I

33 0 0
                                    


Jam menunjukan jam 13.00 dan terlihat Rendi duduk di kursi kayunya. Kursi tersebut diberikan nama oleh Rendi dengan nama "Kursi kepanasan Kepsek STM Panzer". Dari tadi pagi, ia sudah siap melayani orang-orang yang ingin mendaftar sekolah ini. Akantetapi, semenjak hari pembukaan pendaftaran, belum ada satu-pun orang yang ingin mendaftar menjadi murid baru STM Panzer. Begitu pula dengandaftar ulang murid kelas 11 dan 12. Jika tidak mendaftar ulang maka dianggap keluar dari Panzer Yabar.


Perawakan Rendi gagah, tinggi 175 cm, wajahnya tampan, berkacamata hitam –pada hari-hari tertentu, dan brewokan. Ia mudah untuk tertawa, tidak pernah serius melakukan sesuatu, dan selalu ceria di setiap saat. Rendi orangnya tak terlalu pintar tapi tahu apa yang harus dilakukannya saat terjadi masalah. Selain Rendi di ruangan ini, ada juga Panji yang sedang mengetik dokumen kerja di komputer pribadinya. Rendi memberi nama kursi yang duduki Panji dengan nama "Kursi kebijaksanaan Wakapsek STM Panzer". Rendi sangat suka memberi nama aneh-aneh pada kursi-kursi yang ada di ruangannya dan Panji memakluminya.

Berbeda dengan Rendi, Panji itu orang yang selalu serius di setiap saat dan jarang menunjukan ekspersinya ke orang lain termasuk sanak keluarganya. Mukanya selalu datar dan tidak pernah terlihat tersenyumataupun marah. Tingginya sekitar 173 cm, jenggotnya tipis, dan kulitnya sawo matang.

Kepintaran dan kecerdasan Panji melebihi guru-guru di STM Panzer bahkan Rendi pun kalah dengannya dalam bidang akademik.Perlu diketahui, Panji merupakan satu-satunya tenaga didik STM Panzer lulus dengan nilai sempurna dari universitasnya dan punya gelar S3, gelar akademis tertinggi yang membuat semua guru STM Panzer dan Rendi menghormatinya. Ia masuk menjadi tenaga didik STM Panzer karena Rendi menawarkannya menjadi Wakapsek STM Panzer pada saat pembangunan Panzer. Mereka berdua sudah berteman semenjak mereka kecil.


Panji merupakan orang yang berjasa atas terbentuknya STM Panzer. Panji memberikan kontribusinyadengan menyumbangkan banyak kayu miliknya dalam pembangunan STM Panzer. Perlu diketahui bahwa Panji merupakan pengusaha kayu ternama di Yabar. Lain hal dengan Rendi, Rendi merupakan pengusaha rempah-rempah yang tak terlalu dikenal di lingkup masyarakat. Mereka berdua dapat mengatur waktu mereka dengan baik dalam dunia kerja dan dunia pendidikan. Ketampanannya memang tak sebanding Rendi tapi kacamatanya dapat menjadi ciri khas darinya. Kacamatanya mempesona banyak wanita, tapi tidak bagi laki-laki yang normal. Jika Panji sudah beristri dan punya 2 anak serta 1 anak asuh maka Rendi sebaliknya. Di usianya yang sudah mencapai 45 tahun, ia belum menemukan jodoh yang pas untuknya.

Rendi merasa bosan dengan situasi seperti ini, sepi dan suntuk serta panas. Ia mengambil koran dan melipatnya lalu dijadikannya sebagai kipas. Rendi mengipas-ngipasi dirinya dan terdengar suara dari perutnya pertanda perutnya minta diisi makanan. Rendi berpikir makanan apa yang harus ia makan hari ini. Kemarin siang ia memakan nasi Warteg seberang sekolah dan kemarinnya lagi ia memakan nasi Warteg juga. Ia merasa bosan jika harus makan Warteg lagi di hari ini dan tiba-tiba, Rendi teringat bahwa ada tukang mie ayam baru yang berjualan di depan STM Panzer. Rendi merasa ingin mencicipi mie ayam tersebut dan dengan baik-baik, ia tawari temannya yang sedang mengetik namun sayang, Panji menolak tawaran ditraktir Rendi dengan alasan ia masih kenyang.

Rendi langsung mengambil ponselnya dari saku baju lalu mencari nomer Kidang Semesta atau Ki Dang Semesta, satpam STM Panzer yang sudah berusia 62. Ki Dang merupakan pensiunan tentara pusat dan semasa mudanya, puluhan pertempuran pernah ia ikuti. Ki Dang baru saja punya ponsel dan kemarin sore, ia memberikan nomernya kepada Rendi secara lisan.

Setelah berhasil menemukan nomer Ki Dang di kontaknya, ia langsung lalu menghubungi Ki Dang. Setelah tersambung, Rendi langsung mengatakan sesuatu kepada Ki Dang lewat ponselnya, "Eh pak tua. Bisa nggak lo belikan gue mie ayam kalau ada yang lewat? Duitnya ngutang du-"

STM Panzer: Kelapa MerahWhere stories live. Discover now