Chapter 1

4.9K 261 2
                                    

Telah di ubah!
{22 juli 2016}



Fujimura Motomia. Dia sudah tinggal bersama keluargaku saat umurnya 9 tahun, dia seorang diri yang selamat saat penyerangan membabibuta dari perampok perusahaan. Keluarga kamiyama menjadi sasaran serangan itu yang mengakibatkan seluruh keluarga itu menininggal dunia kecuali Fujimura yang di sembunyikan orang tuanya di dalam lemari dan di temukan papahku saat pemeriksaan barang bukti di lakukan.
Saat Fujimura akan di kirim ke panti asuhan, papah sama sekali tidak memperbolehkan sehinggi dia di asuh oleh papahku. Pertama kali dia di bawa ke rumahku dulu dia kelihatan sangat kusut dan sedih.

Flashback-

"Noguchi!!" papahku waktu itu pulang agak cepat dari biasanya, dengan cekatan aku berlari menuruni tangga dan berlari ke arah ruang tamu di mana papah sedang duduk.

Tatapanku jatuh pada seorang anak laki laki yang lebih tua dariku, dia tengah berdiri di samping papahku dengan menundukan kepala.

"Noguchi mulai sekarang dia akan tinggal di sini" papahku mengelus punggung anak laki laki itu.

"namaku Fujimura Kamiyama aku 9 tahun" fujimura berkata dengan suara pelan, lebih di sebut seperti bisikan.

"aku Noguchi aku 5 tahun, boleh aku memanggilmu kakak atau namamu saja?" Aku berkata riang, ya aku sangat senang mempunyai seseorang di sini. Karena aku selalu sendiri di rumah ini, papahku selalu sibuk bekerja dan ibuku sudah meninggal 3 tahun yang lalu.

"panggil saja aku Fujimura" Dia tersenyum tipis.

"Noguchi sementara dia tidur di kamarmu dulu ya. Papah harus berangkat lagi" papah mengecup dahiku dan pergi keluar rumah. Seraya ketukan sepatu menghilang ayahju pergi dengan mobilnya.

"Ayo ke kamarku!" aku menarik tangan Fujimura menaiki tangga menuju kamarku yang berada di lantai dua.

"oine-san tolong ambilkan baju untuk anak laki laki ya" Teriakku pada seorang maid yang tengah membereskan ruang tamu. <read: kata -san adalah panggilan untuk seseorang yang lebih tua>

Aku membuka pintu kamar setelah Fujimura masuk aku menutup pintu kamar.

"kau harus mandi, keadaan mu buruk. Berendam sebentar akan menghilangkan stres kata ayahku" aku masuk ke kamar mandi dan menyiapkan air panas di bathtub.

"ayou..!" aku mendorong nya masuk kekamar mandi.

"ta-tapi-" dia menghentikan langkahnya.

"tidak ada tapi!" aku mendorongnya masuk dan menutup pintu itu.

Aku siapkan bajunya di meja dekat kamar mandi.

Sungguh kejam Tuhan padanya, merenggut seluruh keluarganya dan meninggalkannya sendirian.

Flashback of-

Fujimura mengantarku ke apartement ku, dia selalu menempel dengan ku saat perjalanan seperti aku ini adalah anak yang akan di culik jika dia melepaskanku sedikit saja.

"ini apartementnya" aku melangkah menaiki tangga dan Fujimura hanya mengikuti ku dari belakang.

"kau kan anak direktur kenapa tinggal di tempat yang tidak safety seperti ini sih?!" Fujimura menatapku aneh.

"huft.. Aku juga tengah memahami masalah ekonomi masyarakat. Aku gak mau gara gara aku Imej apa jadi jelek karena 'anaknya yang manja dengan kebutuhan hidup serba lengkap' jadi begitu deh" aku mengangkat kepalaku dan menatapnya yang sedang menatapku datar.

Aku memasukan pass apartementmu dan membuka pintunya. Di dalam sini hanya ada ruang tidur, toilet, dapur dan ruang tamu yang berukuran mini. Tapi tempat ini sangat nyaman bagiku.

"apa kau sama sekali tidak kesepian saat tinggal sendiri?" Fujimura mendudukan dirinya di kursi.

"Tidak kesepian tapi sangat kesepian. Bahkan papahku pun selalu sibuk dengan pelerjaannya" aku tersenyum menyembunyikan semua hal sedih itu.

"tapi untung lah kau tidak apa apa" Fujimura menepuk kepalaku pelan.

"tapi setelah kau pergi dari rumah justru aku sangat menghawatirkan mu. Tapi untung lah kau sehat sehat saja"

"kau ini bodoh. Pikirkan dulu dirimu sendiri"

"hehe. Ah.. Fujimura kau masih suka kue Jahe kan?"

"ya. Lalu?" Fujimura berkata sambil mengangkat sebelah alisnya.

"ehm aku akan membuatkannya untukmu"

"hah?? Bufftt hahahahahaha aku jadi penasaran. Jangan jangan hasilnya gosong seperti saat kau pertama memasak" Fujimura benar benar menjatuhkan harga diriku! Ya tapi itu fakta sih. Dulu saat aku belajar masak sama oine aku menghanguskan masakannya.

Aku menunduk malu, kurasakan panas di pipiku.

"aku harus pergi. Kunci pintu yang benar lalu langsung tidur! Jangan keluyuran" Fujimura melangkah kan kakinya ke pintu depan, aku membukakan pintunya setelah Fujimura keluar akupun menutup dan menguncinya rapat rapat.

Bersambung..!

My Body Guard (complete) Where stories live. Discover now