• || Part 15 || •

229 16 6
                                    

.
.
.

Bella terdiam.

Semuanya, terdiam. Kaget, melihat kejadian yang tak pernah terbayangkan akan terjadi pada Luca.

Ban belakangnya terlihat sedikit bermasalah saat hendak berbelok.

Dan tiba-tiba motor bernomer 19 dengan pengendara Australia itu entah datang dari mana dengan kecepatan 284km yang tak bisa dikendalikannya untuk berbelok dan malah menabrak ban belakang Luca, membuatnya terpental hingga menghantam pagar pembatas sirkuit.

Kepalanya yang terlindung helm itu langsung membentur pagar pembatas, dan terjadi ledakan dari bagian belakang motor yang menimbulkan kebakaran kecil yang meresahkan semua pihak -karena bisa saja terjadi ledakan susulan yang membuat kebakaran makin besar.

Tim penolong segera datang menyelamatkan. Rossi, beberapa kru dari tim forward racing dan anak didik di akademi yang sedang menyaksikan berlangsungnya balapan pun ikut membantu.

Semuanya terjadi begitu saja, tak pernah diduga.

➖➖➖

"Gimana keadaan Luca?? Please, kasih gue masuk sebentar aja. Gue mau ngeliat keadaannya Luca ..." pinta Bella dengan isakan tangisnya.

Kru botak itu menggeleng pelan dengan wajah sedih dan gelisahnya. "Dia harus dapet pertolongan secepatnya. Kamu sabar aja ya, tunggu disini. Luca pasti baik-baik aja."

Bella menggeleng keras, "gimana bisa Luca baik-baik aja habis kecelakaan kayak gitu?? Bahkan motornya hampir meledak dan dia bisa mati disana!"

"Bel, udah Bel .." Camila mencoba menenangkan sepupunya.

"Tolong, lo tenangin diri lo dulu, karena gue bahkan siapapun disini gak akan bisa tenang dengan satu orang yang terus-terusan nangis gini! Okay? Luca pasti baik-baik aja. Lo cuma perlu berdoa biar dia tetep baik-baik aja!"

Bella terisak. Matanya mulai sembab.

"Tapi gimana lo bisa tenang dan mikir dia baik-baik aja kalo lo sendiri ngeliat gimana caranya kecelakaan dan gak dikasih ... hikss!" ia menunduk sambil menjambak rambutnya, "bayangin kalo itu cowok lo Cam, cowok lo yang jadi Luca! Gimana rasanyaa??! Hikss ..hkk .."

Camila menggeleng sambil menahan air matanya, dan langsung memeluk sepupunya itu dengan erat.

Benar-benar tak ada yang bisa mereka lakukan selain berdoa agar tak ada hal buruk yang terjadi.

➖➖➖

- Bella's pov -

Hosh ..hosh ..hosh ...

Gue terus lari menyusuri lorong rumah sakit, dan akhirnya ketemu juga sama Rossi dan yang lainnya, dilorong ruang operasi ... ?!

"Luca! Luca gimana keadaannya??"

Gia mengelus-elus lengan gue. Matanya sembab. Dia bilang "tunggu sebentar ya. Luca pasti baik-baik aja kok."

Kepala gue geleng-geleng dengan napas yang masih ngos-ngosan. Gue gak bisa tahan buat denger semua jawaban yang gue terima!

Luca pasti baik-baik aja??

Hati dan otak gue gak bilang gitu.

Jelas-jelas dia lagi ada didalam sana, diruang operasi, dan itu pasti karena ada yang nggak baik-baik aja sama Luca!

...

Migno nyentuh pundak gue, dengan tatapan sedihnya itu. Semua tatapan yang gue lihat sama. Sedih, kaget, khawatir, gelisah.

Krieek ...

Tiba-tiba pintu ruang operasi terbuka dan keluarlah dokter dan suster yang memakai baju operasi.

"Sus, gimana keadaannya?" Rossi langsung mencegat suster itu. Semuanya menunggu jawaban dengan resah.

"Oh dia baik-baik aja. Setengah jam lagi semuanya selesai kok." jawab suster dengan ramahnya, lalu pergi menyusul dokter entah kemana, dan beberapa menit setelah itu kembali lagi ke ruang operasi.

➖➖➖

Bella tak kuasa menahan air matanya sejak 5 jam yang lalu. Dan kini masih terus menetes.

Ia tak sanggup melihat Luca yang terbaring lemas diatas ranjang -baru keluar dari ruang operasi dengan tubuh dan kepala yang terbalut kain putih, menampakkan bercak darah dikening dan bagian belakang kepalanya.

"Hiks ..." isak Bella. Tangannya terus menggenggam dan sesekali mengelus punggung tangan Luca dengan lembut.

Tiba-tiba, jari Luca bergerak, dan genggaman tangan Bella dibalas olehnya. Perlahan-lahan, matanya terbuka.

"Luca!" seru Bella kaget sekaligus girang. Matanya berbinar. Ia benar-benar tak percaya.

"Kamu baik-baik aja, Luc!" katanya sambil menggenggam erat tangan Luca, kemudian membantunya duduk dan bersandar dengan perlahan.

"Etts, pelan-pelan ..." gumam Bella sambil memberdirikan bantal dibalik punggung Luca. Ia pun tersenyum, "Oh God, thank you so much!"

Tapi, ada yang aneh. Ekspresi Luca yang ... aneh.

Ia terdiam. Terlihat bingung. Memperhatikan sekitarnya dengan kedua alis yang bertaut. Tak lama kemudian, ia menatap Bella.

"Luc? Are you alright?"

"Luc? Siapa?" ia malah balik bertanya, membuat bulu kuduk Bella berdiri seketika.

"Kamu ..siapa?"

"Aku kenapa? Dimana ini?"

...

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Luca!! OMG :'

AmnesiaМесто, где живут истории. Откройте их для себя