Chapter 39: Pinky Promise

121 9 0
                                    

>>Eps. Lalu...
Kami meninggalkan Horaka di mulut gang. Dia adalah orang asing yang begitu aneh. Paling aneh ketika ia mengakui dirinya mengenal Tony. Tindakannya mencurigakanku, membuatku ragu menganggapnya orang baik atau bukan.
.
.
.
.
.

"Anabeth.... oy..."

Ugh, seseorang menggoyang-goyangkan tubuhku. Aku membuka mataku dan itu Tony. Tony dengan wajahnya yang masih belum rapih duduk di depanku.

"Bangun, kebo, udah pagi."

"Hoaaammm..... *berubah menjadi manusia* hmmm?"

"Bangun, aku ada sesuatu untukmu."

"Aaa? Apa emangnya?"

"Ini, selamat natal."

"Natal? Ooo... natal... hah, udah natal lagi?!"

" *angguk-angguk* "

"Waaaah~ makasih~"

Tony memberikanku sebuah kado. Kado yang cantik, terbungkus dengan kertas mengkilat berwarna biru dengan pita silver. Aku penasaran dengan apa isinya...

BREWEKKK!!!

"Anabeth!! Jangan kasar dong bukanya!! Sayang bungkusnya (?) !!"

"Pelan-pelan kok ini, kadonya aja yang lemah (--") "

" *facepalm* "

"Yeay~ kado~"

Aku membuka box kado yang kupegang dan kudapatkan...

"Hmmm? Apa ini?"

"Ini kalung batu berlian bentuk bintang. Kuharap kau suka... oh, dan tolong jangan dimakan, oke?"

". . . Aku suka, Tony~ astaga, ini akan cocok kalau kupakai~"

"Kau akan mencobanya sekarang."

Tony mengambil kalung dariku dan berpindah ke belakangku. Dia menyingkirkan rambut yang menghalangi leherku.

". . . Permisi..." tangannya terulur ke depan kepalaku sembari mengalungkan kalung baruku itu di leherku.

Clek!

Tony telah memasangkan kalungku. Aku berjalan perlahan ke depan cermin dan melihat diriku yang telah menggunakan kalung bintang berlian. Aku memegang berlian bintang tersebut perlahan sambil digerakkan. Kalung yang indah. Wajahku memerah ketika Tony mendekat ke belakangku dan ikut memandang ke cermin sambil tersenyum.

"Terima kasih ya~ ^///^ "

"Jaga baik-baik ya. Kalau bisa kau pakai ini kalau sedang acara saja ya."

"Ah ya, benar juga. *melepas kalung* ini."

"Toh itu kalungmu, simpanlah sebaik mungkin."

"Uh-uh... teehee~ ^^"

Aku menyimpan kalung tersebut ke dalam box tadi. Kusimpan dengan baik di dalam lemari agar tetap aman. Terlintas dalam pikiranku...

"Astaga, Tony!"

"Ada apa?"

"Ah, aku lupa memberimu hadiah natal! Maafkan aku... "

". . . Itu tidak perlu. Kehadiranmu saja sampai saat ini di rumahku udah merupakan hadiah untukku."

Mukaku langsung memerah kembali mendengar apa yang dikatakan Tony. Aku melihat jendela yang putih tertutup salju. Aku membuka jendelaku untuk menyingkirkan salju-salju yang menutupi jendela.

"HALO~!"

Kyaaaaaaaak!!
Horaka muncul dari atas luar jendela kamar! Itu membuatku dan Tony cukup terkejut karena kehadirannya yang mendadak! Dia meloncat masuk ke dalam kamarku, kulihat DIA TETAP MEMAKAI ROMPI TANPA LENGANNYA DAN DIA NAMPAK TIDAK KEDINGINAN!!!

Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang