Another 5% Part 4

28.3K 1.4K 15
                                    

Suasana mendadak hening ketika Gabriel menyapa Selly, semua mata memandang ke arah Selly yang masih berdiri gugup di sana, sementara Gabriel tampak tenang-tenang saja, ada seulas senyum di bibirnya  

"Kemarilah, silahkan duduk nona Selly."

Gabriel menggerakkan tangannya, meminta Selly mendekat, ada senyum ramah di sana, senyum menenangkan yang membuat Selly akhirnya berani maju dan duduk di salah satu bangku yang mengitari meja bundar yang besar itu. Ibu Sandra ikut duduk di sebelahnya, tidak berkata apa-apa. 

      "Oke semua orang yang saya minta sudah hadir di sini. Sebagian dari kalian pasti masih bingung dan menebak-nebak apa yang terjadi, siapa saya dan apa hubungannya dengan Mr. Tony."

Gabriel menoleh ke arah Mr. Tony yang mengangguk-angguk sambil tersenyum, "Saya akan memperkenalkan diri saya secara langsung, saya adalah Gabriel de Miguel, saya mempunya perusahaan di eropa dan amerika yang bergerak di bidang retail, penjelajahan saya atas ekspansi akhirnya berujung di negara yang indah ini, dan kemudian saya bertemu dengan Mr. Tony yang menawarkan kerjasama bisnis. Jadi mulai sekarang, saya adalah pemilik resmi perusahaan ini."       

Gabriel tersenyum menatap ekspresi seluruh orang yang ada di ruang meeting itu, ada yang tampak terkejut, ada yang tampak datar, "Perlu kalian semua tahu, dengan berpindahnya kepemilikan tidak akan mengubah apapun dalam arti yang krusial, bisnis tetap berjalan seperti biasanya, saya belum akan mengevaluasi ataupun melakukan pernggantian sumber daya manusia. Dan Mr. Tony tetap menjadi CEO di perusahaan ini, sementara saya akan mengawasi dari balik panggung. Saya harap kerjasama dari kalian semua."  

Semua yang ada diruangan itu mengangguk-angguk, setuju akan perkenalan pemilik baru perusahaan mereka yang tampan dan karismatik. Lalu Mr. Tony bersalaman dengan Gabriel, sebagai simbol pemindahan kepemilikan mereka secara resmi.  

Sementara itu Selly masih duduk di ujung dan mengerutkan keningnya, ini jelas-jelas pembahasan kalangan atas dan direksi, apalagi semua yang hadir di sini milimal manager dan direktur.... kenapa Selly harus ada di sini? Untuk apa dia dipanggil di sini?  

Pertanyaan Selly rupanya segera terjawab ketika Gabriel melanjutkan kata-katanya.  

"Dan satu lagi, saya membutuhkan asisten dari perusahaan ini yang bisa dipercaya. Seorang asisten pribadi yang bisa menyiapkan semua data perusahaan ini kapanpun saya minta." Mata Gabriel melirik tajam ke arah Selly, membuat Selly tergeragap gugup, "Dan saya sudah menentukan pilihan, Nona Selly saya sudah membaca seluruh report prestasimu di pekerjaan ini, dan saya ingin mempromosikan kamu menjadi asisten pribadi saya."  

Semua yang ada di ruangan itu, kecuali Mr. Tony yang hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja dari tadi, tampak terkejut. Sekali lagi semua mata memandang ke arah Selly yang hanya bisa membelalakkan matanya dengan gugup dan bingung.  Dia bahkan tidak tahu harus berkata apa! 

Kenapa Gabriel.... kenapa lelaki ini menjadi bos barunya? dan kenapa mempromosikan dirinya? Apakah ini ada hubungannya dengan pertemuan tidak sengaja mereka beberapa kali itu? Tetapi bagaimana mungkin?  

"Saya harap semua bisa menerima keputusan saya, dan ke depannya kita bisa bekerjasama dengan baik demi kemajuan perusahaan. Oke meeting hari ini saya tutup." Gabriel bergumam, memberikan pengusiran halus hingga orang-orang mau tak mau beranjak berdiri meninggalkan ruangan, kemudian lelaki itu menatap Selly yang masih duduk dan terpaku, "Nona Selly anda boleh tinggal di sini sebentar, ada yang ingin saya bahas dengan anda."  

Mau tak mau Selly menganggukkan kepalanya. Dirinya masih diselimuti oleh rasa terkejut yang luar biasa hingga bahkan kalaupun dia mau, dia tak bisa bergerak.  

Setelah semua orang pergi dan hanya tinggal Selly dan Gabriel di ruangan itu, Gabriel menopangkan kedua tangannya di meja dan mengaitkannya di bawah dagunya, ada senyum yang lembut dari bibirnya.   "Kau pasti terkejut." gumamnya memecahkan keheningan yang kaku itu.   Selly mendongakkan kepalanya dan menatap langsung mata Gabriel yang tajam itu, yang seolah-olah menembus ke dalam hatinya.

Another 5%Where stories live. Discover now