The New Suspect

2.8K 266 11
                                    

Bingung, ya itu perasaan yang gue rasain sekarang. Memecahkan kasus ternyata ga segampang di teori.

Ada kebenaran yang lo pertaruhin disini. Gue takut gimana kalo gue sampe salah? gue gamau perasaan bersalah menghantui gue seumur hidup. begitu juga ke temen gue.

Bayangan buruk terus menghantui pikiran gue, gue takut, bener bener takut.

"Jeanne!!" Seru grace dan sentak membuat gue kaget. "Lo ngelamun ya? Jangan terlalu tegang gitu ih, santai aja".

"gue..e?.. ngelamun? ya engga lah." gue nyangkal ucapan grace, entah kenapa keringat dingin ngebasahin tubuh gue dan kepala gue seketika pusing. "lo liat gue santai gini."

Grace menatap wajah gue ga percaya. "Santai? muka lo pucet jeanne." Grace tanpa peringatan tiba-tiba megang kening gue. "Astaga jeanne badan lo dingin banget!"

"gue gak apa apa ih paansi."

"Lo sakit jeanne dan sekarang lo perlu ke rumah sakit!" Grace menarik tangan gue. "Gue khawatir."

"Astaga grace, gue gak papa." gue berusaha melepaskan tangan grace. "Gue kedinginan karena ac-nya grace, btw dave sama darren?" Tanya gue mencoba mengalihkan perhatian nya.

"Tadi keluar, katanya sih mau makan siang dan plis jangan ngubah topik lo harus ke dokter jean."

"iya iya, gua bakal pergi sendiri." grace akhirnya melepaskan tangan gue dari tangannya dan sekarang nyoba untuk berdiri. Tapi kenapa makin lama kepala gue tambah berat?

"Ya udah kalo lo kekeh pengen sendiri, pelan-pelan."

"ok-" belum sempat gue ngejawab grace, kepala gue terasa muter dan lama kelamaan menjadi hitam.

...

gue secara perlahan membuka mata gue, dan mencoba untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata. Dimana gue? Itu lah pertanyaan yang pertama kali keluar dari benak gue sekarang dan kemudian gue ngedengar sebuah suara yang lebih mirip seperti isakan, hm mungkin lebih tepat nya teriakan grace.

"Jeanne!" panggil grace khawatir "Lo gak apa apa?"

Wajah Grace tampak pucat, dia bener-bener khawatir sama gue. "Gue dimana?" Tanya gue pada grace.

"Astaga jeanne! Lo lupa ini tempat namanya apa?! Ini itu rumah sakit." Grace terlihat makin panik. "Jangan jangan lo amnesia!! Apa jangan jangan lo lupa nama gua!!"

"Ya gak mungk-" grace memotong ucapan gue secara sepihak.

"Coba lo eja nama gua, G - R - A - C - E". Grace makin lama semakin menjadi jadi. "Coba lo pasti bisa, sebut nama gua GRANCE!!"

"Lo pikir gue anak tk, yang gabisa ngeja nama lo, grace?" Tanya gue pada Grace.

"Ya ampun, syukur deh lo gapapa Jeanne." Grace memeluk gue erat, sangat erat. "gue takut lo kenapa napa, gue khawatir banget."

Pelukan nya makin lama makin erat dan semakin erat hingga gue gabisa nafas. "Grace, lepaskan pelukan lo gue tak dapat bernafas!"

"Ups.. sorry". akhirnya grace melepaskan pelukannya. "Lo kekurangan oksigen ya, Butuh yang buatan?"

"Lebih baik gue gausa sekalian nafas grace." Yahh.. walau begitu grace tetap lah grace, dia tidak berubah. Dia tetap baik dan sangat peduli terhadap temannya walaupun kebiasaan nya, sangat ceroboh.

"Lo jahat". Grace terlihat cemberut, dengan wajahnya yang dimonyong-monyongkan. "Padahal kan gue udah nungguin lo di sini, lama tau"

"Iya.. iya sorry deh"

"Oh ya kata dokter lo jangan banyak pikiran." ucap grace perhatian. "Inget saran gue sebagai sahabat lo, jangan terlalu mikirin kasus ini, lo itu gak sendiri masih ada gue, dave sama darren."

The InvestigationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang