Part 39

2.1K 94 0
                                    

Calista terus menunggu ibunya sampai malam. Para pengawal dan dayang membujuknya untuk kembali ke istana tapi calista enggan beranjak dari ruang rawat ibunya.

Sampai pagi menjelang mata calista tak lelah dan tak mengantuk dia hanya menatap sendu ibunya. Kelvin memasuki ruangan lord kemudian mengelus kepala calista.

"Kau akan sakit kalau seperti ini?" ucap kelvin

"Aku takut ada orang yang mencelakai bunda?" ucap calista.

"Aku tau kamu sayang dengan lord tapi kamu juga harus jaga kesehatanmu calista."

"Tapi kelvin..."

"Tidak ada tapi tapian, sekarang kembali ke istana biar aku yang menjaga lord, istirahatlah" ucap kelvin tulus. Calista berfikir sejenak kemudian mengangguk kearah kelvin.

Calista keluar dari ruang inap ibunya. Disaat perjalanan kembali keistana calista melihat aldo yang terbaring lemah melalui jendela kamar inap aldo. Calista memasuki ruangan aldo kemudian mendekatinya.

"Apa sakit...? Kenapa kamu menolongku aldo?" tanya calista tapi aldo tak meresponnya. "Kata bunda dari kecil kau selalu melindungiku, kenapa kamu melindungiku?" ucap calista sedikit menangis. "Cepat sembuh ya."

Dikondisi mata yang tetutup aldo meneteskan air mata seperti dia mendengar suara calista. Calista membenamkan wajahnya didalam telapak tangannya dia begitu sedih.

"Kenapa semua orang yang aku sayangi terbaring tak berdaya tuhan, tolong sembuhkan mereka tuhan." ucap calista dengan menangis.

"Aku tak pernah menyesal menyelamatkanmu?" ucap aldo tiba-tiba. Calista terkejut melihat aldo sudah siuman.

"Aldo"

"Biasa aja kali ekspresinya."

"Ah ya ampun" ucap calista kemudian memeluk aldo.

"Hei, sakit calista, ya ampun punggungku"

"Maaf" calista menundukkan wajahnya.

Aldo mengangkat wajah calista. "Hai jangan jadi seperti ini, kau aneh kalau cemberut." ledek aldo."Bagaimana keadaan lord?" tanya aldo.

"Bunda membutuhkan jantung"

"Jantung, apa aku bisa mendonorkannya?"

"Hai jangan konyol ya!!!"

"Kenapa?"

"Tidak, pokoknya jangan bertindak konyol"

"Kamu tau calista,saat lord terpaksa menyerahkanmu pada ayahmu lord sangat sedih. Aku selalu menemaninya dan berkata bahwa calista akan kembali. Aku menghiburnya, melayaninya, dan selalu bersamanya menggantikanmu. Lord sudah aku anggap sebagai ibuku bukan lagi ratuku. Apa aku salah menolong ibuku?"

"Tidak aldo. Cukup, istirahatlah." ucap calista meninggalkan ruangan aldo. Aldo terus memanggil calista tapi calista tak memperdulikannya dan terus melangkah pergi.

***

Calista berjalan dengan gontai menuju istana. Dia memikirkan kata-kata dokter dan kata-kata aldo.

"Putri" teriak dayang kearah calista.

"Ya" kaget calista.

"Kenapa putri melamun?"

"Bayak pikiran."

"Putri, tuan antonio ada didalam istana."

"Ayah disini?" tanya calista yang dijawab anggukan dari dayang itu.

Calista berlari kedalam istana. Diruangan besar terdapat antonio yang gagah duduk di sofa dengan meminum teh hangat.

"Ayah?" teriak calista kemudian memeluk sang ayah.

"Dari mana kau?"

"Dari rumah sakit"

"Jangan bohong, ayah tadi juga ke rumah sakit menengok bunda, tapi kamu tidak ada?"

"Ah, aku baru menjenguk aldo yah"

"Aldo?"

"Ya, dia tertusuk belati karena ingin menyelamatkanku."

"Aku harus mengucapkan terimakasih padanya"

"Itu memang yang harus ayah lakukan. Ayah tidak menjaga bunda?"

"Ayah sebentar lagi akan ke rumah sakit, ayah kesini hanya ingin mencarimu."

"Ayah, apa ayah sudah tau tentang jantung hunda?"

"Ya, ayah akan berusaha mencari pendonornya, tenanglah."

"Iya ayah."

"Istirahatlah, ayah akan kembali ke rumah sakit."

***

Antonio berjalan menuju kamar inap aldo. Antonio melihat aldo dari jendela kamar inap aldo kemudian masuk kedalam. Dia melihat aldo yang terbaring dengan mata yang tertutup.

"Terimakasih telah menolong calista." ucap antonio. Antonio mengusap kepala aldo.

Aldo yang merasakan ada yang mengusapan kepalanya kemudian membuka matanya. "Paman tau aku sangat mencintainya. Aku akan melakukan apapun untuk calista." ucap aldo kemudian membuka matanya.

"Ya aku tau. Istirahatlah maaf sudah mengganggumu. Aku akan keruangan istriku." ucap antonio aldo hanya mengangguk mengiyakan.

Antonio pergi dari kamar inap aldo. Dia berhenti di balik pintu kamar inap itu kemudian berkata "Aku tidak bisa memihak antar kau dan kelvin. Hanya calista yang bisa memilih. Tapi dari tatapan calista pada kelvin aku merasa calista telah mencintai kelvin."

PRINCESS TERSIAحيث تعيش القصص. اكتشف الآن