MyT>>1

5.7K 250 4
                                    

Brukk

Digo meletakkan tak santai kardus yang ia angkat dari dalam mobilnya. hari ini ia akan menempati rumah barunya. Tuntutan pekerjaan yang mengharuskan ia pindah.

Digo adalah seorang dokter disebuah rumah sakit ternama dikota Malang. Sebenarnya tak banyak barang bawaan yang ia bawa , hanya beberapa koper dan juga kardus berisi buku buku yang ia bawa dari Yogyakarta tempat ia bertugas sebelumnya.

Digo menyeka keringat dikeningnya. Seorang dokter muda dan tampan harus membereskan dan menata ruangan dirumahnya sendiri. Tak ada pembantu. Digo memang sudah terbiasa mengerjakannya sendiri.

"cari istri biar ada yang ngurus" rasanya masih jelas saran orang tuanya. Setiap kali digo kembali kekampung halamannya didaerah Lampung tak henti mama dan papa memintanya untuk segera melepas status lajangnya.

Rumah yang ia tempati tidak terlalu besar , rumah dengan model minimalis hanya memiliki dua kamar ,ruang tamu , ruang tengah , dapur dan sebuah ruang kecil yang ia manfaatkan sebagai mushola. Disisi kiri rumah terdapat taman dan juga garasi.

Setelah selesai merapikan ruang tamu dan juga dapur digo beralih kedalam kamarnya. Meletakkan kardus yang ia bawa. Digo mulai menata kamar yang akan menjadi markas besarnya.

Digo memang sering sekali menghabiskan waktu didalam kamar. Digo bukan tipe laki-laki yang sering hangout seperti teman teman pada umumnya. Menurutnya hanya didalam kamar saja sudah akan menyita waktunya, banyak hal yang bisa dilakukan. Membaca buku, menulis atau mengerjaan pekerjaan yang belum ia selesaikan.

digo mengerutkan keningnya ketika melihat sebuah agenda bersampul coklat didalam kardus terbuka yang baru saja ia letakkan. Sejenak ia menghentikan aktivitasnya. Agenda coklat itu menarik perhatiannya, tanpa menunggu lebih lama digo mengambil dan membawanya duduk dimeja yang berada disisi jendela kamarnya.

Fyuhh

Digo meniup dan juga mengusap sampul agenda itu , bermaksud menghilangkan debu yang melekat.

"gadis pencuri hati" digo bergumam membawa tulisan pada lembar pertama agenda itu. senyum kambali tersungging diwajahnya.

"hey dia tersenyum padaku" digo kembali tersenyum , sebagian fikirannya sudah kembali menyelam didalam kenangan yang sudah ia tutup rapat.

Tubuhnya mungil , rambut sebahunya terurai melambai

Senyum semanis gula itu tak pernah hilang dari wajahnya

Hazel indahnya selalu melirikku , tak taukah dia aku juga sedang memperhatikannya?

Oh Tuhan , beri kesempatan aku dekat dengannya

Coretanku diatas agenda ini adalah satu dari seribu cara untukku berbagi perasaan. Biasa aku memetik gitar atau menciptakan sebuah nada dari piano untukku melampiaskan perasaanku.

Gadis baru itu membuat diriku sebagai pencinta music menjadi seorang penyair cinta. Aku lebih sering membawa tanganku untuk membuat coretan diatas lembaran kertas agenda dengan tinta hitam dari pena yang selalu kubawa disaku kananku.

Kukenalkan namanya Retris Sisilia Wibowo . dia seorang murid baru disekolahku. Kudengar dia adalah pindahan dari Jakarta. Dia cantik , kulitnya putih, hidungnya mancung menantang, rambut hitam lurus sebahu yang berkilau. Sungguh ia seperti bidadari yang dikirim Tuhan mungkin untukku.

Aneh bukan, aku adalah siswa kelas sebelas sekolah menengah atas. Mereka bilang masih anak bau kencur. Tapi perasaan tertarik padanya sudah sangat menggebu gebu.

Mama bilang "belum waktunya untuk memikirkan seorang wanita, kamu masih kecil. Sekolah dulu yang bener"

Aku anak tunggal. Itu yang membuatku dekat sekali dengan mama. Hampir semua kejadian kuceritakan pada mama. Termasuk bidadariku itu.

Tapi rasa tertarikku padanya berbeda. Aku sering sekali merasa jantungku berpacu lebih cepat saat berpapasan dengannya. Kami tak pernah bertatap muka bahkan untuk menatap dari dekat wajahnya dengan waktu yang lebih lamapun tak pernah.

Aku hanya mampu mengaguminya tanpa mengenalnya. Hingga satu kejadian yang membuat aku menjadi lebih dekat dengannya.

"digo sebagai juara umum disekolah ini kamu otomatis yang akan mewakili sekolah kita untuk olimpiade matematika tahun ini"

Pak Sudiro berbicara menatapku. Aku berada didalam ruangannya. Prestasiku memang baik tetapi hanya pada mata pelajaran matematika. Memang nilaiku bagus untuk semua mata pelajaran tapi hanya pada matematika saja aku jatuh cinta seutuhnya. Entahlah aku lebih suka menghitung dari pada menghapal. Dan ini adalah kali pertama aku mengikuti olimpiade ditingkat provinsi.

"kamu tenang saja , bimbingan akan dimulai minggu ini. jadi kamu memiliki waktu kurang lebih selama tiga bulan untuk mempersiapkan diri"

Pak sudiro menjelaskan seolah mengerti kegelisahanku. Ini memang bukan kali pertama aku mengikuti olimpiade. Aku sudah beberapa kali mengikuti olimpiade matematika ditingkat kabupaten dan waktu bimbingan yang kudapatkan hanya selama dua minggu atau paling lama selama satu bulan.

Aku mengangguk paham. Pak sudiro menjabat tanganku dan mempersilahkanku untuk kembali kedalam kelas , kembali mengikuti pelajaran.

Aku menyusuri lorong sekolah yang sudah sepi. Terang saja, ini sudah masuk jam belajar. Kuambil sebuah buku dari dalam tasku. Kubuka pembatas buku melanjutkan aktivitas membacaku yang tertunda.

Aku memang tidak menyukai membaca tapi jangan fikir aku tak suka membaca. Aku adalah seorang readholic. Aku suka sekali membaca , buku bacaanku adalah buku buku sastra atau buku biografi orang orang hebat.

Brukk

Aku meringis memegang bahu kananku. Sakit, dalam hati aku mengutuk orang yang menabrakku. Dimana matanya hingga tak melihat diriku.

"ma maaf ya kak, aku buru buru telat nih" aku mendongakkan kepala terkejut mendengar suaranya.

Suara itu aku kenal sekali , aku sering mendengarkankan suara ini sebelum aku memejamkan mata beristirahat.

Segera kutoleh kebelakang , terlihat punggungnya menjauh. Rambut hitam yang berayun kekanan dan kekiri karna ia berlari.

Kusentuh dadaku, lagi lagi berpacu lebih cepat. Aku hanya bersentuhan bahu tapi sensasi yang diberikannya sungguh membuatku terheran heran. Kupungut buku biografi yang terlempar didepanku. Aku berjalan kembali ke kelas.

**

Sebenernya si pengen nyelesein satu cerita dulu takut nanti gak dapet feelnya. tapi udah gatel pengen update baru ini.

Menghapus Yang TerukirWhere stories live. Discover now