Oichi - 7

3.8K 259 5
                                    

Semejak kejadian tempo hari, Oichi terus mengurung diri. Menolak makan, minum, bahkan membersihkan diri. Oichi tak pernah berpindah tempat, ia hanya duduk diam menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Semilir angin malam itu menyentuh kasar kulit pucat Oichi. Tapi, sang pemilik tidak menghiraukan dan hanya diam mematung.

Katsuie merasa frustasi dengan tingkah istrinya yang tiba tiba menjadi aneh.

"Apa dia masih menghadap jendela? " tanya Katsuie pada pengawal pribadi Oichi, Zhao.

"Ya, Katsuie-sama. " jawab Zhao,

Katsuie menghela napas gusar.

"Nobunaga tidak boleh tahu tentang hal ini. Kau kembalilah ke paviliunku, tetap awasi dia. " kata Katsuie,

Zhao memberi hormat kemudian keluar dari ruangan itu.

*

Sementara di aula utama paviliun terbesar di kediaman keluarga Oda. Nobunaga sedang berdiskusi secara resmi dengan para bawahannya. Terlihat kepala pasukan beberapa region yang bebas tugas, sedang duduk diam menghadap pemimpin mereka yang siap membagi tugas.

"Hideyosi, aku ingin kau bersiap mulai satu tahun dari sekarang. Kau akan pergi ke daerah Chougoku, aku melihat keserakahan klan Mouri tak berujung. " kata Nobunaga sambil membaca gulungan laporan,

"Apa ini tidak menyakiti Ranmaru? " tanya Hideyosi,

"Siapa yang memintamu untuk menghabisi mereka? Kau cukup amati mereka. Jika mereka berbuat hal diluar kewajaran, ambilah tindakan. " jelas Nobunaga,

Hideyosi mengerti dan menyanggupi perintah atasannya.

"Saya membawa bawahan saya yang baru, dia ahli samurai dan pandai membuat taktik peperangan. " jelas Hideyosi,

"Oh ya, kenalkan padaku, " sahut Nobunaga,

"Kau boleh keluar, " kata Hideyosi dengan lantang,

Seorang pemuda muncul dengan cepat dari arah langit langit ruangan tersebut. Pemuda itu memberi hormat ala kesatria.

"Shigekado, dari klan Takenaka. " pemuda itu memperkenalkan dirinya,

"Takenaka...? " Nobunaga mengelus pelan dagunya yang mulai tumbuh bulu halus,

"Ya, Nobunaga-sama, " sahut Shigekado,

Hideyosi menegang.

"Ah, klan yang ada di kastil tua di wilayah selatan, ya? " tanya Nobunaga terlihat ramah,

"Benar, Nobunaga-sama. " jawab Shigekado,

Hideyosi menghela napas pelan.

"Aku akan memindahkan klan kalian ke suatu tenpat, tapi itu perlu usaha, " Nobunaga menatap lurus pemuda bernama Shigekado itu,

"Tapi, apa ini tidak terlalu cepat, Nobunaga-sama? " tanya Hideyosi terlihat keberatan,

Nobunaga tidak melirik sama sekali kearah Hideyosi.

"Hancurkan desa Sekigahara. Itu hadiahku atas kesediaanmu bergabung, " tambah Nobunaga,

Hideyosi membulatkan matanya, sementara kepala region lain hanya diam tanpa bisa protes. Shigekado terlihat keberatan, tapi kemudian ia mengangguk pasti.

"Hamba laksanakan, Nobunaga-sama, " sahut Shigekado dengan lantang.

*

Nobunaga berjalan kearah utara kediamannya, tepatnya lapangan luas yang terbagi menjadi empat bagian. Satu lapangan untuk memanah, satu untuk berlatih pedang, satu lagi untuk berlatih senjata api, dan satu lainnya untuk adu gulat. Nobunaga berjalan kearag lapangan memanah, menemui seorang anak muda berumur sekitar 8 tahun, yang terlihat fokus dengan laju busurnya yang kemudian tepat mengenai lingkaran paling tengah berwarna merah.

Oichi-himeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang