Birthday Nightmare

183 13 1
                                    

"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday to you."

Nyanyian itu terus membuatku teringat pada peristiwa yang tidak bisa ku lupakan dan membuatku sesak begitu mengingatnya. Ya, sesak. Semuanya berubah saat ulang tahunku yang ke-17. Saat aku meminta keluargaku untuk merayakan ulang tahunku dengan meriah dan mewah. Ya, meriah dan mewah. Dengan kue ulang tahun bertingkat 5, balon-balon, ballroom hotel yang disulap begitu indah, undangan untuk seluruh teman-temanku, band terkenal yang diundang ke ulang tahunku, dan tidak lupa gaun cantik dan mahal.

MENAKJUBKAN. Satu kata yang dapat disimpulkan untuk pesta ulang tahunku ini dari seluruh tamu yang hadir. Seluruh temanku iri melihat pesta ulang tahunku yang mewah. Namun, ini semua masih belum terasa cukup untukku karena aku masih menunggu seseorang. Ya, kalian pasti tahu dengan jelas siapa yang kutunggu. Dia adalah pacarku. Most wanted disekolah dengan segudang prestasi baik akademik maupun non-akademik. Dia bernama Arya Resvo Andreas.

"Sayang, acarnya dimulai sekarang saja yah?" tanya bunda sambil merangkulku.

"Sebentar lagi yah, bun" jawabku sambil melihat sekeliling mencari keberadaan Arya.

"Kasian teman-temanmu sudah menunggu lama, cantik." Ujar bunda merayuku agar memulai acara.

"Hm. Yaudah deh mulai sekarang." Ujarku dengan lesu.

Keluargaku memang tidak mengetahui hubunganku dengan Arya, jadi lebih baik aku menuruti kemauan bunda. Acaranya pun sudah dimulai, namun Arya masih belum datang juga. Aku masih menunggu. Namun sudah setengah jam ia masih belum datang. Aku mencoba menghubunginya namun nomornya tidak aktif.

"Apa mungkin Arya tidak datang?" tanyaku sendiri sambil mencoba menghubunginya terus.

"Loh kok gelap" ucapku saat lampu tiba-tiba mati. Setelah beberapa detik lampu kembali menyala. Namun, hanya lampu yang berada di stage. Kekita ku melihat ternyata ada sesorang yang tengah duduk sambil memangku gitar dan ku coba lihat lebih jelas lagi, ternyata itu Arya. Ia menyayikan sebuah lagu untukku. Begitu lagu yang dinyanyikannya selesai ia menghampiriku.

"Selamat ulang tahun princess," ucapnya sambil memelukku. Ya, memelukku. Sampai aku kehabisan napas.

"Hidupmu akan segera berakhir cantik." Ujar Arya sambil terus mengeratkan pelukannya. Setelah Arya berbicara seperti itu mulai terdengar suara tembakan beruntun dan teriakkan para tamu.

"Ke-ke-ke---nap—pa—ka ka ka mu ber—bicara sep—per – ti- i- i- tu ?" tanyaku terbata-bata karena mulai kehabisan napas.

"Karena kau dan keluargamu akan kubunuh."

"Ta-ta-pi ken-nap-pa?"

"Karena aku sangat membenci keluargamu."

Aku sudah tidak sanggup lagi berbicara karena pelukannya semakin lama semakin kencang. Aku mendengar teriakan keluargaku dan suara tembakkan yang beruntun yang mengakibatkan orang tuaku meninggal di tempat, di depan mataku sebelum pandanganku mengabur. Setelah keluargaku tertembak, ia pun mengendurkan pelukannya yang membuatku jatuh terkulai di lantai.

Ia menyeretku dengan menarik rambutku, namun aku berontak dan ia tetap menyeretku. Aku mulai lemas, namun ia tiba tiba berhenti ketika ia mulai menemukan apa yang dicarinya. Sebelum ia sempat mengambil benda itu, aku lebih dulu sadar bahwa ada garpu disebalahku, aku mengambilnya mulai melukai tangannya dengan garpu itu. Ia pun melepaskan rambutku dan memegangi tangannya. Aku bangkit dan mengambil gelas lalu memecahkannya dikepala Arya. Ia memegangi kepalanya menahan rasa sakit dan aku mulai mencongkel matanya dengan garpu sampai uratnya pun ikut keluar, aku pun menusukkan ujung gelas tadi tepat di jantungnya berada.

Sesaat aku baru sadar dengan apa yang aku lakukan dan tak lama polisi datang. Aku ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Fikiranku kacau saat itu, aku memikirkan keluargaku yang dibunuh dan mengapa Arya begitu membenciku dan keluargaku. Aku divonis penjara seumur hidup karena telah membunuh Arya dengan begitu kejam dan sadis.

***

HAPPY BIRTHDAYWhere stories live. Discover now