DELAPAN

29.1K 2K 125
                                    

"Bunga kerudungku udah rapi nggak?" tanya Zu yang entah sudah berapa kali menanyakan hal yang sama sejak satu jam yang lalu. Dia benar-benar terlihat gugup.

Bunga hanya terkekeh. Lalu mengangguk "Rapi kak."

Zu terlihat sangat gugup, hari ini dia akan pergi interview walau pekerjaan yang dilamarnya cuma sebagai office girl. Seragam putihnya sangat rapi, celana hitam juga sepatunya semuanya terlihat hampir sempurna. Kerudung putihnya dimasukkan ke dalam bajunya agar terkesan lebih rapi. Padahal itu bukan gayanya tapi begitulah interview seseorang kadang menjadi bukan dirinya demi uang untuk menyambung hidup.

"Alhamdulillah, akhirnya interview juga. Udah lama nggak kayak gini. Aku jadi bener-bener gugup." celotehnya yang terlihat jelas tak tenang.

Bunga hanya terkekeh melihat tingkah temannya. "Bismillah. Kakak pasti diterima! semangat!" Bunga tersenyum begitu lebar.

"Tu! Tu!" pekik Alif tak jelas.

"Bibi Zu, Alif ...," koreksi Bunga.

"Maksih Alif dan kamu adik termanisku." ujarnya seraya memeluk Bunga.

Alif terlihat tertawa melihat mereka yang berpelukan.

"Abis! Abis!"

Bunga terkikik. Sedangkan Zu tak mengerti. "Apa katanya?"

"Kita dibilang teletubies." jelas Bunga sembari tertawa.

Zu pun ikut tertawa sembari mengacak rambut Alif. "Mulai pinter yah sekarang."

"Tu!" panggil Alif lagi. Zu langsung memggendongnya dan mengangkatnya ke dalam pelukannya lalu menciumnya bertubi-tubi. Alif hanya terkikik kegelian.

"Nih kakak mau berangkat dulu biar nggak telat." ujar Zu seraya menyerahkan Alif.

"Hati-hati kak. Assalamualaikum." kata Bunga sembari tersenyum.

"Wa'alaikumsalam." sahut Zu yang sudah membuka pintu.

Namun langkah Zu terhenti saat di depan rumahnya ada banyak barang perlengkapan bayi yang tergeletak begitu saja. Bukan barang bekas malah barang baru semuanya, itu terlihat jelas dari pembungkusnya yang masih mengkilap.

"Kenapa kak?" Bunga melangkah ke arah Zu, karena penasaran melihat Zu yang terlihat sangat keheranan akan sesuatu. Alif masih berceloteh tak jelas dalam gendongan ibunya. Saat Bunga melihat apa yang membuat Zu heran, keduanya pun saling menatap dengan ekspresi penuh pertanyaan.

"Kenapa kalian berdua malah bengong? Ini hadiah yang baguskan?" sebuah suara menyentak keduanya dan mereka mendongak bersamaan. "Ini Alif? Mirip Juna." Ucapnya santai seraya menatap Alif dengan senyuman menawan.

"Kamu siapa?" tanya Bunga.

Sedangkan rahang Zu turun hingga mulutnya terbuka begitu lebar.

"Kamu pasti Bunga, kamu gadis yang manis. Zu pasti kamu masih ingat wajah tampanku ini'kan." ujarnya seraya berkedip ke arah Zu.

Alif malah tertawa jenaka saat melihat kedipan Priko terhadap Zu.

Bunga terlihat bingung. Sedangkan Zu masih mamasang wajah tak percaya. "Kak Zu kenal?"

"Nggak! lo ngapain ke sini!" tanya Zu kasar.

"Aih! Aku itu udah pakai bahasa sopan, jawab pakai bahasa sopan juga nona manis. Ada Alif manis nanti dia bisa niru." ujarnya lagi.

"Nggak ada kata sopan santun buat saudaranya si brengsek Arjuna!" bentak Zu.

"Aku bukan saudaranya tapi mantan kakak iparnya manis." ralatnya.

Little MotherWhere stories live. Discover now