Another 5% Part 10

20K 1.1K 19
                                    

Jalanan cukup lancar, meskipun gerimis mulai deras di luar. Selly turun dari taxi dan membayar kepada supirnya, begitu keluar dari taxi Selly berlari-lari kecil menuju teras restoran yang terlindung dari gerimis. Rambutnya sedikit basah, tetapi tidak apa-apa, yang dicemaskan Selly adalah restoran mewah ini. Kalau Rolan tidak segera datang, Selly terpaksa harus menunggu sendirian di lobby sampai Rolan datang.  

Diliriknya jam tangannya, Selly datang tepat waktu, jam menunjukkan pukul tujuh malam. Mungkin memang Selly harus menunggu sebentar, dia yakin begitu Rolan sampai di rumah sakit, lelaki itu pasti akan menghubunginya. 

"Apakah anda ingin masuk?"   Sapaan itu membuat Selly menoleh, dan langsung bertatapan dengan pegawai restoran yang bertugas di depan. Pipi Selly memerah,   "Eh.. iya, saya sedang menunggu seseorang dulu." jawabnya cepat.  

"Kalau anda sudah reservasi, anda bisa menunggu di dalam." pegawai restoran itu tersenyum ramah, "Apakah anda sudah melakukan reservasi?"  

Selly ingat perkataan Rolan di telepon tadi bahwa dia sudah melakukan reservasi untuk makan malam pukul tujuh, "Saya.... pasangan saya bernama Rolan Andreas"  

"Silahkan masuk dulu, sepertinya hujan akan turun deras di luar, saya akan memeriksa di daftar reservasi." Pegawai Restoran itu membuka pintu kaca besar yang berkilauan itu dan tersenyum ramah kepada Selly yang gugup.  

Selly melirik ke arah langit, yang berkerjapan dengan cahaya-cahaya petir berkilauan. Benar kata lelaki petugas restoran itu, sepertinya hujan akan turun deras sebentar lagi dan mau tak mau, Selly harus berlindung ke dalam.  

Dia masuk ke dalam ruang tunggu di lobby restoran yang hangat dibandingkan dengan di luar, dan menunggu. Tak lama kemudian, petugas restoran itu datang kepadanya bersama seorang pelayan,  

"Mari nona, meja atas nama Rolan Andreas sudah kami siapkan. Pelayan kamu akan mengantarkan anda."  

Kemudian pelayan itu menghela Selly memasuki ruang utama restoran, membiarkan Selly mengikuti langkahnya.  

***   

Gabriel sedang duduk dengan tenang di sofa ruang tengah rumahnya sambil membaca sebuah buku ketika Carlos memasuki ruangan.  

"Ada apa Carlos?" Gabriel bergumam, tidak mengangkat matanya dari buku yang dibacanya.  

"Saya ingin memberikan informasi baru tentang nona Selly dan Rolan, tuan."  

"Informasi apa?" Gabriel mengangkat alisnya. Bukankah seperti yang dikatakan Selly tadi, saat ini dia akan menghabiskan waktunya untuk makan malam istimewa bersama kekasihnya?

Sebenarnya sempat terbersit keinginan Gabriel untuk mengganggu keduanya, tetapi dia kemudian berpikir ulang dan membiarkannya, karena mungkin ini akan menjadi makan malam terakhir antara Selly dengan Rolan yang diliputi kebahagiaan, jadi biarkanlah mereka berdua menikmati kesempatan satu-satunya itu.  

"Mereka sepertinya gagal untuk makan malam romantis malam ini."   Kata-kata Carlos menarik perhatian Gabriel, dia meletakkan bukunya di pangkuannya,

"Kenapa?"  

"Anda tahu, anda menugaskan saya untuk mengawasi nona Sabrina, malam ini dia mengalami serangan."  

"Dan apa hubungannya dengan makan malam Selly bersama Rolan?"  

"Saya tidak tahu nona Sabrina mempunyai rencana apa, tetapi dia mengalami serangan saat ini, kondisinya menurun drastis. Tetapi alih-alih memanggil-manggil nama anda seperti biasanya dan memohon dihilangkan kesakitannya, nona Sabrina memanggil-manggil nama tuan Rolan.... sepertinya nona Sabrina tahu hari ini hari istimewa dan ingin mengacaukannya dengan caranya sendiri."  

Another 5%Where stories live. Discover now