XIX

16 0 0
                                    



Jumat,12 Oktober 899

Setelahsemua anak Panzer pulang, di ruangan guru STM Panzer sedangberlangsung rapat yang bertujuan membahas nasib STM Panzer. Rapattersebut diikuti para guru, Ki Dang dan Panji sebagai Kepsek STMPanzer mencoba menanyakan kepada mereka apakah mereka mendukung STMPanzer Yabar bubar atau tidak. Hasilnya seperti Panji duga, 80%mendukung pengalihan tanah STM Panzer ke pemerintah Yabar dengandalih anak Panzer tidak mungkin memenangkan perlombaan meskipun adakemungkinan menang. Mereka ingin secepat mungkin pindah ke Wenkerdemi masa depan yang lebih cerah.

Setelahmembahas soal nasib Panzer, Panji menanyakan kepada para guru apayang harus mereka lakukan kepada tank STM Panzer yang terbengkalaipengerjaannya di gedung praktek. "Pak, sebaiknya tank tersebut kitakasih saja ke Wenker buat diselesaikan jika STM Panzer sudah resmijatuh ke tangan Arjuna," usul Daeng kepada Panji.

"Ideyang bagus Daeng," kata Panji,"Tapi bagaimana jika anak Panzermenang di lomba sehingga STM Panzer tetap bertahan? Kalian harus tahukalau di dunia ini semua kemungkinan bisa terjadi walaupun itukecil!"

"Benarapa yang dikatakan Pak Panji. Kita harus punya rencana cadangan jikaSTM Panzer tetap bertahan!" ujar Andi dengan suara lantang. Andidiketahui merupakan orang yang ingin STM Panzer tetap bertahanmeskipun ia tidak berkonstribusi dalam pengumpulan pembayaran hutangPanzer. Selain Andi, ada beberapa orang yang menginginkan STM PanzerYabar bertahan contohnya saja guru olahraga STM Panzer, Udin yangsekarang melatih tim futsal anak Panzer agar bisa menghadapi timfutsal pemerintah Yabar di hari Rabu. Perbedaan tersebut membuatPanji menghargai mereka dan Panji merasa bahwa perbedaan adalahsesuatu yang wajar di dunia ini dan harus dihormati.

Akhirnya,terjadi diskusi panjang antara guru-guru dan Kepsek yang menghasilkeputusan untuk melanjutkan proyek tank jika seandainya anak Panzermenang di lomba. Jika tidak, tank bakal dikirim ke Wenker bersamaandikirimnya semua guru Panzer Yabar. Diskusi selanjutnya membahasnasib buku-buku yang ada di perpustakaan, barang di gudang dankomputer-komputer baik yang di lab bahasa maupun lab komputer jikaPanzer Yabar resmi dibubarkan. Guru-guru mengusulkan kepada Panjiuntuk memberikan komputer, barang-barang gudang dan buku-buku kepadaWenker. Ide tersebut disetujui Panji dan ia akan berkordinasi denganArundaya Xavier, Kepsek STM Panzer Wenker setelah tanah Panzer Yabarresmi menjadi milik Arjuna jika seandainya itu terjadi.

Padaakhir rapat, Panji mengatakan bahwa orang-orangnya Arjuna akanmendatangi STM Panzer pada hari Senin guna mempersiapkan perlombaandan Panji mengharapkan para guru dan satpam mau mendukung acara inidan mendukung tim yang mereka jagokan. Secara resmi, pihak intansisekolah tidak memihak siapapun dikarenakan dalih Panji yangmengatakan bahwa nasib sekolah ini sudah 100% di tangan anak-anakPanzer semenjak mendiang Rendi memberikan buku rekening akun Panzerkepada anak Panzer. Perlu diketahui bahwa intansi Panzer punya duarekening; rekening anggaran sekolah yang dipegang Panji dan akunkhusus pembayaran hutang Panzer yang ada di tangan Eka.

Rapatdibubarkan dan semua guru pergi meninggalkan STM Panzer. Hanya KiDang dan Panji yang masih ada di Panzer Yabar dan di sore menjelangjam 5, mereka berjalan di sekitar lorong-lorong STM Panzer untukmemeriksa kondisi gedung-gedung STM Panzer pada sore cerah ini.

Ditengah perjalanan mereka, Ki Dang merasa ingin menanyakan sesuatuyang seharusnya ia tanyakan dari dulu pada Panji yang kebetulanberjalan di sebelah kanannya, "Pak Panji, mengapa anda mendukungtanah STM Panzer Yabar menjadi milik pemerintah? Bukannya itu berartianda mengkhianati mendiang Rendi?"

"AhKidang Semesta dengarkan saya dulu. Saya mendukung STM Panzer Yabarbubar karena merasa itulah jalan terbaik dari permasalahan STM Panzersaat ini. Ketahuilah Ki Dang bahwa STM Panzer sekarang selainterbelit masalah hutang, Panzer Yabar juga mengalami penurunan muridbaru dari tahun ke tahun dan anggaran sekolah makin lama makinmenurun saja," tutur Panji. "Oleh karena itu, saya rasa tepatjika Panzer Yabar berakhir di akhir tahun ini daripada tidak samasekali karena ada awal pasti ada akhir, ada sehat pasti ada sakit,ada pertemuan pasti ada perpisahan, dan ada lahir pasti ada mati.Itulah hakikat dari hidup, baik manusia maupun sebuah intansi yangbernama sekolah," tutur Panji panjang lebar. "Semoga Rendi dialam sana bisa mengerti kondisi STM Panzer jika dibiarkan beginiterus!"

STM Panzer: Kelapa MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang