Chapter 5: Swing

504 12 0
                                    

>>Eps. Lalu...
Satu per satu murid ke depan ruangan, sambil aku memperhatikan setiap alat musik yang para murid mainkan. Tiba saatnya Tony maju ke depan. Seketika para murid menjadi heboh. Nampaknya dia juga membawa kotak misterius, seperti beberapa murid lainnya. Apa isinya ya?
.
.
.
.
.

Tony membuka kotak yang dia bawa, dan isinya... sebuah biola! Nampaknya murid-murid lain banyak yang memainkannya juga tadi, tapi dalam hati aku penasaran bagaimana dia memainkan biolanya. Dia memoles busur biolanya dengan sesuatu seperti sabun (?) Dia memasang posisi biola....

....... seisi ruangan terdiam ketika Tony mulai mengayunkan busur dan memainkan biolanya. Sungguh indah. Apa hanya karena perasaanku saja, dia memainkan biolanya beda daripada murid lainnya. Aku merasa nyaman mendengarnya. Baru saat ini aku mendengarkan permainan biola (karena aku bukan manusia ^^" ) dan Tony memainkannya paling indah! Luar biasa!

Selesai dia memainkan biolanya , Tony membungkukkan badannya sedikit dan seketika itu juga, seisi ruangan bersorak dan menghujani tepuk tangan kepadanya. Dia berjalan kembali ke tempat duduknya, membawa kotak biolanya itu.

Triiinggggggg!!

Bel pulang sekolah telah berbunyi, aku dan seluruh murid bangkit berdiri dan memberi salam.

"Terima kasih!"

Lorong sekolah menjadi ramai karena bubarnya para murid. Seperti kata Tony, aku harus jaga jarak dengannya kalau di tempat umum, seperti sekolah. Aku heran. Aku jadi mencoba jalan duluan tanpa seizinnya, lalu mereka-reka gang yang kemarin dan tadi pagi kami lewati. Di jalanan...

"Wah, ada cewek manis nih, sob!"

"Widihhhh~ cucok nih, anak sekolah lagi!"

"Wah-wah.... anak SMP Royal Sparkletown nih!"

Aku dikerumuni oleh sekelompok laki-laki tidak dikenal, tidak berseragam. Beberapanya membawa rokok, nampaknya mereka kurang bersahabat.

"Manis, kenalkan dirimu~"

Mereka mulai mendekatiku, dengan senyum mesumnya!

"Kau tersesat? Mari sama abang aja!"

Mereka semakin mendekatiku... semakin dekat... aku ketakutan, tak bisa berbuat apa-apa. Lagian kalau aku pakai kekuatanku juga, aku tidak bisa sembarangan, bisa geger entar. Sampai...

"Manis...."

Salah seorang dari mereka mulai meraba kakiku, lalu ke paha, sampai dia memegang... rokku. Aku sedang pura-pura lemah, apalagi mereka segerombol, aku tidak bisa apa-apa!!!

Gyuuuttt!! Tep!
Seseorang meloncat dari atas gedung, ke depan mukaku...
Jaket abu-abu.... tas dan seragam sekolah....?

Tony?

"Hey, kau jangan macam-macam dengan dia."

"Oh, rupanya seorang pangeran sedang menyelamatkan putrinya! Kau jangan seenaknya ikut campur urusan kami!"

"Dia adalah temanku, jangan seenaknya tangan kotormu menyentuhnya!"

Tiba-tiba Tony menarik tanganku, dia menuntunku berlari dari kumpulan laki-laki mesum tadi. Menyusuri gang-gang kecil!

"Anabeth, kamu sih ga bilang-bilang mau pulang duluan!"

"Ya kan aku ga boleh terlalu dekat sama kamu kalau di sekolah!"

"Sial, jalan buntu!"

"Nyasar nih kita?"

"IYA!! Kamu dari awal udah salah masuk gang, untung aku temuin kamu!"

Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang