BAB 5

14.4K 495 6
                                    

Maaf ya,saya baru sempat melanjutkan cerita ini sekarang.Kesibukan dan mood yang buruk membuat saya menelantarkan cerita ini.
Terima kasih yang sudah mau menunggu dan menginginkan cerita ini di lanjut.

Doakan saya mendapatkan mood baik setiap hari.

Salam sayang,

Ayu Tekyu Wo

******************************

Sudah hampir sebulan aku tidak bertemu dengan Frans.Bukan aku yang melarangnya untuk bertemu.Tapi,saat ini aku sedang dipingit dan juga karena tuntutan pekerjaan Frans yang membuat dia sibuk.Tak dipungkiri juga karena sifat workaholic yang ada pada dirinya.Walaupun dia pemilik perusahaan,bukan berarti dia tidak disiplin dan bisa seenaknya bekerja.

Sebelum berangkat ke Perancis sebulan yang lalu,Frans memintaku untuk tinggal di apartemennya,yang langsung aku setujui detik itu juga permintaannya.
Hal tersebut membuat Sang Ratu alias mamaku marah karena takut aku tidak bisa mengurus diri sendiri.Frans menenangkan mamaku dan berkata kalau dia akan mengawasiku lewat CCTV yang tersambung ke smartphonenya.Tentu saja aku sebal mendengarnya,percuma saja kalau begitu.Tapi tidak apa-apa setidaknya aku tidak jadi budak Sang Ratu lagi.Hahaha,aku tertawa setan membayangkannya.

Ngomong-ngomong pernikahanku akan diadakan seminggu lagi.Setelah malam dimana Frans marah dan langsung bicara dengan kedua orang tuaku yang kemudian membuat mereka shock karena tidak menyangka putrinya yang polos dan lugu ini bisa berbuat hal yang sedikit nakal juga.

Selama sebulan inipun aku dan Frans berkomunikasi via telpon.Frans menghubungiku di tengah malam berjam-jam hingga aku jatuh tertidur.
Terkadang aku ingin mengabaikannya,aku membencinya.Tetapi di suatu malam ketika dia tidak memhubungiku,aku merasa kacau,menangis tersedu-sedu sambil memegang ponselku menantikan benda mungil itu berdering dengan menampilkan nama seseorang yang entah sejak kapan mulai kurindukan kehadirannya.
Aku tidak tahu mengapa?
Apakah karena faktor kehamilan ini yang membuatku sensitif,ataukah secara tidak langsung aku benar-benar merindukan kehadiran dan perhatiannya?

Huft,kok aku jadi mellow begini.Kulempar ponselku ke ranjang.Inilah sifat burukku kalau bad mood dalam mode on.Aku suka melemparkan barang sembarangan dan tidak mempedulikan akibatnya.
Mengapa Frans begitu mempengaruhiku?Ingat Vera kamu itu membencinya,BENCI...!!!
Terus mengapa hanya karena dia belum menelponmu hingga sore ini,terus kamu jadi uring-uringan tidak jelas.Bukahkah kamu tidak peduli dengan dia?Dewi batinku tersenyum sinis mengejekku.

Aku mendengus,kemudian menyeret tubuhku menuju kamar mandi.
Persetan dengan Frans dan rasa rindu ini.Argghh....

Suara dering ponselku yang sengaja aku atur supaya suaranya keras terdengar hingga kamar mandi.Membuatku menyudahi acara berkutat dengan shampo dan sabun.Kusambar piyama mandiku tergesa-gesa,berharap yang menelponku adalah seseorang yang kurindukan,Frans.

Deringannya yang cukup memekakan telinga itu tidak menyulitkanku untuk mencari benda persegi panjang mungil yang kulemparkan setengah jam lalu.

Tulisan My Mommy dan foto wanita berparas cantik setengah baya memenuhi layar Ponsel.Aku memutar bola mataku dan mengangkatnya.

"Ya mom?"aku berkata dengan malas-malasan.Suara berisik mama di seberang sana tidak bisa membuatku fokus mendengarkan perkataannya.Terkadang aku merasa Tuhan telah melabeliku sebagai anak durhaka ketika beberapa kali aku mengutuk mama di dalam hati ketika bercakap-cakap via telepon seperti ini.Gimana tidak kesal?mama suka sekali mengobrol dengan orang lain disaat dia sedang menelponku.Seperti yang terjadi saat ini.
"Vera,nanti mama hubungi lagi ya."
Tutt..tut..bunyi sambungan telpon terputus itu menandakan mama mengakhiri panggilannya.Aku mendengus jengkel.Menyebalkan.

My HusbandWhere stories live. Discover now