Oichi - 10

3.1K 260 22
                                    


Hamparan bunga tulip yang tersapu angin bergoyang dengan indahnya, suasana hening yang sejuk itu tak begitu dinikmati oleh Katsuie. Wajah muramnya memperlihatkan ia sedang tidak dalam kondisi baik baik saja. Suara ketukan dari pintu dibelakangnya menghentikan lamunannya.

"Masuk.. " titah Katsuie,

Pintu terbuka dan seseorang berjalan mendekati Katsuie, orang itu adalah Zang yang langsung memberi hormat

"Bagaimana keadaanya? " tanya Katsuie,

"Sejauh ini, Oichi-sama sangat sehat... tapi... " Zhao memotong kalimatnya ragu,

"Apa? Jangan buat aku penasaran! " bentak Katsuie,

"Saya dengar.. Nobunaga-sama merencanakan pernikahan Oichi dalam waktu dekat. " jelas Zhao dengan perlahan sambil memperhatikan ekspresi tuannya,

"Pernikahan?? " Katsuie tampak sangat terkejut sekaligus kecewa,

"Ya, Katsuie-sama. " balas Zhao mantap,

"Klan mana yang dipilih Nobunaga untuk jadi sekutunya? " tanya Katsuie dengan mata melebar,

"Kalau itu, saya belum tahu pasti.. tapi, ada dua klan kuat yang saya duga menjadi pilihan Nobunaga-sama. " Zhao sedikit berpikir,

"Dua klan? " tanya Katsuie,

"Ya tuan, saya pikir itu adalah klan Azai dan klan Takeda. " lanjut Zhao dengan yakin,

Katsuie mengelus dagunya yang mulai ditumbuhi rambut.

*

Oichi melenguh lemah, matanya dengan pelan terbuka. Oichi memegangi keningnya yang sedikit hangat. Ia pun segera bangkit dan mengganti pakaiannya. Musim semi telah tiba, bunga bunga bermekaran dengan cantik. Oichi berjalan ke taman belakang untuk menghirup harum bunga bermekaran. Langkahnya terhenti ketika melihat seorang pria dengan baju besi khas panglima perang sedang berdiri membelakanginya, bukan, pria itu bukan Nobunaga. Oichi melangkah mendekat, namun sebuah anak panah jatuh tepat didepan kaki Oichi sebelum menapak lebih dekat. Oichi dengan siaga menarik kedua belati yang ia simpan dibalik gaunnya yang menyingkap sampai paha. Pria asing tadi berbalik dengan santainya.

"Ooh ah, kau pasti Oichi.. " sapa pria asing itu dengan senyum lebar,

Oichi menurunkan kedua belatinya perlahan, tapi tatapannya tetap tajam menatap manik mata pria asing itu.

"Simpan kembali belatimu, aku takkan melukaimu. " kata pria asing itu mencoba meraih lengan Oichi,

Namun Oichi mundur selangkah dan mengacungkan belati satunya tepat dileher pria asing itu. Suara rekatan anak panah yang siap meluncur terdengar serentak. Pria asing itu memberi tanda agar pasukannya menahan diri.

"Ho ho ho ho.. Ada apa ini ribut ribut? " tertawa keras khas Nobunaga terdengar dari arah belakang Oichi,

Oichi menoleh dan segera memberi hormat pada kakaknya.

"Apa yang pasukanmu lakukan? Apa kau berniat membunuh calon mempelaimu, Nagamasa? " tanya Nobunaga sambil menatap tajam pria asing tadi,

"Ha ha ha ha.. Itu tidak mungkin, Nobunaga. Dia cantik seperti bunga. " balas pria asing itu dengan tawa ketasnya,

Oichi membuang tatapan benci kearah lain.

"Aku lupa memperkenalkan diriku, " pria asing itu berjalan mendekati Oichi, "Namaku Azai Nagamasa, putera mahkota penerus klan Azai. " lanjutnya sembari meraih lengan Oichi dan menciumnya, yang kali ini Oichi tak memberikan perlawanan,

"Saya Oichi, " balas Oichi sembari memberi hormat,

*

2 minggu kemudian.

"Silahkan pilih, pakaian seperti apa yang kau inginkan. " tawar Nagamasa,

Siang itu di kediaman klan Oda. Nagamasa mengunjungi calon mempelainya, untuk memberikan pilihan gaun pernikahan yang akan dikenakan Oichi. Upacara pernikahan akan dilaksanakan 2 bulan kedepan. Oichi tampak memilih dan memilah dengan teliti. Setelah sekian menit, Oichi menunjuk gaun berbahan sutera, dengan dominasi warna merah.

Nagamasa tersenyum lembut, "Itu gaun yang tepat, warna merah adalah kesukaanku. " katanya sambil memerintah para pelayan memisahkan gaun pilihan Oichi,

Nagamasa mengajak Oichi ke taman belakang. Keduanya berdiri memandangi hamparan bunga cantik berbagai bentuk dan warna. Oichi merasakan hatinya menghangat, karena Nagamasa menggenggam jemarinya dengan lembut.

"Kudengar, kau pernah menikah? " tanya Nagamasa memulai pembicaraan,

Oichi menatap kosong kearah depan, "Ya, " jawabnya pelan,

"Kau tak memiliki keturunan? " tanya Nagamasa,

Oichi menggigit bibir bagian dalamnya dengan keras agar air matanya tak meluncur, "Tidak, aku tak memiliki keturunan, " jawabnya sembari menggeleng pelan,

"Aku juga pernah menikah... dua kali. " tambah Nagamasa,

Oichi menoleh dan menatap Nagamasa yang sedari tadi memandangi Oichi dari samping.

"Keduanya meninggal saat melahirkan keturunanku, " lanjut Nagamasa kemudian menatap hamparan bunga,

"Umm.. berapa usia keturunanmu sekarang? " tanya Oichi pelan,

Nagamasa tersenyum, "Sayangnya, keturunanku ikut meninggal beberapa hari setelah pemakaman ibunya, " jawab Nagamasa dengan raut sedih,

Oichi menarik Nagamasa dan memeluknya. Oichi pernah merasakan betapa pedihnya kehilangan keturunan yang sangat dinantikan.

*

2 bulan kemudian.

Oichi tampak seperti hidup kembali. Ia dengan semangat merias dirinya sendiri. Nouhime tersenyum melihat kelakuan adik iparnya, ia pun mendekati Oichi.

"Aku selalu iri padamu. " kata Nou sembari merapikan gaun Oichi,

"Hah? " Oichi tampak bingung,

"Kau manis lugu sekaligus sexy. " tambah Nou,

"Nii-sama, kau tahu kaulah wanita paling sexy yang mampu memikat kepala klan Oda. " goda Oichi,

"Anak kecil ini menggodaku..? " ejek Nou dengan gelitikan di perut Oichi,

"Aah ha ha ha, hentikan, riasanku bisa berantakan!!! " teriak Oichi sambil tertawa,

*********************

Perasaan bikin udah panjang dan semalam suntuk. Tapi kok tetep segini gini aja?

Yaudahlah yaa, nikmatin dulu part ini hahaha jangan lupa vomment!!!!!!!

Follow ig author yaa @anggvn

Oichi-himeWhere stories live. Discover now