19.

1.9K 166 11
                                    

"Wah, Nathan sama Fanna ternyata diem diem jadian ya," ucap Fauzan setelah Varo pergi meninggalkan mereka.
"Dapet pajak jadian kita, guys."

"Fanna lo kok ga bilang bilang kalo jadian, sih!" Zera berdecak sebal karena Fanna jadian tidak curhat curhat dengannya.

"Apaan sih lo pada, siapa juga yang jadian," balas Nathan yang akhirnya berucap. "Tadi kan gue cuman mau bantuin biar tuh anak orang pergi.".

"Tau nih, orang gue sama Nathan gak ada apa apa."

"Gak ada apa apa ya?" tanya Fauzan sembari menaikkan alisnya.

"Iyalah!"

"Oh, gak ada apa apa," ucap Fauzan sembari memperhatikan tangan Fanna dan Nathan yang masih saling berpegangan tangannya. "Tapi kok masih pegangan aja."

Semua langsung tertawa.
Dan Fanna dan Fauzan langsung melepaskan tangan mereka berdua. Fanna menunduk malu dan Nathan memalingkan wajahnya.

"Lo ngerusak suasana mereka berdua aja nih Kak!" ucap Zera sambil terus tertawa.
"Kasian tuh, padahal mereka pengen lama lama pegangan."

"Oh iya ya Zer, yaudah Nath lanjut aja pegangannya gapapa." ucap Fauzan sembari tertawa.

Fanna mendengus sebal dan Nathan mendelik ke arah Fauzan. "Bacot lo ah." ucap mereka serempak.

"Ciee jodoh ngomongnya barengan." ucap Arex dan Ghani bersamaan.

"Ciee Ghani sama Arex juga jodoh ngomongnya barengan." ucap Mark sembari tertawa.

"Wah iya, jangan jangan jodoh kali kita ya, Rex. Nikah yuk!" ucap Ghani sambil menaikkan alisnya dengan genit.

Mereka semua tertawa geli.

•••

Saat bel istirahat kedua, Varo tiba tiba saja menarik Fanna dan meninggalkan Arex, Ghani, Mark dengan tatapan bertanya.

"Apaan sih, lo?!" Fanna menghentakan tangannya saat mereka sampai di halaman belakang sekolah.

"Fan, gue masih sayang sama lo." ucap Varo tiba tiba sambil menatap Fanna lekat lekat. Namun, Fanna tidak merasakan apa apa, tidak seperti dulu saat Varo menembaknya.

"Maaf Var, tapi gue udah ga sayang lagi sama lo, serius. Mungkin kita emang ga ditakdirin lagi, Var.." ucap Fanna berusaha tenang. Ia memang mengakui sudah tidak ada rasa apapun lagi pada Varo. "Kita ditakdirin jadi teman. Mungkin sahabat kalau lo mau." lanjutnya.

Varo sedikit terkejut dan melepaskan tangan Fanna perlahan.

"Var, gue minta maaf, maaf banget." ucap Fanna sembari menepuk pundak Varo pelan.

Varo menghembuskan nafas.
"Oke, gapapa kok. Gue ngerti."

Fanna merasa bersalah melihat ekspresi Varo yang lesu.
"Gue bener bener minta maaf, Var.." ucap Fanna. "Mulai sekarang, lo mending lupain perasaan lo ke gue, dan kita bisa jadi sahabat."

Varo tersenyum tipis. "Makasih Fan, gue mau kok jadi sahabat lo, tapi maaf mungkin perasaan gue gak akan hilang sampai gue nemuin orang yang tepat." ucap Varo sembari menepuk puncak kepala Fanna pelan dan berlalu pergi.

Fanna semakin diliputi perasaan bersalah.

•••

"Zerrrrrr!!" teriak Fanna sambil berlari menghampiri Zera.

Fanna melihat Zera berjalan dengan agak lesu. Zera kenapa?
"Zer, lo kenapa? Kok lemes."

Zera sedikit kaget menyadari Fanna sudah dekat dengannya. Buru buru ia langsung menetralkan wajah lesunya.

"Enggak kok, gue laperr." ucap Zera sambil nyengir. Fanna menyipitkan matanya. Kayaknya dia nyembunyiin sesuatu dari gue.

"Zer, kita udah sahabatan berapa tahun deh?"

Zera heran Fanna tiba tiba bertanya seperti itu. "Empat..tahun?"

"Udah lama kan ya?"

"Iya."

Fanna mendengus sebal. "Kalo gitu, ceritain ke gue lo ada masalah apa, lo ga bisa nyembunyiin sesuatu dari gue, Zer.."

Zera tersenyum tipis. Ia merasa beruntung memiliki sahabat seperti Fanna. Dan juga sebaliknya. "Yaudah, gue cerita di rumah gue aja. Lo ke rumah gue, ya."

"Oke, tapi bentar, gue kabarin Ojan dulu."

Zera membalasnya dengan anggukan.

Afanna : Jan, gue main dulu ke rumah Zera.

FauzanP : hm.

"Yuk, zer."

Sesampainya di rumah Zera, Fanna langsung salam dengan ibu Zera dan naik ke kamarnya yang berada di lantai atas.

"Gue ambilin minum sama cemilan dulu, ya." ucap Zera dibalas anggukan oleh Fanna.

Fanna melihat isi kamar Zera, dan ia menemukan satu bingkai foto. Foto Zera dengan Arel.

Oh iya, udah lama juga gue ga denger kabar Arel.

"Nih Fan."
"Gomawo." (terima kasih)

"Jadi? Lo ada masalah apa?"

Zera menghela nafasnya pelan.

"Gue udah diputusin sama Arel kemarin."

Fanna tersentak. Ia tak menyangka Zera dan Arel yang biasanya selalu terlihat mesra, tetapi sekarang hubungan mereka sudah putus.

"Kenapa? Kok bisa?" tanya Fanna seraya menepuk pundak Zera menguatkan dia agar kuat.

"Jadi.. Gue ngeliat Arel kemarin jalan sama cewek berduaan. Ya, gue langsung samperin mereka. Gue tanya ke Arel cewek itu siapa, kata dia itu mantannya.
Dan dia dengan sadisnya bilang pengen jadian lagi sama mantannya.

Karena udah bosen sama gue. Dia juga bilang, kalo gue tuh selama ini cuman pelariannya doang. Dan sebelum dia ninggalin gue, dia bilang gue jablay." ucap Zera sambil menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Dia bilang, dia liat gue jalan sama cowok lain, terus dia bilang gue cium cium tuh cowok, tapi sumpah gue jalan sama cowok cuman sama kakak sepupu gue, gue juga gak ada cium cium sama dia,

Kita jadian udah lama banget, gue kira dia beneran sayang sama gue." lanjutnya.

Fanna sedih melihat Zera seperti ini. Namun, ia berjanji akan memaki maki Arel besok di sekolahnya.

Ah, gue curhat tentang Varo-nya nanti aja deh. Kasian Zera lagi sedih.

--------------------------------------------------
Part kali ini segini aja dulu yaa, maaf banget.

The Bawel Kpop GirlWhere stories live. Discover now