Bab 2

17.5K 650 2
                                    

"Vera" panggilan mamaku mengalihkan perhatianku dari acara memotong sayur-sayuran.

"Ya,ma.Ada apa?"

"Tolong bukain pintu sweety,kayaknya ada tamu deh." Kulihat mama sedang kerepotan dengan masakannya.

Hmmmm.Bau harum ayam kecap pedas,makanan favoritku membuat perutku keroncongan.

Sabar ya,baby?eh,baby?kuusap-usap perutku.Aku tidak menyangka kalau sebentar lagi akan menjadi seorang mommy.Walaupun aku membenci ayah bayi ini,tapi aku tidak akan pernah mensia-siakan bayiku.Kulangkahkan kakiku menuju pintu utama.Ketika pintu kubuka,aku terkejut menyadari kalau Francis yang bertamu kerumahku.Dengan tingginya yang mencapai 185 cm itu membuatku seperti manusia kerdil di hadapannya.

Penampilannya masih sama seperti sebulan yang lalu.Dia tampan,hanya saja dia sekarang cukup berantakan.Wajahnya terlihat lelah.

"Frans"ucapku terkejut.Dia hanya diam,mengamatiku intens membuatku risih.

"Hn."Jawabnya dingin dan cuek.Kulangkahkan kakiku memasuki rumah,Frans mengikuti masuk di belakangku.

"Siapa,Ra?" tanya mamaku yang tiba-tiba muncul dari dapur.

"Eh,nak Frans.Kok sudah datang.Tadi bilangnya di telepon nyampe jam 7 malam ?"lanjut mama.Frans menghampiri mama dan mencium tangannya dengan takzim.

"Iya nih, tante.Saya ingin cepat-cepat bertemu dengan calon istri saya." Katanya sambil mengedipkan sebelah matanya kearahku.

Hah? Aku mendengus mendengarnya.Frans patut mendapatkan Piala Oskar atas aktingnya barusan.Di depan mama saja seperti ini,tapi kalau bersama aku dia cuek,dingin,dan pemaksa.

"Om,belum pulang,tante?" Frans bertanya kepada mama.

"Belum,masih jam 5.Nanti dia sekitar jam 6 baru pulang.Ya,udah nak frans istirahat dulu.Mandi dulu biar segar.Kamu belum mandi kan?"Frans menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan mamaku.

"Vera,ajak nak Frans ke kamarmu.Suruh mandi di kamar mandimu."perintah mama membuatku terkejut.What?aku tidak salah dengar kan?Mama kau menyesatkanku saja.Mama tidak tahu sih,betapa ganasnya Francis kalo bersama aku,huaaaa.Mama tegasekali menyiksa anaknya ini.
                          
                      @@@@@@@

Aku membuka pintu kamar,membiarkan Frans masuk.Ini kedua kalinya Frans masuk ke dalam kamarku,setelah yang pertama dia memperkosaku pada malam pertunangan kami.Upss...bukan perkosa sih sebenarnya,soalnya aku juga menikmatinya,yah mau gimana udah terlanjur basah ya mandi sekalian,gitu sih kata pepatah.Hahaha...
Waktu itu aku tidak menginginkan acara pertunangan yang mewah,bagiku acara sederhana tukar cincin diadakan dirumah dengan dihadiri keluarga saja sudah cukup.Awalnya Frans menentang habis-habisan,dia menginginkan acara di adakan di hotel,akhirnya dia menyerah setelah aku bersikukuh menolaknya.

Pada malam pertunangan itu,Mamaku melarang mereka pulang dan menyuruh  Bibi Asih,salah satu asisten rumah tangga kami untuk menyiapkan kamar.Mamaku tidak tega membiarkan mereka menginap di hotel.

"Anita..." Panggilan Frans menarikku dari memori malam itu.
"Ya,kenapa?"Aku melihat Frans sudah duduk di sudut ranjangku dan mencoba melepas ikatan tali sepatunya.

"Rupanya dari tadi kamu melamun ya.Saya minta tolong ambilkan handuk,karena saya tidak bawa."
Aku melangkah ke kesudut kamarku,membuka lemari pakaian dan mengambil handuk bersih kemudian menyerahkannya kepada Frans.

Aku tersentak ketika tanganku ditarik Frans,secara refleks aku berpegangan pada pundaknya agar tidak terjatuh.
Frans terkekeh sambil menyelipkan sehelai rambutku kebelakang telinga, membuatku gugup dan salah tingkah.

"Kamu apa-apaan sih,kalau aku jatuh gimana?"sentakku seraya mencoba melepaskan diri darinya.

"Saya kangen,give me a kiss."rayu Frans lembut.

Frans masih memelukku yang sibuk mencoba melepaskan diri.
Aku terkejut ketika bibir Frans sudah melumat bibirku dengan lembut.Libidoku yang memang mudah tersulut pun membuatku mengalungkan kedua tanganku ke lehernya dan menyambut ciumannya dengan sama bergairah.
Si jabang bayi tahu rupanya kalo yang nyium bapaknya.
Bodo amat deh
Jablay,jablay ini.







My HusbandWhere stories live. Discover now