Part 29 kelvin ardiansyah

2.6K 103 0
                                    

Namaku kevin ardiansyah. Aku putra dari farcus tersia putra kedua dari kerajaan tersia. Aku berpisah dengan ayah dan menetap didunia manusia semenjak usiaku 2 tahun tapi aku sudah terlihat seperti umur 17 tahun. Aku lahir setengah manusia dan setengah mutan aku tidak tau kenapa aku bisa lahir setengah mutan bukannya ayahku adalah vampire murni? Sebenarnya ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan pada ayahku yang pertama siapa ibuku, kedua mengapa aku setengah mutan dan ketiga kenapa ayah mengatakan bahwa ibu calista yang telah membunuh ibuku.

Dari aku kecil ayahku selalu bekata bahwa pembunuh ibuku adalah putri daldasila tersia. Dari kecil ayah memberiku kebencian. Saat ayah tau bahwa anak dari putri daldasila telah dibiarkan keluar oleh ayahnya yang tak lain adalah suami putri daldasila. Ayah menyuruhku untuk mendekati calista kemudian membunuhnya tapi apa dayaku cinta membuatku mengurungkan niatku dan menentang ayahku.

Terakhir aku bertemu calista dia berkata kalau dia akan kesebuah negara yang bernama tersia untuk pertemu ibunya. Aku terkejut saat itu aku berusaha mencegahnya aku tau dia tidak akan pernah mendengarkan aku karena yang aku tau calista adalah wanita keras kepala.

Aku merenung selama 2 hari dirumah menimbang apa yang harus aku lakukan kemudian aku putuskan untuk pergi ke tersia. Aku membawa beberapa yang aku butuhkan saat aku ditersia.

2 jam sudah saat ini aku sudah berada di negara tersia. Didalam pikiranku hanya ada calista aku harus melindunginya. Aku berjalan kerumah lamaku yang tak lain castle tempat tinggal ayahku. Disaat aku masuk castle ini masih sama seperti dulu gelap, senyap, penuh pelayan dan pengawal ayah, dan aroma darah.

"Tuan muda kembali?" ucap wanita tua yang nama cenki pelayan setia ayah, aku sering memanggil dia bi cenki.

"Hanya ingin berkunjung" ucapku.

"Anda ingin bertemu tuan besar?"

"Sepertinya ayah sedang tidak bisa diganggu?"

"Apa yang anda katakan tuan muda, tuan besar akan memberi anda apapun termasuk waktunya saat ini untuk anda."

"Benarkah?"

"Iya tuan muda, mari ikuti saya?" ucap bi cenki. Aku menuruti kemauannya dan mengikutinya. Kami berhenti di depan pintu besar yang tak lain pintu ruangan ayah.

"Tuan besar, ada tuan muda yang bekunjung?" ucap bi cenki keras.

"Suruh dia masuk." jawaban ayah yang membuat bi cenki membuka pintu. Kemudian aku masuk.

Ayah melihatku dengan penuh kebencian aku takut melihat ayah seperti ini. Aku kasihan disaat tuanya dia penuh kebencian.

"Ayah?" panggilku.

"Putraku datang?"

"Apa saya mengganggu ayah?"

"Apa yang harus aku lakukan, senang atas kedatangan putraku atau aku marah karena putraku datang bukan untukku?"

"Aku mohon yah, lupakan semua dendam itu?"

"Bahkan kalau kamu berlutut dikakiku semua itu tidak akan terjadi.!!!"

"Ayah bisakah kita hidup damai di suatu tempat hanya kita berdua tanpa dendam?"

"Cukup kelvin!!! Pergilah."

"Ayah?"

"Pergi kelvin.!!!"

"Baik kalau itu mau ayah." ucapku kemudian berjalan meninggalkan ayahnya tapi baru beberapa langkah ayah menghentikanku.

" Tunggu kelvin, menginaplah semalam, setidaknya ayah bisa melihatmu sebentar, mungkin nanti saat kau sudah keluar dari castle ini kita akan menjadi musuh?" ucap ayah kemudian pergi.

"Ayah?" ucapku disertai air mata yang menetes.

Aku keluar dari ruangan ayah kemudian menyusuri castle tua tepat ku dulu tinggal sampai kaki ini menuju kamarku. Kamar yang masih sama seperti dulu. Ku baringkan tubuh ini sampai tak sadar aku sudah tertidur.

***

Bi cenki memasuki kamarku dia membuka jendela kamarku ada cahaya matahari yang masuk membuat aku terbangun dari tidurku.

"Selamat pagi tuan muda?" ucap bi cenki.

"Selamat pagi, bi aku bukan anak kecil lagi bi cenki gak seharusnya masuk tanpa izin seperti ini?" ucapku sedikit kasar karena bi cenki membangunkanku yang masih sangat mengantuk.

"Maafkan saya tuan muda."

"Sudahlah bi maaf karena aku tadi kasar sama bi cenki, apa bi cenki bisa keluar aku ingin mandi kemudian bertemu ayah." ucapku yang di patuhi bi cenki.

Setelah kepergian bi cenki aku mandi kemudian begegas keruangan ayah.

"Ayah?"ucapku. Raut wajah ayah sekarang sangat sedih kenapa aku merasa semakin enggan meninggalkan ayah.

"Apa sudah saatnya kamu pergi?"

"Iya yah"

"Baiklah, pergilah!!"

"Ayah?"

"Setelah kau keluar dari castle ini jangan panggil aku ayah karena kita sudah menjadi musuh."

"Ayah?"

"Pergi kelvin!!!"

"Ayah?"

"Apa kau tuli kelvin!!!"

Aku terdiam dan memejamkan mataku sejenak kemudian berjalan pergi. Aku terus berjalan sampai keluar dari castle ayah aku menitikkan air mata kemudian pergi.

#kelvin pov end#

Selamat menjalankan ibadah puasa semua. Aduh telat ngucapinnya maaf ya?
Jangan lupa vote ya biar authornya seneng hahahahaha...
Kalau ada tanda baca, tulisan yang salah tolong beritahu ya karena authornya juga manusia kadang juga salah. Terimakasih :-)

PRINCESS TERSIADonde viven las historias. Descúbrelo ahora