BAB 1

26.5K 699 7
                                    

Hay,guys.Aku Ayu.Ini cerita pertama aku di dunia orange.

Biasanya aku cuman bisa baca karya orang lain di wattpad.Tapi,sekarang aku lagi nyoba buat cerita sendiri dan ternyata gak segampang seperti yang aku bayangin.wkkwkwkwk

Tolong,bantu kritik dan sarannya ya kawan.Maap,kalo ceritanya masih amburadul ( itu bahasa alien mana thor.! Hehe)

Salam sayang,

Ayu Tekyu Wo

+ + + + +

Suara deringan ponsel menyadarkanku dari lamunan.Kuedarkan pandangan keseluruh kamar tidurku,mencari asal suara ponselku yang beberapa menit lalu kulempar sembarangan.

Benda mungil itu terselip diantara tumpukan bantal dan boneka-boneka minionku.

"Yes,mom." Tak perlu kulirik nama pemanggil di ponselku,untuk tahu siapa yang meneleponku pagi-pagi begini.

"Nanti,jam 6 anterin mama ke pasar ya."

"Kan masih ada Pak ujang ma,yang bisa antar mama kemana aja mama mau." Jawabku mencoba mengelak dari perintah mama yang satu itu.

"Vera, mama maunya kamu yang nganterin ke pasar.Mulai belajarlah menjadi wanita dewasa dan calon istri idaman.Hari ini kan mama ingin mengadakan makan malam untuk merayakan kepulangan calon menantu mama dari Perancis."

"Apa?" kataku kaget.Aku terkejut sendiri dengan berita ini.Astaga,bahkan dia tidak mengabariku tentang kepulangannya hari ini.Oke,bodo amat.I don't care.Aku membencinya,benar-benar membenci Francis Estanbelt.Pria bule asal perancis yang telah merenggut kebahagian masa mudaku dengan pemaksaannya.Dasar laki-laki gila,sakit jiwa.Baru sebulan aku bertunangan dengan dia,aku sudah mengandung anaknya.Aku masih mengingat pemaksaannya terhadapku untuk melakukan hubungan intim pada malam pertunangan kami.

"Vera,kamu baik-baik saja nak?" Suara khawatir mamaku di telpon membuyarkan lamunanku.Seminggu yang lalu aku mengetahui kalo aku positip hamil.

"Ya ma.Vera baik-baik saja.Nanti vera usahakan untuk anterin ke pasar."

"Thanks sweety.Jaga kesehatan ya.Bye.Muachh."

"ya mom.Bye."kuakhiri panggilan telepon dengan mamaku.Aku beranjak ke kamar mandi ketika perutku bergejolak ingin muntah.

Hoeks.!!! Morning sick sialan.

@@@@@@@

"Vera,jangan ngebut-ngebut dong.Mama takut."ucap mamaku seraya memegang ujung bajuku dengan erat.
"Mama sendiri yang minta tolong tadi suruh antar."

"Kamu ngomong apa sih ? Mama gak dengar." Teriak mamaku di antara desauan angin dan suara bising kendaraan.
Aku memutar bola mataku kesal.Begini nih kalo punya mama super duper rempong.Usia mamaku sudah mencapai kepala lima tapi kelakuannya mirip kayak gadis perawan,gayanya nyentrik habis,aku saja kalah sanding kalau sama mama.Pokoknya mamaku itu The best mom ever deh.Hahaha...

"Mama kan sudah tau,Vera enggak bisa nyetir mobil.Tadi kan Vera udah ngomong ke mama minta antar Pak Ujang aja."kataku santai.Kulajukan motor Vespa maticku dengan pelan memasuki gate barrier parkir area pasar.

"Ma,aku tunggu mama di kedai kopi dekat pintu masuk sebelah sana ya."Aku menunjuk salah satu kedai kopi seraya mencoba melepas kaitan helm dan meletakkan di spion motor.

"Enggak bisa begitu ya.Enak aja kamu,mama disuruh belanja sendirian.Kamu itu sebentar lagi mau menikah,Vera.Kamu harus belajar masak.Kamu aja enggak bisa bedain kunyit sama jahe.Gimana mau bisa bahagiain Frans,calon menantu mama yang tampan itu nantinya."ceramah mamaku sambil menarik tanganku agar mengikutinya masuk ke dalam pasar.
Aku menghentakkan kakiku dan menggumam sebal.
Beginilah kalau menjadi anak bungsu,siap menjadi budak sang Ratu di rumah.
Huhuhu...Tuhan berikan aku keajaiban untuk telerpotasi detik ini juga.

My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang