Prolog

44.9K 2.1K 156
                                    

***

Berdiri di depan pintu besar yang dapat diperkirakan lebih lebar dari kamar mandi tempat tinggalnya saat ini, Jung Soojung sedikit terpaku dengan pemandangan yang terhampar di hadapannya. Ia tidak menyangka bahwa ada rumah seperti ini di Seoul. Soojung kira rumah-rumah mewah, besar, elegan dan bernilai arsitektur tinggi seperti ini hanya ada di Beverly Hill, Los Angeles dan tidak di Kota Seoul, Korea Selatan yang kecil tentunya.

Soojung mengerutkan alis menatap ke sekeliling tempatnya berdiri saat ini. Rumah itu memang sangat luas, mungkin chaebol di Korea Selatan benar-benar kaya. Lagi pula salah satu perusahan elektronik terbesar di dunia juga dari Korea Selatan bukan. Halaman rumah ini luar biasa luas dengan tiga bangunan seperti istana di temgahnya. Sebenarnya tempat ini tidak dapat disebut sebagai rumah karena bangunan utamanya sangat besar lebih cocok disebut mansion menurut Soojung.

Setelah puas mengamati Soojung berjalan cukup jauh dari gerbang utama tempat para penjaga untuk mencapai bangunan utama. Melewati pohon-pohon cemara besar di kiri jalan serta halaman depan rumah yang sangat luas dengan air mancur besar berwarna putih yang dihiasi patung-patung dewa Yunani yang berpose eksotis.

Setelah menempuh jarak yang cukup jauh menurut Soojung karena ia jarang berjalan kaki, oh Tuhan kakinya sanagt pegal. Akhirnya ia tiba di teras mansion tersebut, ah bukan maksud Soojung lobby. Mana ada teras yang seperti lobby Hotel Hyyat.

Pintu besar yang terbuat dari kayu di depan Soojung terbuka bahkan sebelum ia mengetuknya.

Seorang pelayan perempuan berpakaian hitam putih yang sangat rapi menyambutnya dengan menunduk hormat seperti salam khas orang Korea.

"Annyeonghaseyo," balas Soojung kiku.

"Aku Jung Soojung," ia memperkenalkan diri.

Pelayan itu menatapnya dan mengangguk seolah mengerti namun tidak berkata apapun. Dia hanya diam menatap dirinya dengan pandangan aneh menurut Soojung, karena dia menatapnya dari atas ke bawah.

"Ehem." Soojung mendehem. Ingin mendapatkan respon dari pelayan tersebut karena dia hanya diam.

"Maaf Agasshi. Tapi Mr. Kim sekarang tidak berada ditempat." Gadis muda itu menyahut.

Soojung menyengit, tidak mengerti maksud perkataan pelayan tersebut.

"Mr. Kim?" Tanyanya bingung.

"Aku kemari karena mendapat panggilan untuk wawancara." Soojung mengatakan maksud kedatangannya.

Kini giliran pelayan muda itu yang menatapnya bingung. Ia menatap Soojung dari ujung kepala hingga ujung kaki, lagi. Seperti tidak percaya akan maksud tujuan Soojung datang ke mansion besar tersebut.

"Apa Mrs Park ada?" Tanya Soojung karena pelayan tersebut kembali hanya diam saja dan bengong menatapnya.

"Oh Nyonya Park sudah menunggu anda," ujar pelayan itu yang kini kembali bersikap profesional seolah baru tersadar akan keberadaan Soojung.

"Mari ikuti saya Agasshi." Pelayan itu mempersilahkan Soojung masuk dan berjalan di depan Soojung.

Soojung mengikuti dengan langkah perlahan di belakang pelayan itu sembari mengedarkan pandangannya.

Mansion ini benar-benar besar dengan dominasi warna putih bersih. Di tengah ruangan ballroom yang Soojung lewati terdapat dua grand tangga melengkung. Soojung terus berjalan ke belakang grand tangga. Melewati lorong yang sangat bergaya vintage. Dimana dinding-dindingnya dilapisi wallpaper bunga-bunga klasik dan tergantung lukisan-lukisan indah yang mahal.

MAIDWhere stories live. Discover now