07

27.2K 2.3K 23
                                    

07; Leave Me Alone

~

Suri terbangun dari tidurnya di malam itu. Ia memandang langit-langit kamarnya yang gelap, memang ia telah mematikan lampunya karena telah berniat untuk tidur. Namun, karena ia mendengar suara bentakan juga adu mulut, Suri merasa terganggu.

Ia pun turun dari kasur; Sekilas ia melirik jam dinding kamarnya, menunjukkan pukul 12 lewat 34 menit. Suri keluar dari kamarnya, berjalan menuju tangga dan menuruninya. Awalnya ia berniat untuk memasuki dapur, karena ia sendiri merasa haus. Tapi entah kenapa, semakin ia berjalan mendekati pintu depan rumah, semakin ia dapat mendengar suara adu mulut yang tadi membangunkannya.

Maksud ia sendiri, siapa yang beradu mulut di tengah malam begini?

Ia memutuskan untuk melangkahkan kakinya menuju pintu depan; Lama-kelamaan suara orang itu terdengar jelas, membuat Suri akhirnya ke jendela di samping pintu dan membuka tirainya sedikit untuk mengintip.

Alisnya terangkat ketika melihat kakak perempuannya bersama seorang pria yang ia kenal.

Reyna dan Dana.

Mereka beradu debat.

"Ya tapi emangnya Suri nonjok kamu, nggak kan?" Reyna terdengar kecewa, Dana yang masih tak mau menatap Reyna pun terdiam.

"Kamu tuh nggak jelas, tiba-tiba mukul Suri, dan kamu nggak mau ngaku salah, kamu malah nyalahin Suri—"

"Emang salah dia, Reyn. Dia mincing-mancing emosi aku, dengan ngungkit masalah Faza." Potong Dana, menatap kesal ke Reyna.

Reyna mendengus, "Bukannya selama ini Suri emang suka manas-manasin kamu? Kan aku udah bilang jangan ngelawan, pasti tuh begini jadinya!"

"Terus aku harus diem terus, dan ngebiarin dia ngejelek-jelekin latar belakangku? Aku tuh juga ada perasaan, Reyn, nggak bisa terus-terusan sabar kalo dikatain pembunuh sama dia!" Sergah Dana, emosinya mulai mendidih.

"Aku begini juga sebenernya nggak enak sama Faza.." Gumam Reyna, lemah.

"Jadi kamu pacaran sama aku cuman setengah hati?"

Reyna mengernyit ketika mendengar pernyataan atau entah pertanyaan dari kekasihnya itu, "Kenapa sih, Dan? Aku kan cuman bilang doang, kalo—"

"Kalo selama kita jadian, kamu cuman ngerasa kasian sama aku—Dan ngerasa nggak enak sama Faza, gitu kan?" Lirih Dana, raut wajahnya benar-benar tak bisa dijelaskan sekarang.

Reyna menggelengkan kepalanya, "Dengerin aku dulu, Dan!"

"Kamu yang dengerin aku! Aku capek dengerin kamu, dan dituntut buat ngertiin kamu mulu! Mau dingertiin tapinya kamu nggak pernah ngertiin aku juga!"

Omongan Dana membuat kedua mata Reyna berkaca-kaca seketika, "Jadi kamu pikir selama ini aku nuntut kamu?"

"Terserah kamulah, bela aja terus adek kamu yang nggak jelas itu—"

Tamparan keras dari Reyna membuat Dana yang tadinya sibuk mengoceh segera bungkam dengan matanya yang membulat tak percaya; Keheningan segera menyelimuti mereka.

Sementara Suri yang masih mengintip dari jendela itu juga sempat merasa kaget. Kali pertama ia melihat Reyna menampar orang, sekalinya ia melihatnya, itu pacarnya Reyna sendiri.

"Aku minta putus." Tekan Reyna, tiba-tiba.

Dana mengerutkan keningnya, "..Reyna, aku—"

"Pergi, aku capek." Potong Reyna, "Udah malem, mau tidur."

Dumb DumbDonde viven las historias. Descúbrelo ahora