Oichi - 1

13.5K 584 24
                                    

Ikatan pernikahan.

Rembulan bersinar dengan lembut dimalam itu, hembusan angin musim gugur membuat suasana semakin senyap. Oichi berdiri menghadap keluar jendela, udara malam yang sangat dingin menghembus menyentuh kulit putih pucatnya.

"Oichi-sama, sebaiknya Anda menutup jendelanya, angin musim gugur sangat kejam. " kata pelayan pribadi Oichi, Zang.

Oichi menghela nafas beratnya, iapun berbalik dan duduk dikursi malasnya. Zang menutup jendela tersebut kemudian berdiri disamping Oichi. Tiba-tiba terdengar suara beberapa derap langkah kaki mendekat kearah pintu utama pavilliun Oichi, Zang bersiaga.

"Yang Mulia Besar tiba! " teriak lantang seseorang dari balik pintu.

Pintu pavilliun utama terbuka lebar, seorang pria dengan jubah kebesarannya berjalan dengan bijaksana kearah Oichi. Oichi segera berdiri dan menghormat kepada kakaknya. Nobunaga mempersilahkan Oichi menaikkan kepalanya.

"Apa yang membuat Nii-sama kemari ditengah malam dingin seperti ini? " tanya Oichi sopan dengan senyum lembutnya,

Keduanya duduk dikursi malas yang berada di ruang tengah pavilliun milik Oichi.

"Tadi siang, aku menyelesaikan rapat dengan para panglima besar dari berbagai klan. Kami bersepakat untuk memperkuat ikatan antar klan dengan mengadakan pernikahan. Aku menunjukmu untuk menikah dengan Panglima muda dari klan Shibata, Katsuie. " kata Nobunaga dengan nada tegas dan jelas.

"Tapi, Nii-sama.. " Oichi mencoba negosiasi,

"Aku tidak terima penolakkan dalam bentuk apapun, kau harus jadi Permaisuri Panglima Katsuie, dengan begitu klan Oda akan kembali menjadi klan terpandang. " potong Nobunaga sambil menatap lurus adiknya,

Hening.

"Tapi, kenapa tidak menikah dengan Oinu? Dia lebih tua dariku. " Oichi bersuara,

"Oinu sedang berperang diperbatasan, bergabung dengan klan Saji untuk memperebutkan kuil Sagimi. Kau satu satunya perempuan di klan Oda dan kau adalah anak sah setelah aku, itu yang membuatmu harus memenuhi perintahku. " jelas Nobunaga kemudian ia berdiri dari duduknya,

Oichi ikut berdiri.

"Besok pagi, Katsuie akan datang berkunjung. Tidurlah, besok kau harua menemaninya. " lanjut Nobunaga kemudian keluar dari pavilliun Oichi.

Oichi dan para pelayan memberi hormat.

Oichi tampak gelisah.

"Oichi-sama, Anda baik-baik saja? " tanya Zang dengan raut khawatir.

Oichi tersenyum lemah, "Tidak apa, aku harus istirahat. " kemudian Oichi masuk ke kamarnya.

*

Pagi buta, Oichi berdiri dipinggir kolam ikan koi peliharaannya yang berada di samping pavilliunnya. Sambil melamun memikirkan bagaimana sifat yang dimiliki oleh calon suaminya itu.

"Oichi-sama! " teriak seseorang dari jauh,

Tanpa menoleh, Oichi sudah tahu kalo itu suara pelayannya, Zang.

"Ada apa? " tanya Oichi sambil menebar makanan ikan ke atas air kolam,

"Kenapa di pagi buta seperti ini Anda berada disini? Kabut masih tebal, hamba takut jika seseorang datang melukai Anda. " kata Zang dengan mada penuh kekhawatiran,

"Siapa yang bernai melukai anak dari salah satu Tujuh Panglima Besar yang melegenda, apalagi kakakku seorang Panglima perang yang disegani siapapun. " kata Oichi dengan santai,

Zang baru akan membuka mulutnya lagi, tapi seorang pelayan datang mendekat.

"Oichi-sama, sudah waktunya membersihkan diri. " kata pelayan itu,

Oichi memberikan makanan ikan itu pada Zang, kemudian ia pergi menuju pavilliunnya.

*

Nobunaga sedang menjamu tamu spesialnya, yaitu Panglima Katsuie. Rival yang dulu memperebutkan satu wilayah, kini sedang mengikatkan satu kerjasama. Suara tawa khas para Panglima itu terdengar sampai sudut pavilliun utama. Nobunaga memberi isyarat pada pelayannya untuk memanggilkan Oichi.

"Kau akan jatuh cinta padanya. Aku berani bertaruh! " kata Nobunaga dengan sombongnya,

"Secantik apa putri dari Oda Nobuhide, sampai aku bisa jatuh cinta padanya? " ejek Katsuie sambil tertawa keras,

Tawanya terhenti ketika pintu terbuka lebar, menampilkan sosok wanita anggun dengan senyum mempesonanya, kulit putih pucat dengan bibir merah yang ranum, rambut hitam pekat lurus menjuntai dibelakang dengan beberapa hiasan sederhana. Oichi memberi hormat untuk keduanya. Katsuie menahan nafasnya. Nobunaga tersenyum simpul melihat reaksi rivalnya, Nobunaga memerintahkan Oichi memperkenalkan dirinya.

"Nama saya Oda Oichi, senang bertemu dengan Anda, Katsuie-sama. " kata Oichi dengan suara khasnya yang lembut dan tegas,

"Ya. Aku harap dipertemuan berikutnya kau memiliki nama klan yang sama denganku. " kata Katsuie kemudian mempersilahkan Oichi duduk.

Pembicaraan berlangsung serius mengenai pernikahan keduanya. Sampai matahari mulai menuruni bukit, mereka baru selesai.

*

Oichi kembali memandangi kolam ikan koinya, ia duduk di kursi malas yang disediakan pelayannya. Nobunaga sengaja mengunjungi pavillium adiknya setelah perjamuan dengan Katsuie.

"Kau berusaha dengan sangat baik. " kata Nobunaga berdiri membelakangi Oichi.

"Ini semua demi klan. " balas Oichi datar.

"Demi apapun itu, kau harus melakukannya sesuai perintahku. Setelah kalian menikah, aku akan mendapatkan wilayah klan Shibata di utara. " kata Nobunaga dengan senyum tipis menyungging di bibirnya,

"Kenapa dia dengan cepat memberikan wilayah kekuasaannya? " tanya Oihi merasa janggal dengan keputusan Panglima Katsuie,

"Kami bertaruh tentang kecantikanmu yang akan memikatnya dalam sekali lihat. Dan terbukti, kau memang sangat mirip dengan ibu, yang memikat ayah dalam sekali tatapan. " jawab Nobunaga,

"Kau berharap ada keturunan diantara kami? " tanya Oichi dingin,

"Kenapa tidak? Shibata adalah klan yang berjaya saat ini. Kau harus melahirkan setidaknya seorang anak penerus klan Shibata. " kata Nobunaga menoleh menatap adiknya,

"Akan kupikirkan tentang hal itu. " kata Oichi kemudian menyesap teh hijaunya,

"Jaga kesehatanmu baik-baik, dua hari lagi kau akan pindah pavilliun. " kata Nobunaga kemudian meninggalkan adiknya.

*********

Part pertamaaaa akhirnyaa...
Author minta vomment nya sebagai tanda kalian suka cerita ini. Supaya author semangat nulisnya.

Terima kasih sudah membaca!

Oichi-himeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang