BAB 6

18K 504 48
                                    

Di mulmed : Kak Jon

Selamat siang.
Saya kembali lagi membawa part kelanjutan cerita nih guys.

Hari ini saya dalam mood yang buruk,pikiran saya kacau.Kerjaan terbengkalai.

Tapi,entah kenapa saya tidak ingin mengecewakan kalian yang telah mau repot-repot membaca bahkan memberikan vote untuk cerita gaje pertama saya.

Mungkin akan banyak typo bertebaran,kata-kata absurd dan lainnya.Tolong di maklumi.

Saya sayang kalian,saya melanjutkan cerita ini.
Silahkan membaca...!!!
Silahkan menilai...!!!

Salam sayang,

Ayu Tekyu Wo

************************************
Dia tergelak,ketika aku melepaskan pelukan kami.

"Miss you,My Little Sister."Tidak mempedulikan aku yang mendengus kesal.Dia mengusap rambutku sayang.

"Kenapa,Kak Jon..."Aku belum selesai berbicara ketika kurasakan sengatan rasa sakit di keningku.

"Akh,sakit tau." Dia terbahak keras.Baginya,wajah kesalku ini lelucon yang patut ditertawakan.

"Sudah berapa kali kakak katakan,jangan panggil Kak Jon.Kedengarannya menjijikan sekali.Kalau kamu yang katakan jadi seperti Kajon.Menyebalkan."

Aku terkekeh geli.Namanya Bob Joniartho Sudibyo.Kakak laki-lakiku dan saudara kandungku satu-satunya.Dia baru menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjananya di Columbia University,universitas swasta ternama di dunia.Kak Jon cerdas,tentu saja.Bahkan dia mengambil jurusan Psikologi.Jurusan yang cukup sulit menurutku,menghadapi orang-orang bermasalah setiap hari.Hal yang paling dibencinya ketika aku mulai memanggil dia dengan sebutan Kak Jon.Kemudian dia akan membullyku habis-habisan dan bertingkah menjengkelkan seperti anak TK.

"Ingat rumah juga tenyata.Aku pikir kakak akan tinggal di Amerika selamanya.Kenapa tidak kasih kabar aku kalau kakak pulang hari ini?"
Berjalan menuju lemari pakaianku,mengabaikan Kak Jon yang sedang sibuk melepaskan sepatunya di sisi ranjang.

"Ini surprise,sayang."

Aku menarik kerah kemejanya ketika Kak Jon ingin merebahkan tubuhnya ke ranjangku.

"Eitss...Mandi dulu,Kak.Bau tau !"

"Nanti sajalah dik,kakak lelah sekali."

Wajah memelasnya tidak membuatku luluh.Kuseret tubuhnya menuju kamar mandi.

"Oke,oke.Lepasin.Kakak mandi,PUAS?" Dengan bersungut-sungut Kak Jon menutup pintu kamar mandi.

"Lihat saja nanti.Akan kakak habiskan shampoo dan sabunmu."
Teriakannya dari dalam kamar mandi membuatku terkekeh geli.

"Silahkan saja.Akan kukirimkan tagihannya ke rekeningmu.Aku tidak peduli."Balasku tidak mau kalah.

Ketika aku sedang menyisir rambutku,pandanganku jatuh di perut yang sedikit membuncit pada cermin dihadapanku.Aku tertegun,secara refleks mengelus perutku dengan sayang.

Ternyata mommy merindukan ayahmu,sayang...

Aku tersenyum dan menerawang jauh.

Frans,Miss you...Ucapku lirih.

                     @@@@@

Disinilah kami berdua sekarang.Di meja makan di dapur apartemenku.Kak Jon sama sekali tidak mau repot-repot membantuku memasak makan malam kami.
Dia hanya mendengus geli ketika melihat dua buah telor ceplok dan semangkuk mie instan di atas meja.Aku meringis malu,mengabaikannya dan mulai melahap makanan di hadapanku.

"Kakak tidak percaya sebentar lagi kamu akan menikah.Kakak tidak yakin.Tidak bisakah kamu masak sedikit makanan yang layak untuk kakakmu ini.Mie instan,yang benar saja."Dia sibuk menceramahiku,tetapi tanganya tetap mengambil satu buah telur ceplok dihadapannya.Merebut mangkok mie di antara kami dan menguasainya.
Aku berdecak kesal,mencoba merebut kembali mangkok mienya dan gagal.Sial.! Serakah sekali dia.

Kami menghabiskan makan malam dengan cepat.Kak Jon melarangku mencuci piring.Dia menggantikan kesibukanku di depan wastafel.
Melirik perut buncitku beberapa kali,kemudian menghembuskan nafas keras.

"Kamu yakin dik mau menikah dengan Frans?"

"Ya iyalah.Kakak tidak lihat,perutku sudah buncit begini.Enak aja Frans kalau tidak mau tanggung jawab.Buntinginnya aja mau,masa tanggung jawab tidak mau."aku menjawab dengan jengkel.Aku jadi teringat kejadian sebulan yang lalu,hari dimana Frans mengetahui kehamilanku,keesokannya dia langsung berbicara kepada mama dan papa agar tanggal pernikahan kami dipercepat.Ketika Frans memberitahukan alasannya kedua orang tuaku langsung shock.Mereka tidak menyangka anak gadisnya yang kalem ini bisa berbuat nakal juga.Dan di hari itu mama langsung menelpon Kak Jon di New York yang kemudian mengomeliku habis-habisan via telpon.

"Vera.."Panggilan Kak Jon membuyarkan lamunanku.Dia akan memanggil namaku ketika kesal karena kuabaikan.

"Ra,kamu melakukan semua ini karena hutang-hutang perusahaan papa atau murni kamu mencintai Frans?"

Pertanyaan Kak Jon barusan membuatku yang hendak beranjak ke ruang tamu terdiam.Aku menatapnya sekilas dan melanjutkan langkahku menuju ruang tamu.
Meninggalkan Kak Jon dan pertanyaannya.

************************************
Gimana,gimana?
Bikin baper gak? #gak thor.!(getok reader satu-dua)hehe

Vote dan komentnya ya....!!!!!

My HusbandWhere stories live. Discover now