Chapter 2

25K 1.9K 217
                                    

Soojung keluar dari kamarnya dengan mengendap-ngendap. Memastikan bahwa penthouse itu kosong. Insiden tadi malam masih membuatnya trauma. Kim Jongin sialan, berani-beraninya dia mempermainkannya seperti itu.

Soojung akan membalasnya. Pria itu membuat Soojung tidak bisa tidur semalaman. Dan pagi ini ia nampak mengerikan dengan lingkaran hitam di bawah matanya.

Oleh karena itu Soojung menghindari Jongin pagi ini. Ia tidak ingin terlihat takut pada namja itu. Jika bukan karena Soojung masih butuh tinggal di penthouse Jongin, ia sudah angkat kaki dari tadi malam. Tapi lagi-lagi Soojung tidak memiliki pilihan lain selain bertahan di sini dan menghadapi Kim Jongin dengan segenap kekuatannya.

Setelah mengisi perutnya yang kroncongan dengan sandwich buatannya, Soojung mulai pekerjaannya.

Pertama Soojung membersihkan kamar Jongin yang sangat berantakan berbeda sertus delapan puluh drajat saat Soojung melihatnya kemarin. Pakaian Jongin berserakkan dimana-mana, kabel-kabel charger terurai di lantai dan beberapa gelas kotor ada di meja samping tempat tidur.

Soojung mendengus, mulai memungguti pakaian kotor Jongin. Wangi maskulin Jongin masih ada di sana tapi bau alkohol lebih menyengat.

"Apa Jongin benar-benar mabuk tadi malam?" Gumam Soojung pada dirinya sendiri. Semalam Jongin memang berbau alkohol dan terlihat mabuk, berjalan saja ia tidak bisa, ingat Soojung.

Apa itu artinya Jongin tidak sadar saat melakukan itu padanya semalam?

Soojung jadi merasa bersalah meninggalkan Jongin yang mabuk begitu saja di ruang tamu semalam. Tapi rasa bersalah itu langsung leyap begitu melihat koas putih yang dikenakan Jongin tadi malam terkena noda lipsick.

"Pria itu benar-benar brengsek," kata Soojung pada dirinya sendiri. Soojung melihatnya lebih dekat. Ada wangi parfum wanita tertinggal di sana. Itu berarti semalam pria brengsek itu....

Aish sudahlah itu bukan urusannya.

.

.

Soojung membutuhkan waktu dua jam untuk membersihkan kamar Jongin. Yang normalnya bisa seorang pelayanan lakukan dalam waktu tiga puluh menit. Tapi Soojung bukan seorang pelayan, ia bahkan tidak pernah membersihkan kamarnya sendiri. Apalagi memegang vacum cleaner.

Mulai sekarang Soojung berjanji akan lebih menghargai para pelayanannya. Pekerjaan membersihkan rumah itu melelahkan. Soojung baru merasakan itu.

Entah sudah berapa lama Soojung berkutat di ruang tengah yang luas itu tapi rasanya pekerjaannya tak kunjung selesai. Padahal tempat itu tidak benar-benar kotor. Soojung bersumpah.

Akhirnya Soojung memutuskan untuk merebahkan dirinya sebentar di sofa. Hanya sebentar saja, Soojung mati lelah dan amat ngantuk, ia tidak tidur semalam gara-gara Kim sialan Jongin. Dan seharian ini ia membersihkan penthouse sialan pria itu. Soojung ingin pingsan rasanya.

.

.

Seperti biasa Jongin pulang menjelang makan malam. Saat ia masuk ke penthousenya ruangan masih gelap padahal hari sudah malam. Tidak ada lampu yang menyala sama sekali membuat Jongin menyerngit bingung.

'Apa gadis itu pergi?' Batin Jongin.

Sial ia bisa kenal omelan lagi oleh Bibi Park bila gadis itu benar-benar pergi seperti dugaannya.

Seharusnya Jongin tidak menggodanya semalam. Merayu Soojung di saat ia baru sehari bekerja pasti membuat gadis itu shock. Tapi anehnya gadis itu menolaknya.

Jongin tidak biasa ditolak oleh seorang gadis apalagi seorang gadis pelayan. Itu sedikit melukai harga diri Jongin dan membuatnya semakin tertantang untuk menaklukan Soojung, pelayannya yang cantik.

MAIDWhere stories live. Discover now