

Aku benar benar bersyukur ada grace di hidupku, jika tidak aku tak tau harus bagaimana. Ia benar benar peduli padaku melebihi seorang sahabat, ia lebih seperti saudara walau ia selalu berbisik dan ceroboh tapi aku tetap senang ia ada di dekatku.

Aku melirik kearah grace dan ternyata ia sudah tertidur dengan lelap. Aku juga harus tidur, aku tak boleh banyak pikiran nanti aku bisa sakit dan grace akan sangat cemas kepadaku.

Aku pun mulai memejamkan mataku dan aku pun tertidur.

...

Tap.. tap.. tap..

Bunyi sebuah jejak kaki membangunku, siapa itu? Aku pun melihat ke arah grace dan ternyata ia tidak ada, kemana dia? Kulirik jam dan menunjukkan pukul 2 pagi. Apa yang dilakukan grace sepagi ini.

Aku perlahan bangun dari tempat tidurku untuk memeriksa apakah suara kaki itu milik grace atau bukan. Aku berjalan ke arah pintu dan membukanya, kulihat keluar dan tak ada siapa pun disana.

Setelah melihat keluar aku pun menutup pintu dan kembali berbaring di atas kasur. Ku rebahkan tubuhku diatasnya. Mungkin grace tadi haus pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

Lebih baik aku kembali tidur sebelum grace kembali.

...

Sebuah cahaya yang masuk dari celah celah jendela pun membangunkanku, Kurasa ini sudah pagi. Kuberjalan ke arah jendela dan membukanya untuk merasakan udara pagi, dingin sekali. Aku lupa kalau ini di puncak.

Aku pun teringat akan grace dan melihat ke arah tempat tidur dan grace tak ada mungkin ia sudah ke bawah. Aku pun memutuskan untuk turun menemui grace hanya sekedar menyapanya.

Satu persatu anak tangga ku turuni untuk sampai ke bawah. Dan di bawah aku dapat melihat matt dan dave sedang menonton televisi dengan sepotong roti ditangan nya.

Aku pun menyapa nya. "Pagi dave, matt."

Sontak orang yang kupanggil namanya pun menoleh. "Pagi jeanne." Balas matt, Kurasa aku dan matt semakin dekat.

"Udah bangun jeanne?" Pertanyaan dave sedikit bodoh, apakah ia tidak lihat aku sudah bangun, bahkan menyapanya duluan.

"Engga liat?" Tanyaku balik pada dave yang hanya balas dengan senyuman.

"Udah ngerasa baikan jeann?" Tanya matt dan ku balas anggukan.

"Sarapan dulu." Ucap matt lagi.

"Iya." Balasku

Aku pun berjalan kearah dapur untuk mengambil beberapa lembar roti. Di dapur aku menemui alice disana. Kulihat ia sedang menyapu.

"Sarapan aja dulu." Ucap ku padanya sambil mengoleskan selai pada rotiku dan ia balas dengan anggukan.

"Mau ku buatkan susu?" Tawar alice

"Engga usah, makasih." Balasku, dan dapat kulihat wajah alice sekarang terlihat pucat sekali dengan bulatan hitam melingkari matanya."Alice apa kau sakit?"

"Mungkin aku kurang tidur semalam," Ucapnya sambil melihat kearahku. "Tidak usah khawatir."

"Lebih baik kau istirahat, biar aku yang menyelesaikan pekerjaanmu." Ucapku.

"Tidak usah paling sebentar lagi selesai."

"Kau yakin?" Tanyaku memastikan dan hanya ia balas dengan anggukan.

Aku pun kembali ke tempat matt dan dave berada sambil membawa roti yang ku ambil tadi. Dan duduk disamping mereka. Kulihat mereka sedang serius menonton tv.

Aku pun melihat acara tv yang mereka tonton, sebuah berita.

"Berita tentang apa?" Tanyaku

"Jeanne, gua rasa kita bisa kembali sekarang." Ucap dave tanpa mengalihkan perhatian pada tv. "Beresin  semua barang lo."

"Kok buru buru sih dave." Balas ku

Kulihat matt dan dave terdiam. "Ada apa sih?"

Dave beralih menatap ku. "Marry born udah di temuin sama kepolisian dalam-" sejenak ia menghentikan  kata kata nya dan ia pun meneruskan. "Keadaan mengenaskan."

"Dia meninggal." Sejenak  Aku mematung dan teringat seseorang yang menerorku kemarin. "Kapan?"

"Diduga kepolisian  dia udah meninggal seminggu  yang lalu." Ucap dave dengan nada serius. "Mayatnya di temuin warga didanau."

Tubuhku gemetar, aku takut. Keringat dingin pun mulai membasahi tubuhku. Jadi kalau bukan  marry born siapa yang meneror ku kemarin? Kenapa ia ingin membunuhku?

"Dave aku takut." Ucap ku dengan nada gemetar. "Siapa yang menerorku kemarin? Kenapa ia ingin membunuh ku? Apa salahku? Dan kenapa harus aku?". Banyak pertanyaan  yang terlontar  dari mulut ku.

Dengan cepat dave memelukku. "Tenang aja masih ada gua, grace sama matt yang bakal jaga lo-"

Aku menghentikan ucapan dave dan melepaskan pelukan nya. "Tunggu dulu dimana grace?"

"Grace?" Tanya matt. "Aku tak melihatnya dari kemarin."

"Bukannya dia masih ada dikamar?" Tanya dave tak percaya. "Gua sama sekali gak liat dia pagi ini."

"Saat aku bangun grace udah gak ada kamarnya?!"

"Kita harus cari grace  sekarang."

"Tunggu," ucapku. "Semalam aku mendengar langkah kaki, aku kira itu milik grac-"

Aku belum menyelesaikan kata kata ku tiba tiba handphoneku  bergetar tanda pesan masuk.

Pesan berupa gambar, aku pun membukanya.

Aku terkejut melihat nya.

"Apa isi pesan nya." tanya dave.

Aku terdiam sesaat dan kemudian menjawab. "Grace,"

...

Jangan  lupa vote and comment  ya, thanks^^

The InvestigationWhere stories live. Discover now