XX

13 0 0
                                    



Selasa,16 Oktober 899

"OkeKosim, inilah musuh terakhir dan terkuat dari segala lawan yang kauhadapi," kata Eka sambil memperlihatkan lawan terakhirnya kepadaKosim.

"Iyasih ini musuh terakhir tapi...KENAPA MESTI KIDANG?" celetuk Kosimdengan lantang melihat Ki Dang berdiri di depan hadapannya. Ki Dangterlihat telanjang dada dengan mengenakan celana hitam sedangkanKosim mengenakan baju seragamnya meningat ia baru saja selesaibersekolah. Badan Kidang yang tegak terlihat berbentuk layaknyabinaragawan.

Kosimpergi sendirian ke lapangan Tabet yang saat ini kondisinya cukupsepi. Di sana, ia bertemu dengan Eka dan Guntur yang membawa Ki Dangke hadapannya. Lapangan Tabet merupakan lapangan ramput yang seringdipakai penduduk sekitar untuk bermain bola tarkam. Dari lapangan initerlihat beberapa gedung-gedung pencakar langit yang ada di daerahTabet. Selain ada anak Panzer di situ, ada juga beberapa anak kecilyang sedang bermain sepak bola 20 meter dari tempatnya Kosim dan adaShaka yang sedang latihan melempar tombak di pinggir lapangan.

"KiDang dulunya orang militer dan bisa dipastikan kemampuan silatnyasangat sakit," kata Eka seraya melihat badan Ki Dang yang berbentukdan berlumuran keringat. "Ki Dang, bisa kau tunjukan kepada Kosimilmu silatmu?"

"Tentusaja," katanya lalu ia berjalan menunju pinggir lapangan. Eka,Guntur, dan Kosim bingung apa yang mau dilakukan kakek-kakektersebut. Kosim terlihat mukanya ada beberapa bekas luka yang iadapat dari pertarungan melawan Eri dan Otong.

Dipinggir lapangan, Kidang mengambil sesuatu dari tasnya. di sebelahtasnya terdapat tas milik Eka, Kosim, dan Guntur. Ternyata yangdiambil Kidang adalah kerisdan golok. "Untuk apa ia mengambil itu?"gumam Kosim seraya melihat satpam Panzer tersebut berjalan ketempatnya Kosim.

Didepan hadapan Kosim, Ki Dang langsung kuda-kuda kanan depan dansebelum ia memulai menunjukan kemampuanya, ia berkata pada Kosim,"Kosim, akan ku tunjukan seberapa kuat saya!"

KiDang langsung mengeluarkan jurus-jurus silatnya yang sangat cepat,sangat cepat sampai ketiga anak Panzer tersebut harus memperhatikanjeli gerakannya karenanya sepuluh gerakan bisa setara dengan sepuluhdetik. Kidang sangat lincah gerakannya, sangat lincah bagaikankijang. Sekali-sekali, Kidang mencoba menusuk dadanya dengan golokdan ajaib, tak terlihat golok tersebut mampu menusuk dadanya Kidangdan hal itu tentu mengejutkan ketiga anak Panzer tersebut.Benar-benar kemampuan mengagumkan dari sosok Kidang yang gerakannyaseperti orang menari tapi mematikan, sangat mematikan sampai-sampaiKosim merasa dirinya tak mampu menandingi kesakitan dari veteranmiliter Nusatoro tersebut. Butuh 10 orang seperti Eri, Kosim, Otong,Edah, Made, dan Noprirf untuk bisa mematikan orang sakti tersebut.Dan jika Jaka berhadapan dengan Kidang, mungkin Kidang-lah yang bakalkeluar jadi pemenang. Dalam kehidupan Kidang, ia hanya pernah kalahsekalidalam beradu silat dan itupun lawannya adalah Mahapatih Modo.Selain itu, ia selalu menang bertarung melawan semua makhluk kecualikecoa. Untuk melawan kecoa, Kidang harus memakai obat serangga atausenapannya.

Ekatak pernah membayangkan kalau ilmu silat Kidang setinggi itu dan iaberspekulasi bahwa ilmu silat Kidang bisa saja melebihi ilmu silatdari Jaka. Benar-benar malapetaka bagi Kosim yang harus menghadapilawan yang lebih kuat dari lawannya yang akan ia hadapi esok hari. Harusnya ia memilih lawan yang kekuatannya tak melebihi Jaka.

Kidangberhenti menunjukan aksi silat sakitnya dan berkata dengan banggakepada anak Panzer, "Ah, itu hanya 1/3 dari kekuatan saya. Kalausaja saya masih muda, mungkin aksi silat ini hanya 1/5 dari kekuatansaya!"

"1/5!"kejut semua anak Panzer.

"Ya,"katanya. "Kosim, apakah kau siap melawan saya?"

Dengan badan gemetaran, Kosim menjawab, "O..oke!"

STM Panzer: Kelapa MerahWhere stories live. Discover now